F

Mahouka Koukou No Rettousei Volume 17 Chapter 2 Bahasa Indonesia

8 Januari, hari pertama dari semester baru. Kelompok Tatsuya yang bersisi tiga orang pergi ke sekolah 30 menit lebih awal daripada biasanya.   

Ini bukan karena upacara pembukaan. Walaupun mereka bertiga adalah anggota Dewan Siswa, ini bukan karena mereka butuh menyiapkan acara yang berhubungan dengan semester baru juga.  

Alasan mereka berangkat lebih pagi adalah karena mereka telah mendapat pesan langsung dari sekolah., Tatsuya dan Miyuki menerima e-mail yang meminta mereka datang ke Kantor Kepala Sekolah sebelum sekolah dibuka.   

E-mail sampai pada siang hari. Pada saat itu, walaupun Miyuki masih dirumah, Tatsuya sudah pergi menuju FLT. Karena itu, ini hanya setelah makan malam mereka dapat membicarakannya, mereka segera mengerti alasan dibalik pemanggilan ini.   

Akan sulit untuk memikirkan alasan lain selain konfirmasi kepada Asosiasi Sihir tentang posisi Tatsuya dan Miyuki sebagai anggota keluarga Yotsuba.   

Pertanyaan yang bercampur, dan teguran untuk menyerahkan informasi palsu tentang identitas mereka kepada sekolah dan tekanan untuk memastikan itu, meskipun fakta bahwa mereka bertunangan, mereka juga akan masih berprilaku seperti biasa disekolah. Ini adalah hal yang dapat mereka duga.   Prediksi ini akan dibuktikan di tempat.   

Didepan Tatsuya dan Miyuki adalah Dean Yaosaka, dan lebih dalam di kantor, dibelakang meja yang mengesankan, adalah kepala sekolah itu sendiri, Momoyama Azuma. Sementara, Minami ada dikelasnya. Pesan itu hanya ditujukan kepada Tatsuya dan Miyuki saja.

“Lalu, kau mengatakan bahwa kau tidak pernah bermaksud untuk memberikan informasi palsu kepada sekolah?”   

“Tentu. Karena bahkan ini tercatat di Data Keluarga, sampai sekarang, aku juga mempercayainya.”   

Momoyama cemberut pada nada militer Tatsuya, atau ini mungkin karena sikap Tatsuya yang tanpa ketegangan, bahwa dia merasa dibatas penghinaan.  

Yaosaka telah menjadi sangat perseptif terhadap perubahan suasana hati kepala sekolah selama bertahun-tahun dan ia mulai merasa gugup sambil terus menginterogasi Tatsuya.   

“Lalu itu artinya Data Keluarga dipalsukan? Dalam kemungkinan orang-orangmu sengaja memalsukan surat-surat resmi, ada kemungkinan kalian akan dikeluarkan dari Data Sekolah.”    

“Tentang itu, aku telah mendengar bahwa kalian sudah mendapat surat permintaan maaf dari ayahku juga dengan dokumen yang menjelaskan semua masalah ini.”   

“Aku memang sudah menerima suratnya. Bahwa ada kesalahan tulis dari ibumu pada akta lahirmu dan kau belum mengetahuinya sampai sekarang. Namun, aku mempertanyakan hal yang mustahil untuk tak disadari kesalahannya selama 17 tahun.”   

“Ayahku tidak tertarik kepadaku. Sekarang aku pikir, ini mungkin karena aku bukanlah anak kandungnya.”   

Bahkan setelah mendengar seorang ayah yang tidak peduli pada anaknya, ekspresi Yaosaka tidak terlalu berubah. Itu karena cerita seperti itu, di masa lalu maupun sekarang, bukanlah hal yang jarang.   

Karena itu, dia tidak memikirkan perkataan Tatsuya adalah kebohongan.   

“Kepala sekolah, aku tidak merasa bahwa penjelasan Tatsuya-kun memiliki keanehan.”

Momoyama tidak segera menjawab.   

“Data Publik, termasuk Data Keluarga, telah dibetulkan. Jika kita menerima keadaan khusus keluarga mereka, aku rasa tidak perlu adanya hukuman, bagaimana menurutmu.”   

“Aku mengerti situasinya.”   

Momoyama mengangguk dengan sungguh-sungguh. Di tangan lain, Yaosaka menunjukkan tanda-tanda tenang yang jelas.   

“Memang betul, bukanlah kalian berdua yang bertanggung jawab akan hal ini. Ini bukanlah tempat tim pendidikan memberikan hukuman pada pihak yang tak bersalah. Namun, walaupun jika penghapusan kalian dari Data Sekolah dibatalkan, jangan lupakan hal apa yang dapat menimpa kalian jika ini terjadi lagi. Tolong sampaikan peringatan ini kepada orang tua kalian.”   

“Mengerti.”   

Untuk menyamai Tatsuya yang membungkuk, Miyuki juga membungkuk dengan sopan juga.   

“Mulai sekarang, walaupun kalian bertunangan, aku meminta kalian untuk tidak terlalu menunjukkannya di sekolah. Mengingat keadaan khususmu, aku tidak berniat melawan hubungan kalian.”   

“Terima kasih banyak.”   

Mereka berdua membungkuk kepada Momoyama sekali lagi.   

“…Sampai sekarang banyak hal yang dibebaskan karena kalian bersaudara, namun, jangan lupa mulai sekarang kalian akan dilihat sebagai tunangan.”   

“Mengerti.”   

Setelah Yaosaka mengatakan fakta ini, interogasi dan nasihat di Kantor Kepala Sekolah berakhir.

◊ ◊ ◊   

‘Nasihat’ dari Dean dan kepala sekolah berakhir jauh lebih cepat dari yang dipikirkan. Tapi, jika dibandingkan dengan waktu biasa Tatsuya sedikit terlambat pergi ke Kelas 2-E.   

“Ah, itu dia.”   

Itu mungkin alasan Erika telah menunggu di jendela sampai di datang.   

“Yo, Tatsuya. Sudah cukup lama.”   

Sepertinya Leo, setelah mengetahui Tatsuya belum sampai, dia kembali ke kelasnya sendiri untuk sesaat. Leo menyapanya dari belakang saat dia melewati Kelas F.   

“Erika, Leo, lama tidak jumpa.”   

Tatsuya berhenti di lorong dan menjawab mereka seperti itu. Ngomong-ngomong, alasan nama Erika disebutnya lebih dulu adalah karena kalau tidak dia akan merajuk.   

“Tatsuya-kun, kapan kau kembali ke Tokyo?”   

Saat di mana Erika menanyai hal itu, Tatsuya mengingat bahwa dia telah berjanji untuk segera mengabarkan jika urusannya sudah selesai.   

“Empat hari yang lalu. Maaf tidak memberitahumu.”   

Tatsuya bukanlah tipe orang yang pelupa. Untuk lebih tepatnya, dia tidak dapat melupakan hal. Namun, kali ini, dia tidak memiliki waktu untuk memikirkan itu.   

“Tidak apa-apa. Pasti benar-benar susah bukan?”   

“Aku tahu, tapi tetap saja, ini mungkin akan lebih buruk mulai sekarang. Aku sudah mengalami shock awal sehingga, tidak ada masalah bagiku.”

Tatsuya sedikit terkejut dengan perkataan Leo. Ini bukan keanehan bagi Erika untuk mengetahui surat dari Keluarga Yotsuba kepada semua Asosiasi Sihir. Keluarga Chiba masuk ke daftar dari banyak Keluarga yang dikirimi duplikat surat.   

Namun, keluarga Leo tidak memiliki hubungan pada Masyarakat Sihir Jepang. Masalahnya, gen sihir Leo berasal dari kakeknya yang merupakan pengungsi dari Jerman, dia tidak memiliki hubungan dengan Keluarga Sihir apapun di Jepang. Itulah mengapa seharusnya dia tidak mengetahui informasi dari Asosiasi Sihir ataupun mendengar rumor dari Keluarga apapun yang merupakan bagian dari itu.   

Apa informasi tentang hubunganku, Miyuki dan Keluarga Yotsuba sudah menyebar sejauh itu… 

Jawaban untuk pertanyaan Tatsuya adalah menanyai dirinya sendiri segera setelah itu diberikan kepadanya.  

Segera setelah dia memasuki kelas, semua tatapan temannya terkumpul padanya, lalu segera berpindah.   

“Selamat pagi.”   

Tatsuya kurang lebih mengerti apa yang dipikirkan orang lain tentangnya, tapi, dia menyapa Mizuku yang duduk disampingnya seperti biasa.   

“Ah, umm, selamat pagi…..”   

Seperti dugaan, Mizuki segera memalingkan pandangannya setelah menjawab. Itu jelas bahwa dia telah mendengar situasi Tatsuya dan Miyuki.   

Tatsuya juga memalingkan matanya dari Mizuki dan mengeluarkan terminal yang terpasang dimejanya.  

Dua orang yang telah berbicara dengan Tatsuya sebelum dia memasuki kelas. Erika, sedang mengistirahatkan lengannya di jendela, dan Leo yang berada dibelakangnya, menunjukkan tatapan gelisah pada Tatsuya.

Tatsuya menemui pandangan mereka dan membuat ekspresi yang mengatakan ‘jangan khawatir’.   Pagi ini, Mikihiko tidak muncul di Kelas 2-E.   

◊ ◊ ◊   

Kelas pagi telah selesai. Sepertinya cara teman Tatsuya menghadapi dirinya adalah dengan mengabaikannya sebisa mereka.   

Tatsuya memang tidak sering berbicara dengan temannya. Namun, ini pertama kalinya tidak ada seorangpun yang memanggilnya selama setengah hari. Meskipun dia telah menjaga jarak, sudah biasa bahwa beberapa orang meminta bantuannya saat mereka memiliki masalah.   

Tatsuya tidak memperdulikan tatapan temannya, bahkan jika mereka merasa jijik atau permusuhan. Jika mereka siap untuk mengucilkannya maka dia hanya perlu untuk menutup dan menolak keberadaan mereka.   

Ini bukan seperti jika Tatsuya membenci manusia.   Tapi diwaktu yang sama, ini bukan berarti dia juga menyukai mereka.   

Tatsuya sangat merasa selama Miyuki berada didekatnya, dia tidak membutuhkan apapun.  

Keberadaan dari orang selain Miyuki tidaklah penting baginya, meskipun itu lebih baik untuk memiliki orang-orang sekitar untuk menjalani kehidupan sekolah yang menyenangkan, ini lebih jauh daripada itu. Namun untuk alasan itu, dia ingin untuk menjaga setidaknya hubungan yang baik seperti tidak menjadikan mereka musuh.   

Di atmosfer sekarang, ini akan menjadi tidak nyaman untuk membuat langkah pertama. Itulah pemikiran Tatsuya.

“Mizuku, aku akan pergi ke Ruang Dewan Siswa, bisakah kau mengatakannya jika ada yang bertanya.”   

“Y-ya!”   

Suara reaksi Mizuki saat menjawab Tatsuya menunjukkan tanda ketakutan.   

Tatsuya tidak berbohong saat dia mengatakan dia pergi ke Ruang Dewan Siswa. Namun dia berputar balik didepan pintu.   

Itu karena Honoka dan Shizuku didalamnya.   

Tanpa membukan pintu ataupun menggunakan ‘Elemental Sight’ nya, dia dapat mengetahuinya, jika mereka hanya dipisahkan oleh satu pintu. Ini akan berbeda cerita jika mereka dapat membuat kehadiran mereka sulit untuk dirasakan Tatsuya. Untuknya, ini merupakan hal yang tak disadari, namun murid biasa tidak menyembunyikan kehadiran mereka di area sekolah.   

Karena Honoka adalah anggota dari Dewan Siswa ini tidaklah mengejutkan jika dia ada di dalam. Dia juga terbiasa dengan Shizuku yang sering juga mengunjungi. Namun, fakta bahwa mereka berdua hari ini bersama berada di ruang Dewan Siswa sangat mengejutkan.   

Tidak seperti ekspektasinya, Miyuki tidak hadir di Ruang Dewan Siswa.   

Tatsuya meninggalkan tempat itu.   

Alasan Honoka dan Shizuku berada di Ruang Dewan Siswa adalah untuk menghindari tatapan curiga yang akan dirasakan mereka di ruang makan. Mereka sangat dikenal oleh semua murid SMA 1 sebagai teman Miyuki. Jumlah gadis di kelas dua yang juga tahu tentang perasaan Honoka kepada Tatsuya juga bukan beberapa.   

Untuk alasan yang sama, Miyuki juga menghindari ruang makan.

Terlebih lagi dialah rumor yang dibicarakan. Sebagai Ketua Dewan Siswa, Miyuki sering memakan makan siangnya di Ruang Dewan Siswa. Tatsuya pikir seperti itu juga hari ini. Tatsuya pikir yang ingin menghindari Miyuki adalah Honoka, tapi ini sepertinya sebaliknya.   

Mengingat apa yang dikatakan kepala sekolah kepada mereka pagi tadi, untuk sementara Tatsuya lebih baik menghindari makan siang bersama. Sepertinya Miyuki juga berpikir bahwa ini diperlukan, Tatsuya telah datang dengan proposisi ini segera setelah mereka keluar dari Kantor Kepala Sekolah, mengenakan ekspresi tidak puas yang dia telah terima dengan enggan.   

Untuk alasan itu, mereka belum memutuskan tempat bertemu. Namun, dengan sedikit memfokuskan indera, Tatsuya dengan cepat mengetahui lokasi Miyuki. Ini tidak terlalu sulit untuk memikirkan apa yang dilakukannya, setelah mengetahui lokasinya, Tatsuya menuju ketempatnya.   

Pintu ke atap dibuka. Dan tanpa bayangan keraguan, Miyuki berada disitu.   

Walaupun salju belum turun atau sejenisnya, suhu masih hanya di babak pertama dari kisaran satu digit. Jika kau pikir tentang ini, tidak akan ada satu murid pun yang akan naik ke atap saat di udara dingin. Ini adalah tempat yang baik untuk seseorang yang ingin sendiri.   

“Ah, Onii-sama. Aku telah menunggumu.”   

Ya, ini memang bukan benar-benar ‘untuk sendiri’ walaupun lebih pada ‘hanya berdua sendiri’. Ini terlihat seperti rencana Miyuki dari awal.   

“Jika kau mengatakan kepadaku aku akan segera datang aku tahu?”   

Miyuki tersenyum dengan halus pada jawaban Tatsuya.   

“Tidak mungkin Onii-sama tidak tahu di mana untuk menemukanku.”

Sesuai dengan senyuman yang ditujukan kepadanya, tubuh Tatsuya merasakan kehangatan yang lembut. Ini bukan hanya sebuah imajinasi. Itu adalah sihir Miyuki.   

“Onii-sama, kau masih belum makan siang bukan? Tolong duduk disini.”   

Miyuki menawarkan Tatsuya untuk duduk disampingnya. Dia sekarang sedang duduk di kursi untuk tiga orang, di ujung kanannya. Karena Tatsuya aslinya berencana untuk duduk disampingnya, dia menerima tawarannya tanpa keberatan.   

Miyuki mengeluarkan dua kotak dengan ukuran yang bervariasi dari paket yang berada dalam pangkuannya. Yang kecil berada dipangkuannya dan dia memberikan yang besar kepada Tatsuya. Tanpa perlu berkata, ini adalah bento.   

“Jadi kau bahkan menyiapkan bento?”   

“Ya, aku menyiapkannya setelah Onii-sama pergi untuk latihan pagi. Aku pikir ini akan berguna hari ini.”   

Sekarang setelah dia mengatakannya, Tatsuya ingin bahwa Minami membawa tas yang sedikit besar selagi mereka berangkat menuju Kantor Kepala Sekolah.   

“Aku mengerti. Terima kasih, Miyuki.”   

Tatsuya pikir bahwa ini akan menjadi tidak berguna untuk tidak menunjukkan rasa terima kasihnya sebelumnya. Namun itu bukanlah sesuatu yang harus dikatakannya, atau seperti itulah pikirannya. Miyuki hampir dipastikan menyiapkan dua kota bento karena dia mengantisipasi apa yang akan terjadi hari ini. Dan alasan untuk tetap diam tentang mereka mungkin bahwa dia tidak ingin dia untuk sadar seberapa buruk situasi akan terjadi.   

“Jangan katakan itu. Tapi, lagipula ini sepertinya kita berakhir makan siang bersama.”

Tatsuya tidak bisa melakukan apa-apa tapi memberikan senyuman kecut kepada perkataan Miyuki yang bercampur dengan sedikit celaan.   

“Jika kamu sudah memberitahuku tentang bento pagi ini aku tidak akan menyarankan kita makan siang terpisah.”   

“Oh, apa itu benar?”   

Meskipun nada tidak puasnya Miyuki dalam suasana hati yang ceria. Mungkin karena, mengkesampingkan detail-detal kecil, mereka makan siang berdua.  

Namun, dalam mata Tatsuya, sedikit kesombongan mungkin akan tercampur juga.   

“Baiklah kalau begitu. Maka, aku akan memakannya.”   

“Tolong, kalau begitu.”   

Menerima ijin itu, Tatsuya membuka penutup bento itu.   

Menunjukkan senyum nakal, Miyuki memberikan sumpit kepada Tatsuya.  

“Ngomong-ngomong, tidak ada masalah untukku memberikanmu makanan juga.”   

Menjaga keseimbangannya agar tidak menjatuhkan bento dari pangkuannya, Miyuki mengambil makanan dari bento Tatsuya dengan sumpit. Lalu dia membawanya ke mulut Tatsuya.   

“Biarkan aku memakannya.”   

Mengatakan itu tanpa tanda panik, Tatsuya mendekatkan lehernya untuk memakan apa yang Miyuki pegang dengan sumpitnya tanpa menyentuhnya.   

Wajah Miyuki segera memerah.   

Miyuki mengatur kembali postur duduknya dengan panik dan membuka tutup bento nya sendiri.

Dengan kata lain, dia baru saja melakukan gerakan penghancur diri.   

“Bento yang dipersiapkan Miyuki seperti dugaan, benar-benar enak.”   

Selagi berkata seperti itu, Tatsuya mencuri pandang pada wajah Miyuki.   

Dan, ia memperkirakan bahwa menggodanya tidak perlu terlalu jauh. Sejujurnya dia benar-benar ingin untuk menindaklanjuti dengan "Maukah kau menyuapiku lebih lama?" tapi menahan diri.   

“…Hanya berdua itu enak, namun, hanya melihat langit musim dingin sebagai pemandangan dapat membuat depresi. Jika kita dapat menemukan kelas yang tidak digunakan aku ingin merelokasinya mulai besok.”   

Melihat Miyuki yang menggantung kepalanya kebawah, Tatsuya tidak ingin candaan ini membuatnya melakukan sesuatu yang buruk sehingga dia merubah topik.

“Apa tidak apa-apa untuk kita… makan bersama mulai besok?”   

“Aku rasa lebih baik melakukannya seperti ini untuk sementara. Walaupun, hari di mana Dewan Siswa akan memiliki banyak pekerjaan akan berbeda.”   

Walaupun itu berbeda dari tujuan yang telah mereka rencanakan pagi tadi, Miyuki tidak menolaknya.  

“Mari kita cari satu sebelum akhir hari.”   

Mengepalkan tangan, Miyuki dengan kuat menyatakan itu.   

“Aku juga akan mencari satu juga, jadi jangan paksakan dirimu terlalu keras.”   

Pada senyuman Tatsuya, semangat adiknya mulai tenang.   

“—Bagaimana kalau Kelas-A?”

Tatsuya memulai percakapan ini setelah mereka berdua selesai memakan bento mereka.   

“Aku tahu ini memang tak bisa dihindari tapi ini tetap tidak nyaman. Ini seperti semua orang melihatku dari kejauhan dan ini terasa mereka membicarakan dibelakang kita.”   

“Tidak ada yang menyapaku juga hari ini.”   

“Aku bahkan tidak bisa berbicara dengan Honoka atau Shizuku.”   

Mendengar itu, Tatsuya sedikit mengerutkan dahinya.   

“…Apa mereka marah?”   

“Selama aku berbicara langsung kepada mereka, mereka akan menjawab tapi….Ya. setidaknya aku mendapat kesan bahwa mereka menghindariku.”   

Miyuki terlihat sedikit kesepian selagi menjawab.   

“Apa tidak apa-apa bahkan jika kita tidak berbicara kepada mereka tentang ini? Aku rasa mereka berdua akan mengerti bahwa kita tidak bisa apa-apa dalam masalah ini.”   

“…Itu akan bagus jika itu masalahnya.”   

Senyuman Miyuki memiliki sedikit kesedihan didalamnya.   

“Aku rasa tidak apa-apa. Tidak ada gunanya mengkhawatirkan tentang sesuatu yang tidak dapat kita lakukan.”   

Tatsuya menaruh tangannya di pipi Miyuki. Miyuki menekan tangannya berlawanan dengannya dan menutup matanya.   

“Mengerti.”   

“Waktu mungkin akan menyelesaikan masalah ini sendiri. Untuk sekarang, itu bukan ke titik di mana kita harus pesimis tentang hal itu.”   

“Aku mengerti…. Namun, itu juga sama bagi Onii-sama.”

Miyuki membuat tatapan main-main pada Tatsuya.   

“Karena kita berbicara tentang Onii-sama, mungkin temanmu berpikir meninggalkanmu sendirian ‘sampai waktu menyelesaikannya’ juga? Aku rasa bahwa terkadang, seseorang harus memulai langkah untuk menyelesaikan masalah, bukan?”   

“Kau mengalahkanku.”   

Tatsuya tersenyum kecut dengan ekspresi “terpengaruh”.   

◊ ◊ ◊   

Setelah sampai dirumah, Tatsuya menghubung nomor dari Kepala Keluarga Yotsuba.   

Walaupun Tatsuya tidak diperbolehkan untuk menghubungi Maya secara langsung sampai Malam Tahun Baru, hubungan mereka sekarang adalah ibu dan anak.   

Miyuki disamping Tatsuya. Walaupun biasanya ini adalah waktu untuk menyiapkan makan malam, Miyuki tahu masalah ini lebih penting. Makan malam hari ini diserahkan kepada Minami.   

“Maaf membuatmu menunggu. Waktu melapornya Tatsuya-san sempurna.”   

Faktanya, ini adalah panggilan kedua. Pada panggilan pertama Hayama lah yang muncul di layar. Dia meminta untuk memanggil kembali sekitar 20 menit,.   

“Anda memiliki perintah kepada kita?”   

“Apa kamu akan membiarkanku mendengar ceritamu terlebih dahulu, Tatsuya-san?”   

Walaupun Tatsuya sedikit gelisah tentang urusan apa yang ingin mereka katakan, dia dengan taat menuruti permintaannya.   

“Hari ini kami dipanggil oleh Momoyama, kepala sekolah SMA 1."

Mulai seperti ini, Tatsuya melaporkan apa yang telah dibicarakan dalam pertemuan mereka.   

“Momoyama-sensei terlalu disipilin…”   

Maya mengeluarkan nada kagum untuk beberapa alasan. Menilai dari bagaimana dia membicarakannya, mereka mungkin kenalan.   

“Bagaimanapun, terima kasih sudah melapor. Tatsuya-san tidak perlu melakukan apa-apa.”   

“Seperti yang Anda katakan.”   

Tatsuya dan Miyuki membungkuk kepada kamera.   

“Ada sesuatu yang harus kukatakan kepadamu, pada sisiku.”   

Setelah mereka berdua melihat keatas, Maya mulai menjelaskan.   

Tampaknya, mereka akan mendapat misi baru. Berpikir seperti itu, Tatsuya menirukan postur seseorang yang mendengarkan dengan perhatian.   

“Mengenai masalah tentang notifikasi Asosiasi Sihir tentang pertunanganmu, sepertinya kita mendapat protes formal dari Keluarga Ichijou.”   

“Oba-sama, mengapa Keluarga Ichijou melakukan seperti ini?”   

Walaupun suara Miyuki terdengar tenang, kebencian yang kuat tersembunyi didalamnya. Mengerti tentang hal ini bukanlah hal yang sulit bagi Tatsuya dan Maya.   

“Ini tidak mudah dikatakan tapi.”   

Selagi itu mungkin benar, Maya tidak menyimpannya sendiri dan mulai menjelaskan. Ini bukan karena dia sensitif tentang perasaan Miyuki. Lebih tepatnya dia ragu-ragu, sepertinya dia sangat menikmati pemandangan Miyuki berjuang untuk menjaga emosinya.

“Argumen Keluarga Ichijou adalah karena hubungan darah terlalu dekat. Talenta penyihir adalah properti negara, tidak baik untuk memiliki generasi selanjutnya terganggu dengan cacat secara genetika.”   

“Seperti itu.” 

“Tentu saja ini tidak hanya sebatas itu.”  

Menenangkan Miyuki yang akan berteriak, Tatsuya memberikan pertanyaan kepada Maya.   

“Pencegahan dari generasi masa depan yang memiliki cacat genetika bukanlah masalah yang terbatas kepada penyihir. Itulah mengapa hukum melarang untuk menikah dengan kerabat.”   

“Ini mungkin bukan hanya alasan tapi ini pastinya adalah porsi terbesar penolakan mereka.”   

“Sebaliknya, Sepuluh Master Clan seharusnya tidak memiliki kekuatan untuk mempertanyakan pertunangan yang sesuai hukum. Tentu saja Keluarga Ichijou memiliki hal lain yang ingin dibicarakan?”   

Mendengar perkataan Tatsuya, Maya menunjukkan senyum puas dan mengangguk.   

“Tepat seperti yang kau katakan. Seperti yang diharapkan oleh Tatsuya-san.”   

Tatsuya ditangan lain tidak menunjukkan rasa kepuasan saat dipuji.   

“Lalu, apa yang mereka katakan?”   

“Baik, itu…. Mereka menawarkan putra tertua mereka menjadi tunangan Miyuki-san.”   

“Tolong ditolak!”   

Pada jawaban Maya, suara Miyuki naik seketika.   

“Miyuki.”

“Ini tidak apa-apa, Tatsuya-san.”   

Walaupun Tatsuya baru saja akan menegur Miyuki karena menaikkan suaranya seperti itu, Maya menunjukkan toleransi kepada responnya.   

“Ini pantas jika Miyuki-san marah. Aku juga memiliki masalah dengan fakta mereka menjawab dengan notifikasi pada pernikahan dengan lamaran pernikahan mereka sendiri.”   

“Dalam masalah itu, jawaban penolakan….?”   

Miyuki bertanya ini.   

“Tidak, belum, Miyuki-san. Aku tidak bermaksud untuk menjawab Keluarga Ichijou untuk sesaat.”   

Namun, berbeda dari ekspektasinya, jawaban Maya dengan halus menjawab ‘Tidak’.   

“Jika itu masalahnya, bukankah posisi kita akan menderita?”   

Maya menjawab pertanyaan Tatsuya dengan anggukan dengan maksud “Aku tahu”.   

“Aku tidak bermaksud untuk meninggalkannya seperti ini selamanya. Itulah mengapa kalian berdua tidak perlu mengkhawatirkan hal ini terlalu banyak.”   

“Tidak ada langkah ceroboh, bukan?”   

“Tentu. Kalian berdua hanya perlu menikmati waktu dengan bahagia seperti biasa.”   

Pada perkataan Maya yang memperluas kata ‘dengan bahagia’. 

“Oba-sama…”   

Miyuki memanggil dengan mengalihkan pandangannya dengan ekspresi malu.   

“Mengerti.”   

Namun, Tatsuya membungkuk kepada kamera selagi menjaga ekspresi serius di wajahnya.

◊ ◊ ◊  

Walaupun ini hari kedua dari semester sekolah, tidak ada perubahan dalam kehidupan Tatsuya dan Miyuki di SMA 1. Murid lain ragu-ragu mendekati mereka, tapi mereka tidak dapat menyembunyikan keingintahuan mereka. Oh ya, lagipula ini bukanlah jenis situasi yang dapat menjadi lebih baik hanya dalam satu hari. –Namun ini dapat menjadi lebih buruk dalam satu hari.  

Sebenarnya, Miyuki memiliki kecenderungan untuk diidolakan di SMA 1. Penampilannya, kemampuannya, hanya karena dua hal itu, dia sangat sulit untuk didekati. Dan sekarang, garis keturunan pun termasuk. Tidak hanya teman sekelasnya dan adik kelasnya tapi juga kakak kelasnya juga gugup dengan kehadirannya.  

Di tangan yang lain, jumlah orang yang jauh didalam hatinya merasa ‘takut’ dengan Tatsuya juga tidaklah sedikit.   

Takut. Horror. Kegelisahan. Jenis dari ketakutan, kengerian, dan kekaguman dari prajurit luar biasa yang menginspirasi.   

Dan setelah mereka mengetahui bahwa Tatsuya merupakan bagian dari Keluarga Yotsuba, perasaan ini menjadi lebih kuat. Makin mendekati terlalu menakutkan dan disaat yang sama, mereka terlalu takut untuk mengabaikannya sepenuhnya. Penyangkalan ini membuatnya terlihat seperti mereka dingin terhadapnya.   

Ketertarikan yang mereka miliki terhadap mereka, tentu saja, tidak hanya sebagai rasa ingin tahun seorang anak SMA. Bintang dan Idola menjadi pusat skandal bukanlah sesuatu yang baru. Mereka tidak dapat menahan diri dari penasaran tentang cerita saudara itu yang memiliki hubungan yang terlalu baik, yang selanjutnya diungkapkan sebagai sepupu, bertunangan dan, bahkan sekarang, masih tinggal bersama.   

Sebelum kelas pagi dimulai. Segera setelah sampai di Kelas 1-C, Minami dikelilingi oleh kerumunan orang yang sebagian besar adalah gadis.

“Seperti yang aku katakan, tidak ada yang berubah dari sebelumnya.”   

Minami telah mengulang-ulang jawaban ini berkali-kali sejak dia sampai. Responnya terkadang bervariasi antara “Mereka tidak melakukan hal seperti itu” sampai “Aku tidak diperbolehkan merespon ini” atau bahkan “Maaf, aku tidak bisa jawab itu.”   

“Eeh, tapi, kalian bersama semalaman bukan?”   

“Itu berarti, saat mereka tidur juga…. Bukan?”   

Sebuah jeritan bernada tinggi muncul dari kerumunan. Minami ditangan lain mengeluarkan napas.   

“Seperti yang telah aku katakan, Tatsuya-sama dan Miyuki-sama tidak pernah melakukan hal seperti itu.”   

Meskipun fakta bahwa Minami juga sadar bahwa mereka tidak akan mendengarkannya, dia tetap menjawabnya dengan tepat. Dia melakukan itu karena mereka mungkin menganggap diamnya sebagai setuju.   

Mungkin kegigihannya menang pada akhirnya karena pertanyaan berikutnya berbeda.   

“Ngomong- ngomong Sakurai-san, sampai Desember kau memanggil Shiba bersaudara ‘Tatsuya-niisama’ dan ‘Miyuki-neesama’ bukan? Apa mungkin, Sakurai-san juga anggota Keluarga Yotsuba?”   

Pembicaraan di kerumunan itu tentang Minami tiba-tiba berhenti. Apa yang akan dijawabnya? Mereka menunggu dengan napas tertahan demi jawabannya.   

“Aku memanggilnya begitu sampai sekarang karena itu perintah langsung dari Tatsuya-sama. Aku, juga, memiliki hutang kepada Keluarga Yotsuba, sehingga….”

Jawaban aslinya akan terdengar terlalu seperti kebenaran bahwa ‘dia didedikasikan untuk melayani Keluarga Yotsuba’ jadi dia segera merubahnya. Namun, karena itu, dia berhenti pada penjelasannya, ini memberikan kesan bahwa ‘dia menyembunyikan sesuatu’.   

“Hmm, benarkah?”   

“Itu kebenarannya.”   

Karena faktanya bahwa dia berbohong, bahkan suara yang dia gunakan untuk menyangkal keraguan orang lain terlalu lemah. Jika dia menaikkan suaranya dan menggunakan nada kuat yang menolak, ini mungkin lebih mudah untuk membohongi para murid.   

“Eh…. Jadi Keluarga Yotsuba juga melakukan hal seperti itu.”   

Ada banyak hal berbahaya dalam pekerjaan Penyihir. Ini bukanlah hal aneh untuk mendengar laporan tentang anak penyihir selagi melakukan pekerjaannya dan menyelesaikan tugas mereka. Di SMA 1. Tidak, di ruangan Kelas C, sudah ada beberapa masalah. Itulah alasan tidak ada reaksi canggung pada penjelasan ‘mereka membantuku’ dari Minami.   

“Namun, karena kau mendapat bantuan dari Keluarga Yotsuba, itu berarti kau tidak dapat dianggap benar-benar tidak memiliki hubungan dengan mereka bukan?”   

Itu mungkin masalahnya tapi ini biasa untuk menginvestigasi dengan langsung bertanya kepada orang yang bersangkutan terus-menerus.   

“Tidak, tidak juga….”   

“Baiklah semuanya, pelajaran akan segera dimulai! Jika kau tidak segera kembali ke tempak dudukmu kau mungkin akan kehilangan beberapa poin dari nilai evaluasimu.”   

Orang yang baru saja menyelamatkan Minami dari pertanyaan tidak pengertian teman-temannya adalah orang yang memiliki figur pemimpin di kelas.

“Saegusa-san? Tapi kita masih memiliki beberapa waktu.”   

Bagi Kasumi yang telah mengganggu dengan suara besar yang bertanya dari belakang, seorang murid perempuan yang melihat terminalnya untuk memastikan waktu menjawab balik.   

“Pelajaran akan segera dimulai bukan?”   

Namun Kasumi membalas komplain temannya dengan kalimat yang sama persis dengan senyuman.   

“Aku-aku rasa begitu.”   

Ini bukan karena apa yang dikatakan Kasumi benar, tapi lebih karena, tidak ada satu murid pun yang dapat bertahan dari perasaan kuat pada senyuman yang diberikannya, orang yang mengelilingi Minami pelan-pela mulai menghilang karena mereka mulai duduk dalam kelompok dua atau tiga orang.   

Kasumi melipat lengannya dan melihat murid yang tersisa sebelum duduk dengan bangga di kursinya.   

“Um, Saegusa-san. Terima kasih banyak.”   

Minami mengekspresikan rasa terima kasihnya.   

“Jangan dipikirkan. Aku juga benci hal seperti ini.”   

Kasumi memutar kepalanya mengahadap Minami dan berkedip.   

Selama waktu istirahat Minami berhasil menghindari menjadi pusat kerumunan. Namun itu hanya karena periode kedua adalah kelas praktek dan mereka tidak bisa melakukan itu sambil bergerak menuju kelas. Sayangnya, itu tidak akan mudah untuk menghindar saat istirahat makan siang. Jumlah teman sekelas yang berpikir ini akan menjadi waktu terbaik untuk berbicara dengan bebas tidak hanya satu atau dua orang.   

Lebih dari setengah Kelas C berdiri segera setelah bel berbunyi menandakan akhir dari kelas pagi.

“Sakurai-san, kau akan pergi ke Ruang Dewan Siswa bukan? Mari kita pergi bersama.”   

Namun, orang yang lebih cepat mengajaknya adalah Kasumi.   

Sedikit banyak, ini adalah hal biasa karena pengaturan duduk untuk kelas satu diatur berdasarkan dengan gender urutan suku kata. Nama keluarga Kasumi, tentu saja, ‘Saegusa’ selagi Minami adalah ‘Sakurai’. Dengan kata lain, kursi Kasumi berada didepan Minami. Jadi tentu saja ini biasa, membuat semua orang bereaksi di waktu yang sama, Kasumi akan menjadi orang yang pertama mencapainya.   

“Ah…. Ya.”   

Minami sedikit terkejut pada pembicaraan tiba-tiba ini. Lagi pula keterkejutannya tak dapat dimengerti, meskipun fakta bahwa mereka telah menjadi teman sekelas selama sembilan bulan sampai sekarang, ini pertama kalinya Kasumi secara langsung mengajaknya ke suatu tempat.   

“Ayo, kita pergi.”   

Didesak oleh Kasumi, Minami mengambil tasnya yang berisi bentonya dengan panik dan berdiri dari tempat duduknya.   

“Baiklah, Saegusa-san.”   

Mereka berjalan menuju tangga yang menuju ke Ruang Dewan Siswa saat Minami menyamai kecepatan Kasumi dan mulai berbicara, ekspresinya sepertinya seseorang yang memiliki beberapa pertanyaan.   

“Hmm, apa itu?”   

Setelah mencuri pandang pada Minami, Kasumi menajawab dengan pertanyaan singkat.   

“Tepat seperti pagi ini, terima kasih banyak atas apa yang kau lakukan. Namun, bolehkah aku bertanya mengapa kau membantuku.”

Sampai sekarang Kasumi tidak pernah memberi Minami alasan apapun untuk berpikir dia membecinya, tapi ini tidak seperti dia memberi alasan apapun untuk berpikir dia menyukainya juga. Itu pasti bukanlah hanya kesan dari Minami saja. Ini adalah fakta bahwa tidak pernah ada setiap tingkat percakapan di atas minimum yang diharapkan antara dua teman sekelas. Minami sendiri tidak pernah benar-benar mencoba untuk secara proaktif berbicara kepada Kasumi, karena itu mengapa dia masih belum bisa mengerti alasan dibalik tindakannya.   

“Aku sudah memberitahumu sebelumnya. Kalau aku membenci hal seperti itu.”   

Senyuman yang Kasumi berikan kepada Minami menjadi sedikit canggung. Alasannya adalah secara terbuka diberitahukan oleh seseorang yang tidak terlalu dekat denganmu untuk memulai dengan, ‘kau menolongku’, adalah sedikit terlalu banyak untuk Kasumi, dengan kata lain dia malu.   

“Aku tahu bagaimana hal seperti itu rasanya. Mereka sebenarnya tidak memiliki niat buruk, mereka hanya memuaskan rasa ingin tahu mereka, tapi mereka dapat terlalu tidak sensitif terkadang.”   

“Kamu benar.”   

Minami tidak terluka karena rentetan pertanyaan ugal-ugalan itu tetapi fakta bahwa ada banyak pertanyaan yang dia tidak bisa jawab karena posisinya. Namun, karena dia juga ingin pihak lain untuk mengerti perasaannya, dia tidak bisa berbuat apa-apa tetapi mengangguk mendengar kata-kata Kasumi.   

“Hmmm. Aku juga memiliki beberapa pengalaman buruk.”   

Minami mengerti bahwa dia mencoba untuk menghiburnya. Kasumi tidak bermaksud untuk menyebut dirinya sendiri dengan ‘Boku’, sesuatu yang tidak pernah dilakukannya di sekolah.

Kasumi tidak menyadari kekeliruannya.   

Saat itu mencapat telingannya, Minami sedikit kaget, namun karena pengalaman latihannya sebagai pelayan dia mempertahankan wajah datarnya.   

◊ ◊ ◊

Sabtu, 12 Januari, ini adalah akhir pekan pertama sejak mulainya semester baru.   

Walaupun kelas di hari Sabtu hanya di pagi hari, ruang makan masih dibuka untuk murid dengan aktivitas klub dan aggota komite. Erika, Leo, dan Mizuki memiliki aktivitas klub sementara Mikihiko memiliki tugasnya sebagai anggota dari Komite Moral Public, mereka semua berkumpul di ruang makan untuk menyiapkan siang hari.   

Dibandingkan dengan satu bulan lalu, jumlah orang yang hadir saat istirahat makan siang sudah setengahnya. Karena Tatsuya, Miyuki, dan Honoka adalah anggota dari Dewan Siswa mereka seharusnya memakan makan siang mereka di Ruang Dewan Siswa – walaupun masalah Tatsuya dan Miyuki, ini terlihat bahwa sejak awal dari semester baru sampai kemarin mereka telah memakan makan siang mereka secara rahasia di kelas lainnya. Ini adalah informasi yang didengar Erika dari Shizuku.   

Alasan dari berkurangnya percakapan dimeja bukan hanya karena jumlah mereka yang berkurang. Pencipta suasana hati, Erika, ekspresinya dan semua gesturnya mengalir dari ketidaknyamanannya.  

Mungkin Mikihiko berpikir lebih baik untuk cepat bubar, dia menyelesaikan makannya dengan cepat dan akan sedang berdiri dari kursinya.   

“Miki, tunggu sebentar.”   

Namun, Erika memaksanya untuk duduk kembali lagi menghentikan gerakannya.   

“Apa ini.”   

Untuk menyembunyikan kegelisahannya karena usaha melarikan dirinya tetangkap, dia menjawab dengan suara yang kuat.   

“Tunggu sampai Mizuki selesai makan.”

Tentu saja, Erika bukanlah tipe orang yang dapat menahan dengan mudah. Orang yang tenang dengan gemetaran menenangkan mereka berdua adalah Mizuki.   

Pada akhirnya, Mizuki menaruh sumpit di piringnya yang masih ada sepertiga dari isi awalnya.   

Sekarang, mereka berempat duduk dengan urutan seperti ini, Erika dan Mizuki duduk bersebelahan sementara Leo berhadapan dengan Erika.   

Erika menujukan suara tajam kepada Mikihiko, yang duduk menyamping darinya.   

“Miki, apa sebenarnya yang kamu lakukan?”   

“Apa maksudmu.”   

Mikihiko sekali lagi menjawab dengan nada yang kuat. Namun, suaranya secara tidak natural kaku.   

“Aku mengerti, jadi kau tidak mengerti sampai aku mengatakannya secara langsung? Kalau begitu akan kulakukan!”   

Erika mengayunkan telapak tangannya di meja.   

Dia memperhatikan tatapan dari sekelilingnya karena suara keras yang baru saja dikeluarkannya.   

“Aku bertanya kepadamu mengapa kamu menghindari Tatsuya-kun!”   

Ruang Makan tiba-tiba menjadi hening. Tatapan semua orang terpusat pada Erika dan Mikihiko. Selagi Erika mengabaikan tatapan orang lain, Mikihiko tidak dapat melakukan itu.   

“Aku tidak benar-benar… menghindarinya atau apapun.”   

“Huh? Jadi kamu akan pura-pura bodoh?”   

Mikihiko tersendat dalam menghadapi api yang ada di mata Erika.

“Kau jelas menghindari Tatsuya-kun, bahkan idiot ini pun menyadarinya.”   

Orang yang ditunjuk Erika dengan jarinya dalah Leo.   

“Siapa yang kau panggil idiot! …..Kesampingkan itu, Mikihiko. Seperti yang dikatakan tomboy ini—“   

Setelah mengatakan itu, Leo tiba-tiba berteriak.   

“Aduh! Kau…! Kau pasti memiliki sesuatu di sepatumu!”   

“Jangan khawatir, itu bukan seperti lapisan besi atau semacamnya.”   

Jika kamu bertanya apa yang baru saja terjadi, sepertinya Erika menendang kaki Leo dibawah meja.  

Atmosfer sedikit menurun. Bagi Mizuki dan Mikihiko, ini bukanlah hal yang jarang terjadi.   

“Huh… Entah bagaimana aku merasa lelah.”   

Ini membuat mereka dapat bernapas sebelum kembali ke masalah sebelumnya, bahkan untuk Erika, ini adalah hal yang buruk.   

“Oh baik. Miki, jujur saja, aku bahkan tidak ingin mendengar mengapa kau menghindari Tatsuya-kun. Namun, jika ini hanya karena Tatsuya-kun berasal dari Keluarga Yotsuba, maka ini bukanlah alasan untuk menghindarinya seperti yang kau lakukan. Jika kau berpikir seperti itu, maka tidak ada gunanya untuk menyebutmu temannya.”   

Erika dengan diam menatap Mikihiko dimatanya. Ini karena Erika telah sangat agresif karena Mikihiko jelas keras kepala beberapa saat sebelumnya. Namun, dengan tatapan seperti itu padanya, rasa bersalah yang dia rasakan tidak mengijinkannya untuk berpura-pura tidak peduli lagi.   

“…Ini bukan karena dia anggota Keluarga Yotsuba. Tidak, jujur saja itu salah satu alasan. Sebaliknya aku membenci Tatsuya untuk tidak memberi tahu kami dengan cepat.”

Meskipun mengatakan bahwa dia membencinya, ekspresi yang ditunjukkan Mikihiko adalah penyesalan.   Erika dan Leo secara naluri melihat satu sama lain.   

“Tunggu sebentar, Mikihiko. Apa kau tidak merasa ada yang sedikit salah?”   

Leo terus berbicara kepada Mikihiko yang tidak bisa menatap matanya.   

“Tidakkah kau berpikir bahwa Tatsuya merasa bersalah dipaksa untuk menyembunyikannya dari kita? Kau seharusnya mengerti lebih baik dari siapapun karena ini adalah semacam tradisi yang harus dipatuhi bukan?”   

“Miki.”   

Erika mengeluarkan suara tajamn kepada Mikihiko yang masih belum menunjukkan reaksi kepada perkataan Leo.   

“Mari kita asumsikan kau telah mendengar ini langsung dari Tatsuya-kun, apa akan ada perubahan?”   

Mikihiko kehilangan kata-kata. Tidak, bahkan jika dia mencoba untuk menjawab kembali dia tidak dapat untuk membuat respon yang masuk akal. Menggunakan kesempatan ini, Erika menekannya lebih jauh.   

“Jika kau mendengar ini langsung dari Tatsuya-kun, apa kau pikir ini akan berakhir dengan mudah “Oh, aku mengerti”? Apa kau pikir kau dapat bersikap seperti sebelumnya? Melihat dari bagaimana kau bersikap pada masalah ini, aku tidak benar-benar berpikir itu masalahnya.”   

Mikihiko tidak dapat menjawab balik. Dia bahkan tidak dapat membuat kebohongan sementara.   

“Dengan kata lain, Miki, kau hanya takut dengan nama Yotsuba.”

“…Bagaimana denganmu Erika.”   

Mikihiko akhirnya meninggalkan sikap pura-pura tangguhnya. Mengambil sikap menantang, dia menjawab balik Erika dengan suara cemberut.  

Namun, itu adalah pertanyaan bodoh.   

“Apa yang kau pikirkan, tentu saja aku takut.”   

Bagi Erika, menggertak tentang kelemahannya adalah sesuatu yang tidak bisa dia lakukan begitu saja.   

“Dia adalah anggota dari Keluarga Yotsuba. Jika kita pernah menemukan seseorang yang tidak takut setelah mendengar hal itu, dia pasti hanyalah orang bodoh. Kita melewati batas hal yang kau bisa dengar untuk pertama kalinya dan dilakukan dengan hal itu.”   

“Lalu bagaimana kau tetap bersikap seperti tidak terjadi apa-apa?”   

“Bukankah ini jelas, itu karena kita teman.”   

Erika menjawab pertanyaannya dengan ekspresi yang sama persis saat dia mengakui bahwa dia takut sebelumnya.   

“Keluarga Yotsuba itu menakutkan. Tidak ada yang tahu apa yang mereka lakukan dan itu membuatku tidak mudah menerimanya. Tapi, Tatsuya-kun adalah temanku. Bahkan jika aku tidak mempercayai Keluarga Yotsuba, aku percaya Tatsuya-kun. Dan tetap seperti itu walaupun jika ada banyak hal yang dia harus sembunyikan dari kita.”   

Erika menatap Mikihiko dimatanya dan mengeluarkan serangan akhir.   

“Untuk memulainya, ada beberapa hal yang Miki sembunyikan dari kita juga, dan itu tidak terbatas hanya 10 sampai 20 hal saja.”   

“Itu…”   

“Tak akan kubiarkan kau mengatakan itu bukan masalahnya. Lagipula kita sudah berteman untuk waktu yang lama.”

“……”   

“Itu juga sama bagiku. Hal yang aku tidak ingin kalian ketahui, hal yang aku pasti tidak akan kubagi dengan kalian, ada banyak.”   

Mikihiko memalingkan pandangannya dengan canggung. Alasannya adalah, dia sebenarnya memiliki ide untuk bertanya kepadanya ‘hal yang dia tidak ingin diketahui orang’ adalah apa.   

“Ada beberapa hal yang dia tidak dapat beritahukan ke kita? Tentu saja, kita tidak menikah atau semacamnya, jadi bukankah ini normal.”   

Mikihiko memalingkan wajahnya dengan muka sedih. Seperti saat dia sekarang, dia tidak memiliki alasan tersisa.   

“Bagaimana bisa… Erika dan Leo dapat dengan cepat membiasakan diri dengannya setelah semua ini?”   

Diluar perasaan Mikihiko, Erika mencuri pandang pada Leo.   

“Aku rasa karena aku tidak pernah berhadapan dengan Yotsuba. Aku bahkan tidak tahu seberapa berbahaya Penyihir Yotsuba. Namun, aku tahu Tatsuya. Meskipun tahu bahwa seberapa berbahayanya Tatsuya, aku juga tahu bahwa aku dapat mempercayainya sampai akhir.”   

Leo merasa malu dengan apa yang dikatakannya dan mengeluarkan senyum bodoh secara terpaksa sebelum melanjutkan.   

“Ya, itu mungkin dapat diterima. Walaupun aku mengetahuinya dengan sendiri. Aku tahu mengapa dia tetap diam tentang ini dan diatas semuanya, aku percaya Tatsuya karena dia temanku. Membiarkan ‘kesempatan’ ini untuk merusak hubungan kita adalah hal bodoh.”   

“Leo…. Kau adalah orang yang luar biasa.”   

Mikihiko bukanlah satu-satunya orang yang menatap Leo dengan tatapan kagum. Erika juga sama. Saat dia menangkap mata Mikihiko berpaling darinya dia segera mendapatkan kembali ketenangannya.

“Apa itu juga sama bagimu Erika?”   

“Tidak terlalu… Bahkan aku tidak dapat segera mengeluarkan reaksi sesuai. Namun, aku tidak butuh memikirkannya sampai tiga atau empat hari.”   

Erika mengetahui garis keturunan Tatsuya pada Februari tahun lalu. Bahkan jika dia mengetahui fakta itu, keterkejutan yang dia rasakan sama persis dengan yang lain. Namun, bahkan jika situasi mereka, Erika berhasil untuk kembali dari shock mentalnya kurang dari sehari.   

Jika Erika tidak mengalam shock yang sama maka mustahil dia untuk mengerti dilema Mikihiko sampai sejauh ini, itulah yang dia pikirkan. Namun, dia tidak bisa datang untuk berdamai dengan kenyataan bahwa sementara ia telah ragu-ragu, dia telah mengatasi traumanya.   

“….Aku mengerti.”   

Mikihiko menutup matanya dan mengakhiri semua gerakannya. Posturnya tidak memiliki ketenangan seperti seseorang yang bermeditasi, tapi menderita konflik internal.   

“….Aku mengerti.”   

Setelah membuka matanya, Mikihiko mengatakan seperti itu kepada Erika.   

“Aku juga menganggap Tatsuya sebagai teman. Akan kulakukan yang terbaik. Pada Senin minggu depan, semua akan selesai.”   

Ekspresi Mikihiko terlihat sedikit tersegarkan.   

Erika tersenyum dengan kepuasan, dia lalu memalingkan pandangannya dekat Mizuki.

“Mizuki, ini juga berlaku bagimu.”   

“Eh!?”   

Reaksi Mizuki bukanlah seperti orang yang mendadak disapa, sebaliknya, ini seperti jika dia baru saja menghindari tombak dengan jarak sehelai rambut.   

“Kau harus berhenti memperlakukan Miyuki dan Tatsuya-kun sangat dingin. Bahkan Miki mengatakan akan melakukan yang terbaik, jadi kau juga seharusnya dapat melakukannya juga, bukan?”   

“Hmm…”   

“Kau-dapat-melakukannya-juga,bukan?”   

“Y-ya… Mengerti! Aku akan melakukan sesuatu tentang ini!”   

Erika dengan terpaksa memberikan tampang tegas kepada Mizuki.   

“Shibata-san, aku juga akan berusah sebaik mungkin. Mari kita lakukan bersama.”   

Untuk menjawab perkataan Mikihiko.   

“….Ya! Mari kita lakukan yang terbaik.”   

Mizuki dengan bahagia mangangguk.   

Menegur Mikihiko didepan Mizuki sudah merupakan rencana Erika. Erika menduga Mizuki akan sulit untuk dibujuk jika dia harus mencobanya sendirian, itulah mengapa dia membuat Mikihiko berjanji terlebih dahulu untuk merubah hubungannya dengan Tatsuya, untuk membuatnya melakukan hal yang sama.

Hasilnya seperti yang telah diprediksinya.   

Namun, seperti yang dia rencanakan, menghadapi dua orang yang (secara mental) memegang angan mereka dengan keberanian, Erika menunjukkan ekspresi “Aku tidak dapat bertahan dari ini” dan memalingkan pandangannya.   

◊ ◊ ◊  

Karena bujukan Erika (dan Leo, sedikit), Mikihiko dan Miyuki memutuskan untuk meninggalkan sikap mereka yang sekarang kepada Tatsuya dan Miyuki.  

Namun, menghadapi perasaannya bukan semudah itu bagi Honoka.   

Dia telah memutuskan bagaimana dia akan menghadapi Tatsuya di masa depan. Namun, dia belum mengumpulkan keberanian untuk benar-benar melakukannya, belum lagi bagaimana dia harus bersikap terhadap Miyuki.   

Sejujurnya Honoka menganggpa Miyuki sebagai teman.   

Namun, disaat yang sama, dia adalah rival yang kuat dalam cinta. Terlebih lagi, dia berada dua atau tiga langkah didepan.   

Setelah ditegur oleh Shizuku, dia tidak lagi memeperdulikan fakta bahwa Tatsuya dan Miyuki menipunya. Lagipula, sepertinya Tatsuya dan Miyuki juga tertipu.   

Tapi, ini tidak mungkin bagi Honoka untuk tersenyum kepada mereka seperti sebelumnya. Karena kebiasaan Honoka, Miyuki sendiri tidak tahu bagaimana untuk bersikap dan atmosfer telah menjadi canggung diantara mereka, ini adalah siklusnya.   

Bahkan sekarang, Honoka melarikan diri dari Ruang Dewan Siswa dan menuju ke Markas Manajemen Klub. 

Honoka adalah Bendahara Dewan Siswa. Memberikan anggaran tambahan untuk berbagai Klub adalah bagian dari pekerjaannya. Karena itu, tidaklah aneh untuk melihatnya mengunjungi Markas Majemen Klub. Namun bahkan jika orang di sekitarnya tidak berpikir ini aneh – dia sendiri tahu bahwa dia hanya menghindari Miyuki. Fakta bahwa dia sebenarnya sadar pada fakta itu membuatnya lebih sedih.  

Kepala dari Manajemen Klub sekarang berada di klub yang sama dengan Honoka, kenalannya dari kelas satu, namanya adalah Igarashi. Seorang anak laki-laki yang halus dan malu. Pernah ada perkataan bahwa “Dia bukan gula juga bukan garam” pada masalah Igarashi, kau pasti dapat mengatakan bahwa dia gula.  

Dia tidak sesuai dengan selera Honoka tetapi dalam keadaan emosionalnya saat ini, ia adalah rekan yang menyenangkan. Dia telah menjadi orang yang cocok untuk berbicara dengannya ketika dia ingin merubah suasana hatinya.   

“Permisi. Ini Mitsui dari Dewan Siswa.”   

“Silahkan masuk.”   

Setelah dia melapor kunjungannya melalui interphone, jawabannya tidak keluar dari speaker, pintu terbuka dan dia mengundangnya masuk langsung.   

Murid yang baru saja keluar adalah Shippou Takuma.   Walaupun, pertama, ada rumor buruk tentangnya diantara teman kelasnya, sikapnya benar-benar berubah pada akhir April.   

Ketegasannya kuat seperti biasa, namun dia tidak merasa harus menekannya lagi.   

Ambisi dan keinginannya dalam memimpin masih ada, namun melihatnya dengan baik, kau dapat menyadari bahwa sikapnya sebelumnya telah, benar-benar hilang.   Ya, untuk memulai dengan, kebiasaan berdarah panasnya tidak dapat dirubah dengan mudah tapi dia telah mencapat titik dimana dia dapat dengan jujur meminta maaf dan mengakui jika kau mengatakan kesalahannya.   

Ini telah terakumulasi menjadi poin selama Kompetisi Sembilan Sekolah, dia secara spontan menjadi manager dari sembilan anak kelas satu pada tim SMA 1.

Tanpa bersikap arogan, di secara stabil meningkatkan kemampuannya. Seperti hari ini, tidak hanya teman kelasnya tapi juga banyak kakak kelas secara terbuka mengakui usahanya.   

Honoka juga pertama kali tidak senang terhadap Takuma, setelah insiden dengan Tatsuya. Namun, sekarang, dia tidak memiliki kesan buruk tentangnya. Dia dapat dengan rendah hati mengakuinya sebagai adik kelas yang menjanjikan.   

“Permisi, aku memiliki janji dengan Ketua Igarashi.”   

“Dengan ketua? Baru saja ada panggilan dan dia baru saja pergi.”   

Honoka mengatakan bahwa dia akan datang sebelum dia pergi ke Ruang Dewan Siswa. Namun, sepertinya ada masalah yang terjadi. Walaupun usaha mantan Ketua Hattori telah terpusat pada menghapuskan stigma bahwa hanya murid tingkat tinggi saja yang dapat mendapat kedudukan penting, Igarashi terlihat untuk memiliki efek negatif pada sikap orang lain.   Honoka berpikir ini akan bagus jika itu hanya kebetulan. Walaupun dia seharusnya tidak menjadi salah satu yang khawatir tentang situasi orang lain memikirkan kondisi mentalnya, ini adalah kebiasaan bagus berbicaranya yang tak dapat dipungkiri. Tentang hal itu, Honoka tidak dapat benar-benar mengkomplain tentang Igarashi.   

“Apa ini urusan penting?”   

Selagi Honoka berpikir bahwa tidak bisa apa-apa dan mulai untuk pergi kembali, dia berhenti pada perkataan Takuma.  

 “Ya tapi karena dia tidak ada aku akan datang lagi nanti.”   

“Tolong tunggu sebentar.”   

Itu adalah Takuma yang bertanggung jawab dalam komunikasi, sebaliknya dia mengambil headset nirkabel yang memiliki microphone. Itu adalah perangkat yang terintegrasi dengan gelombang otak. Dia memasang headset itu dan menghadap ke terminal desktop.

“Ini adalah Markas, Shippou berbicara. ….Mitsu-san dari Dewan Siswa ada disini. ….Ya, mengerti. Aku akan menyampaikan pesannya.”   

Takuma melepas headset dan berdiri, dia lalu menghadap Honoka.   

“Mitsui-senpai, Ketua memintaku untuk memintanmu menunggu, jika mungkin, karena dia sudah dalam perjalanan kesini.”   

“Dalam perjalanan… Berapa lama?”   

“Dia tidak mengatakannya dengan jelas tapi jika kita ambil contoh, aku akan mengatakan sekitar lima menit.”   

Lima menit adalah kira-kira jumlah waktu yang dibutuhkannya untuk kembali ke Ruang Dewan Siswa. dia tidak ingin untuk kembali kesana dulu, Honoka memutuskan untuk mengikuti rekomendasi Takuma dan menunggu.   

(Tapi, hari-hari ini, aku tidak melakukan apa-apa tapi tidak menyelesaikan pekerjaan kantor, meja kerjaku pasti penuh…)   

Namun, ini terutama saat dia tidak melakukan apa-apa bahwa Honoka tidak bermaksud terlalu menyudutkan dirinya. Ini juga, karena kebiasaannya.  

(Ini mungkin akan berakhir dalam kedipan mata jika Tatsuya-san membantu…. Walaupun aku tidak bisa memintanya, ini akan menjadi benar-benar canggung….)   

(Tapi, Miyuki benar-benar dapat mengatasi pekerjaan… Walaupun tanpa aku, dan jika dia akan meminta pertolongan Tatsuya-san… Maka, bukankah mereka akan berpikir bahwa aku tidak dibutuhkan!?)   

Honoka membuatnya wajahnya menjadi pucat.   

“Um…. Mitsui-senpai, apa kau merasa tisak enak badan?”

Jika kau melihatnya dari luar, maka delapan atau sembilan dari sepuluh orang akan menyimpulkan seperti itu. Bahkan jika kau adalah seseorang yang kurang memperhatikan orang lain seperti Takuma.   

“Eh!?”   

Namun, pada keadaannya sekarang, tentu saja maksud dari pertanyaan itu akan melayang dipikiran Honoka. Yang paling penting, dia tidak berpikir seperti dia tertangkap dalam delusi, dia bukanlah tipe orang yang dapat menunda pemikiran seperti ini seketika saat seseorang mengganggunya.   

“Benar, aku tidak apa-apa.”   

Tapi, reaksi ini, tidak peduli bagaimana kau melihatnya hanyalah gertakan.   

Takuma berpikir seperti itu juga.   

Dan dalam pikirannya, dia bahkan menambahkan penjelasannya.   

“Mitsui-senpai, bagaimana aku mengatakan ini….”   

“Ya?”   

“Um.. aku sepenuhnya mengerti bahwa ini bukan urusanku tapi, tentang masalah Shiba-senpai…”   

“Tunggu sebentar, Shippou-kun? Apa yang baru saja kau katakan?”   

Honoka yang tersipu segera mencoba untuk menghentikan perkataan yang keluar dari mulut Takuma.   Namun, bahkan jika Takuma salah tentang kondisi Honoka, dia pastinya tidak akan salah paham tentang alasan dari kesedihannya.   

Ini tepatnya karena dia benar melihat reaksi Honoka yang tersipu. Apa yang Takuma akan katakan, Honoka tidak ingin mendengarnya.

“Aku rasa kau harus menyerahkan Shiba-senpai.”   

Meskipun itu, Takuma telah mengatakannya.   

“Berhenti!”   

“Tapi pada tingkatan ini, Senpai akan lebih menderita!”   

Takuma telah merubah sikapnya akhir-akhir ini, kebiasaannya telah benar-benar meningkat. Tapi, dia masih belum menyerah dengan ambisinya. Dia masih memiliki harapan yang menjanjikan sebagai seorang Penyihir, dengan membuat Honoka sekutunya, dia dapat medekat dengan Shizuku.   

Tapi diatas semua itu, Takuma terpikat dengan Honoka.   

Ini terjadi saat Takuma dan Kasumi pergi bersama, yang berakhir dengan pertengkaran diantara kembar Saegusa dan dirinya sendiri. Banyak orang menegurnya, namun Honoka telah mengulurkan tangannya menolongnya. Berbicara secara objektif, satu-satunya hal yang dilakukannya waktu itu adalah membantunya dan bertanya “Apa kau dapat berdiri?”, ini bukan seperti jika dia telah meminjamkannya bantuan atau semacamnya.   

Apa yang dimulai dengan pembubuhan satu sisi memori yang belum mekar menjadi perasaan penuh romantis. Mereka tidak benar-benar memiliki banyak kesempatan untuk berbicara satu sama lain secara baik sehingga deskripsi tadi tepat.   

Walaupun hari ini, kebetulan, mereka berdua sendirian, dan tidak sengaja, dia melihat Honoka kesulitan dengan perasaan yang tak terbalaskan. Kau dapat mengatakan bahwa Takuma, dirinya menjadi liar.   

“Senpai! Aku-!”   

Honoka menutup matanya dan menutup telinganya dengan tangannya.   

Takuma merentangkan tangannya pada tangan Honoka.

“Shippou, apa yang kau lakukan…?”   

Namun, ini adalah sejauh yang dapat dilakukannya. Suara dari Ketua Igarashi, yang baru saja sampai di ruangan, menghentikan tindakan Takuma.   

Igarashi tidak sendirian. Shizuku tiba-tiba berjalan dari belakangnya dan berhenti didepan Honoka, dia menaruh kepala Honoka didadanya.   

“Shizuku….?” 

“Ya.”   

Shizuku dengan halus menepuk punggung Honoka beberapa kali untuk memberitahunya bahwa semuanya baik-baik saja.   

Kekakuan tubuh Honoka menghilang.   

Shizuku memberikan tatapan dingin terhadap Takuma selagi memegangi Honoka.   

“Apa yang kau lakukan?”   

Nada dari suaranya cocok dengan tatapan yang diberikannya.   

“Ya, itu….”   

Takuma bermaksud untuk menyelesaikan kalimatnya yang dimulai dengan “Aku-“ dengan mengatakan “Aku khawatir terhadapmu!”.   

“Mencoba untuk menggoda seseorang saat dia sedang sedih, kau yang terburuk.”   

Shizuku telah menuduhnya. Tapi, ini bukan sepenuhnya salah.   

Alasan Takuma tidak dapat menjawab adalah pasti karena dia sendiri sadar akan hal itu.   

“Ayo pergi, Honoka?”   

Shizuku membawa Honoka keluar dari Markas Manajemen Klun.   

Tidak ada protes yang keluar dari mulut Takuma.

Igarashi, yang datang untuk memenuhi janjinya, tidak dapat melakukan apa-apa selain berdiri tercengang.   

◊ ◊ ◊  

Hari itu, Honoka tidak pulang ke rumahnya. Seperti biasa mereka datang kesekolah terpisah dari Tatsuya dan Miyuki, saat mereka sampai di stasiun Honoka diminta oleh Shizuku untuk menginap dirumahnya.  

Dia bahkan tidak mengatakan jika dia setuju dengan itu. Ini adalah keputusan sepihak.   

Ini bukan berarti tinggal di rumah Shizuku tidak enak atau semacamnya. Dia menyadari keraguannya saat sendiri dan jika dia ditinggalkan sendirian dia mungkin akan merasa tertekan dengan sangat cepat, itu sebabnya undangan Shizuku ini diterimanya.   

Dia makan malam dengan orang tua Shizuku, yang segera pulang ke rumah, dan seperti biasa mereka mandi bersama. Namun, saat disana, tidak ada percakapan.   

Apa yang berbeda dari yang biasa adalah fakta bahwa Shizuku mengajak Honoka ke kamarnya setelah itu.  

Honoka memiliki kamar sendiri di rumah Keluarga Kitayama. Walaupun itu hanya kamar tamu, kenyataannya itu kamar itu hanya digunakan olehnya saja. Interiornya cocok dengan selera Honoka dan kau bahkan dapat menemukan pakaian dalamnya di lemari.   

Walaupun begitu, Honoka sendiri tidak terlalu sering menggunakan kamar ini. Saat Honoka menginap, dia biasanya akan berada di kamar Shizuku, dan bahkan tidur disana. Namun hari ini, Shizuku mengajaknya ke ‘Kamar Honoka’.   

Honoka dengan taat duduk diranjangnya, dibandingkan dengan beberapa saat yang lalu namun, selagi dia menunjukkan ekspresi bahagianya selama makan malam. Ekspresi suram, sakit sekarang muncul di wajahnya.

Shizuku duduk didepannya.   

Dia duduk di lantai dengan gaya seiza.   

Tentu saja, duduk di ranjang, wajah Honoka lebih tinggi. Shizuku memandang kebawah, wajah sedih Honoka secara langsung.   

“Honoka.”   

“Aku tahu…”   

Honoka mencoba untuk terlepas dari pandangan Shizuku dengan lebih melihat kebawah.   

“Kau mungkin mengkasihaniku sekarang…”   

Dengan suara gemetar yang sudah akan menjadi suara tersedu-sedu sebentar lagi, Honoka berkata begitu.   

“Walaupun aku benar-benar tidak apa-apa.”   

“Tapi, kau berekspresi seperti itu.”   

“Eh….?”   

Honoka mengangkat kepalanya.   

Tatapan Shizuku tidak berubah saat dia duduk di lantai, ini masih tertuju pada Honoka.   

“Honoka, seluruh minggu ini ekspresimu seperti ini.”   

“Ekspresi seperti apa?”   

“Kecewa.”   

Honoka tidak dapat berbuat apa-apa tapi terkejut.   

“Tidak mungkin…”   

“Bahkan lebih buruk dari Shippou.”   

Tanpa menahan apapun lagi, Shizuku menyebut itu.

“Semuanya disekitarmu yang melihatmu telah mengatakan hal yang sama.”   

“Aku tidak mau itu! Aku tidak ingin orang lain mengkasihaniku!”   

“Tidak peduli apa yang dipikirkan Honoka. Mereka berpikir seperti itu untuk kebaikanmu.”   

Shizuku, dengan tegas menangkap kedua tangan Honoka jauh dari menutupi matanya, dan ia menatap langsung ke matanya.   

“Mereka menunjukkan simpati karena mereka mengkasihanimu, tapi melakukan itu, mereka dapat meyakinkan diri mereka sendiri bahwa mereka tidak menyedihkan.”   

“Aku… aku tidak menyedihkan!”   

“Hmm.”   

Shizuku mengangguk pada perkataan Honoka berhasil keluar.   

Honoka menyamai tatapan Shizuku dengan kemauannya.   

“Aku tahu bahwa Honoka tidak menyedihkan. Mereka tidak tahu bahwa Honoka itu kuat.”   

Shizuku tidak melihat apapun kecuali Honoka selama ini.   

“Mereka tidak tahu mengenai tekad Honoka. Mereka tidak tahu bahwa Honoka itu kuat.”   

Honoka mengangguk dengan matanya.   

“Itu karena Honoka tidak menunjukkan kepada mereka bahwa dia tidak menyedihkan.”   

Shizuku melepaskan tangannya dan berdiri.   

“Honoka.”  

Kali ini, ini Shizuku yang melihat dari atas.

“Senin.”   

Honoka menarik napas dengan ekspresi serius diwajahnya.   

“Tunjukkan padaku bahwa tidak ada alasan untuk semua orang mengkasihani dirimu.”   

Tanpa menunggu jawaban ‘Ya’ atau ‘Tidak’ dari Honoka, Shizuku meninggalkan ruangan.   

◊ ◊ ◊   

Minggu, 13 Januari. Tatsuya pergi ke FLT. Bagian Pengembangan CAD, dengan kata lain Divisi Ketiga, tidak berbeda dari biasa meskipun hari ini hari libur.  

Walaupun seperti yang sudah dikatakan, ini tempat tentang Pengembangan CAD, Tatsuya tidak sedang mengerjakan untuk mengembangkan CAD atau software yang berhubungan dengan CAD sekarang.  

Dia sedang mengerjakan Stellar Furnace (Reaktor Bintang), sumber penyedia energi, desain untuk model penggunaan sihir non-militer.   

Perusahaan tidak sadar bahwa Tatsuya mulai membuat hal itu. Terutama karena dia tidak melaporkannya. Lagipula, Tatsuya bukanlah pegawai tetap di FLT, dia adalah peneliti yang dibawah kontrak. Berarti, disamping dari kerahasiaan yang harus dihormatinya, dia memiliki sedikit kebebasan.   

Karena posisinya, Tatsuya diberikan ruang pribadi di Divisi Ketiga, jadi jika dia benar-benar ingin melakukan hal yang rahasia itu dapat dilaksanakan. Bahkan Ushiyama, yang dianggap setengah dari Taurus Silver, tidak tahu tentang itu.   

Namun, sikap semua anggota tidaklah berubah.   

“Ah, selamat pagi Tuan Muda.”   

“Tuan Muda, selamat pagi.”

Selagi menuju ke ruang pribadinya, banyak orang menyapa Tatsuya. Mereka sudah tahu tentang identitasnya sebagai anggota Keluarga Yotsuba. Itu karena Tatsuya sudah mengumpulkan mereka dan mengungkapkan hal itu lebih cepat tahun ini.   

Tapi, sikap mereka tidak berubah dan mereka tetap menyebutnya seperti biasa ‘Tuan Muda’. Sepertinya posisi di Divisi Ketiga menarik orang-orang yang paling otoritas, sehingga tidak mengherankan bahwa mengetahui dia adalah bagian dari keluarga Yotsuba tidak memicu reaksi apapun di luar "Apa itu". Berkat itu, ia bisa berkonsentrasi pada rencananya untuk proyek sendiri.   

Proyek Penggunaan Sihir non-militer (Extract both useful and harmful Substances from the Coastal Area of the Pacific using Electricity generated by the Stellar-generator), rencana konstruksi ‘ESCPES’. Itu adalah 'cara melarikan diri' untuk Penyihir dari nasib mereka sebagai senjata hidup.   

Pertama, proyek ini dibuat untuk ‘melarikan diri’ dari pengaruh Keluarga Yotsuba dengan maksud untuk hidup seterusnya. Walaupun motifnya sekarang sedikit berbeda sebagai bagain dari kepala keluarga dari Yotsuba, ini tidak merubah fakta bahwa ini akan menjadi peningkatan besar bagi aplikasi sihir non-mliter. Dengan reaktor fusi nuklir yang dioperasikan oleh sihir, listrik stabil dan bahan bakar dapat diproduksi. Terlebih lagi posisi yang lebih penting dalam masyarakat industri dapat dijaga hanya dengan produk penyuplai sumber mineral dari laut. Sebagai hasilnya, Penyihir dapat mengurus dirinya sendiri tanpa dipaksa ikut militer. Itu adalah pemikiran utama dari proyek ini.   

Sumber listrik sekarang berasal dari energi alam seperti panas matahari, kekuatan angin, biomassa. –Sebagai hasilnya dari peningkatan ketergantungan terhadap energi yang dapat terbarukan, industri modern telah menjadi sangat bergantung pada kondisi cuaca.   

Tentu saja, ini lebih diinginkan oleh masyarakat yang bergantung pada energi fosil dan energi fisi nuklir. Terutama, untuk pengembangan jangka panjang, ini adalah masalah krusial untuk umat manusia yang secara aktif melindungi lingkungan. Namun, ini tak bisa disangkal, bahwa ini memprovokasi situasi pengiriman bahan bakar yang tidak stabil. Sistem dibalik orbital satelit dilengkapi dengan panel surya fotovoltaik juga salah satu proyek dimaksudkan untuk menurunkan ketergantungan pada kondisi cuaca untuk pasokan energi.

Pekerjaan Tatsuya dengan Stellar Furnace terdiri dari empat poin krusial : furnace itu sendiri menghasilkan listrik. Itu lalu menggunakan listrik ini dan dari temperatur tingginya membuat gas hidrogen dengan elektrolisis. Dengan demikian menggunakan listrik yang dihasilkan furnace lagi, air segar terproduksi dengan osmosis terbalik pada air laut. Sisa dari operasi sebelumnya adalah konsentrasi tinggi air laut, di mana sumber daya yang berguna serta zat-zat beracun dapat diekstraksi.   

Walaupun, pengetahuan Tatsuya tentang teknologi industri berada dalam tingkatan Murid SMA. Itu tidak akan ada gunanya untuk tidak bekerja sama dengan spesialis untuk hal-hal selain Stellar Furnace itu sendiri. Walaupun pembuatan gas hidrogen dan koleksi dari sumber daya yang dapat digunakan dalam air laut dapat dilakukan langsung dengan sihir, tanggung jawab dari Penyihir akan terlalu konsekuen. Menggunakan Penyihir sebagai bagian dari proses rekayasa sendiri akan disalahartikan pada akhirnya, terlebih lagi ini bukan keinginan Tatsuya.   

(Orang yang seharusnya mendekati Komunitas Non-Sihir seharusnya adalah Komunitas Sihir itu sendiri. Ini akan lebih mudah untuk mencari rekan jika nama Yotsuba digunakan, terlebih lagi oposisi dari Asosiasi Sihir akan dihindari. Jadi masalahnya hanya akan membuat pengaturan konkret.)   

Pekerjaan lapangan sudah selesai. Rencana konseptual untuk Stellar Furnace seharusnya sudah siap dalam waktu 3 bulan, desain dasar bisa diharapkan dalam waktu setengah tahun. Sejak saat itu, bahkan Tatsuya harus mengakui bahwa ia akan membutuhkan kerjasama.   

(Ini mungkin sedikit terlalu cepat mengingat dia masih hanya seorang murid SMA….)   

Dia tidak akan dapat menemukan siapapun yang mau berpartisipasi karena usia mudanya. Itulah adalah pemikiran terbesar Tatsuya sekarang.

 

Jika menemukan kata, kalimat yang salah, atau edit yang kurang rapi bisa comment di bawah

Post a Comment

1 Comments