F

Mahouka Koukou No Rettousei Volume 17 Chapter 3 Bahasa Indonesia

Rabu pagi, minggu kedua dari semester baru.   

“Selamat pagi.”   

Memasuki Kelas 2-E, Tatsuya menerima salam pagi dari Mizuki, yang duduk disampingnya seperti sebelumnya.   

“Selamat pagi, Mizuki.”   

Mizuki menjawab salam Tatsuya dengan senyuman. Kecuali, senyumnya sedikit canggung.   

Ini akan sedikit mencurigakan jika dia memberikan senyuman natural, Tatsuya berpikir tanpa keraguan.   

Dia merasa diberkati bahwa teman-temannya akan membebani diri mereka dengan santai mencoba tersenyum.   

Tidak ada yang salah, dari perspektif Mizuki setidaknya, bahwa dia akan memilih untuk tetap menjaga jarah dari karakter mencurigakan seperti dia, pikir Tatsuya. Mizuki bukanlah rahasia dari Dunia Penyihir. Dia terikat takut akan kekejian Keluarga Yotsuba lebih dari orang biasa. Diatas itu, disini ada karakter mencurigakan yang akan menutupi identitas aslinya untuk teman terdekatnya sampai dua tahun sekarang. Bahkan kemudian, seorang gadis normal seperti Mizuki telah mencoba untuk terhubung dengannya seperti seorang teman. Tatsuya tidak terganggu dengan hal ini, sebaliknya dia menganggap ini normal.   

Dia mendekati kursinya sendiri selagi menunjukkan senyuman tipis di bibirnya.   

Suara menggema di jendela sampai ke lorong yang berada disamping Tatsuya saat dia akan duduk.   

“Selamat pagi, Tatsuya-kun.”   

“Selamat pagi, Erika.”

Erika lah yang berbicara kepadanya dari sisi lain jendela. Dia tidak bersama Leo hari ini, tapi Tatsuya tidak mengatakan itu. Dia mengingat terakhir kali saat Erika telah marah kepadanya karena memperlakukannya seperti pasangan. Disamping itu, Erika dan Leo tidaklah berpacaran. Mereka tidak bersama-sama bukanlah hal yang aneh.   

“Selamat pagi juga kepadamu, Mizuki.”   

“Selamat pagi, Erika-chan.”   

Erika mengangguk dengan gembira dengan senyum puas seperti terangnya hari di musim semi, tidak kurang dari apa yang Mizuki biasanya akan lakukan.  

Dengan senyum itu sendiri, Tatsuya dapat mengetahui bahwa campur tangan Erika adalah untuk menghibur Mizuki. Walau begitu,   

“Ada masalah, Erika? Kau terlihat bertenaga.”   

Tatsuya berani bertanya.   

“Eh, tidak apa-apa.”   

Erika mengembalikan jawaban yang Tatsuya harapkan.   

◊ ◊ ◊  

Dengan kelas siang yang berakhir, Miyuki berdiri dari kursi dan kembali menuju Gedung Praktek di mana Tatsuya menunggu. Gedung Praktek juga memiliki ruang pertemuan untuk instruksi pertarungan besar.  

Dan begitu, seminggu berlalu dengan mereka makan siang di waktu spesifik untuk mencoba dan menghindari perhatian. Ini menyenangkan bagi Miyuki untuk dapat sendirian dengan Tatsuya, tapi dia merasa kesepian saat dia mengingatkan dirinya sendiri pada hubungannya.   

“Miyuki.”

Miyuki tiba-tiba mendengar namanya dipanggil dari belakang, dan dia seterusnya berlari berpikir dia tidak seharusnya membuat Tatsuya menunggu.   

“Honoka, ada masalah apa?”   

Honoka mengeluarkan suara.   

Wajahnya kaku dipenuhi ketegangan.   

Miyuki, meskipun mengenakan ekspresi yang tak berubah selama ini, dia juga tegang. Ini sudah hampir seminggu sejak dia berbicara dengan Honoka yang tidak berhubungan dengan pekerjaan.   

Tidak, tegang akan lebih baik diterapkan untuk keadaan Kelas 2-A yang menempatkan pandangan mereka pada dua gadis, yang tidak bersuara.  

“Oh, ini pasti tentang hal nanti siang ini, bukan? Bisakah kita pergi ke Ruang Dewan Siswa?”   

Miyuki tidak mampu untuk langsung menjawab. Dia ingin menebus kesalahan dengan Honoka, tapi dia tidak menyangka akan bertemu Honoka ditengah jalan.   

“Apa tidak apa-apa jika aku pergi denganmu?”   

Shizuku menaikkan suaranya dari samping sebelum berubah menjadi suasana yang canggung di mana keheningan Miyuki dapat diartikan sebagai penolakannya. Itu ucapan tunggal dari Shizuku telah dengan ramah diterima oleh kedua Miyuki dan Honoka.   

“Baiklah, ayo.”   

Miyuki menunjukkan senyuman yang terang dan mengangguk kepada Honoka dan Shizuku.   

Miyuki, Honoka, dan Shizuku telah duduk saat Tatsuya, yang menghubungi melalui mobile terminalnya, memasuki Ruang Dewan Siswa.

Tidak satupun diantara para gadis itu mengambil sumpit. Miyuki belum membuka penutup bentonya; Honoka dan Shizuku belum mengeluarkan apapun didepan mereka.   

“Onii-sama, terima kasih sudah menunggu.”   

“Tatsuya-san, silahkan. Tolong, sebelah sini.”   

Miyuki dan Honoka berdiri untuk memandu Tatsuya ke tempat duduknya. Itu berada disamping Miyuki dan didepan Honoka. Shizuku juga berdiri, tapi dia pergi ke jaringan makan dan mengambil nampan untuk dua orang yang telah bersiap.   

Mereka berempat dengan ramah mulai makan. Ini hanya Honoka dan Shizuku yang menawarkan topik pembicaraan di meja makan, selagi Tatsuya dan adiknya tidak memecahkan keheningan sama sekali. Ini terasa seperti Honoka dan Shizuku menghindari jaringan makan masuk, dan Miyuki membagikan teh kepada semua orang.   

“Miyuki.”   

Berdiri, suaranya dan ekspresinya mengkhianati stresnya, Honoka menaikkan suaranya.   

“Ada apa?”   

Miyuki, juga, menghilangkan senyumannya dan menatap Honoka dengan wajah serius.   

Shizuku menatap mereka berdua dengan seksama dari sisi Honoka.   

Tatsuya, juga, diam-diam mengamati situasi dari sisi Miyuki.   

“Umm… Umm… Aku…”   

Honoka mengeluarkan kata-kata dengan ekspresi panik.   

Miyuki, selagi menunggu, tidak pernah memalingkan pandangannya dari mata Honoka.   

“Aku tidak akan menyerah!”

Miyuki, Tatsuya, dan Shizuku menghadap Honoka. Untuk memastikan niat Honoka, dan untuk melihat tekad Honoka dengan mata mereka sendiri.   

“Aku tidak akan menyerah tentang Tatsuya-san!”   

Honoka dengan berhasil menyatakan perasaannya tanpa tersendat, bahkan dengan mata semua orang menatapnya.   

“Aku tidak akan mengalah.”   

Miyuki merespon tanpa melewatkan satu momen pun.   Dia lalu berdiri dengan sopan dan memegang tangan kanannya ke Honoka.   

Tangan itu dalam posisi yang menuntut itu goncang.   

“Aku pasti tidak akan terkalahkan.”   

Honoka memegang tangan Miyuki. Jiwa bersaingnya tertampilkan diwajahnya.   

Tatsuya mencoba untuk membuat senyum pahit, tapi itu gagal. Dua gadis di depannya telah mendeklarasikan persaingan dari kasih sayangnya. Ini hanya natural bahwa dia akan pura-pura bodoh dalam hal ekspresi yang harus dia buat.   

Shizuku, ditangan lain, lebih tak berekspresi daripada biasanya. Tidak, karena dia selalu kehilangan perubahan ekspresinyam kita tidak dapat mengatakan dia tidak berekspresi sekarang. Sebaliknya, kali ini dia sengaja menghilangkan ekspresinya.   

Berbicara tentang perasaan asli seseorang, Shizuku berharap Honoka akan segera menyerah atas Tatsuya. Tapi Honoka memilih jalan bertarung dengan Miyuki dalam perjalanannya menuju hati Tatsuya. Dia mengerutkan dahinya pada pemikiran bahwa Honoka akan memilih jalan yang begitu kasar, jalan yang berduri –kerutan Shizuku bertahan erat-erat.

◊ ◊ ◊  

Setelah sekolah, di Ruang Dewan Siswa, masalah berjalan dengan sikap yang bersahabat sebelum pengumuman. Izumi dan Minami menyadari perubahan ini, tapi juga tidak ingin menginvestigasi alasan perubahan ini. Mereka lega karena atmosfer tegang telah mereda, yang ditunjukkan melalui ekspresi wajah mereka dan sikap mereka.   

Namun, mereka bukanlah tipe orang yang akan bersikap hati-hati. Itu akan membuat mereka menjadi minoritas SMA 1.   

“He, Izumi. Bukankah atmosfernya terasa berubah dari biasanya?”   

Kasumi telah menaiki tangga karena ini sudah hampir waktu untuk gerbang sekolah ditutup. Dia dengan diam-diam mendekati Izumi – dan bertanya dengan suara yang cukup keras.   

“Apa begitu? Semuanya terlihat normal bagiku, Kasumi-chan.”   

Dengan ekspresi tenang diwajahnya, Izumi menanggapi dengan intensitas yang sulit untuk ditentang.   

Merasa bahwa dia entah bagaimana telah membuat Izumi marah, meskipun tidak mengerti mengapa, Kasumi mengangguk dan mengganti subjek.   

“Huh? ….Uh, ya.”   

Baru saja datang dari Markas Moral Publik, reaksi Mikihiko sedikit lebih terjaga daripada Kasumi   

“Ada masalah apa?”   

Reaksinya bahwa lebih hebat saat mendengar suara Tatsuya.   

“Tidak, tidak apa-apa.”

Dia merespon dengan cara yang sama yang dia gunakan sebelum Libur Musim Dingin. –Ini berbeda dari minggu lalu.   

Tatsuya berpikir bahwa Mikihiko telah dimarahi oleh Erika. Tatsuya berpikir seperti itu, tapi tentu saja dia tidak mengatakan ini.   

Meskipun itu, dia tidak menahan bibirnya yang gemetaran.   

“Ada apa, Tatsuya? Apa ada sesuatu yang baik terjadi.”   

“Ya. Tapi, ini bukan hal penting.”   

Ya, ini bukan hal penting. Ini pasti adalah ‘hal yang baik’. Untuk Miyuki, dan untuk dirinya.   

Sampai pada kesimpulan itu, Tatsuya memutuskan untuk merubah suasana hatinya.   

“Terlebih lagi, tunjukkan laporan hari ini.”   

“Baiklah. Ini tidak apa-apa jika aku menunjukkannya padamu selagi kita disekolah.”   

Tatsuya segera melihat e-reader yang diberikan Mikihiko, dan memasukkan hard key nya sebagi tanda tangan konfirmasi Dewan Siswa.   

“Apa ada suatu masalah terjadi diluar sekolah?”   

Tatsuya bertanya seperti itu saat dia mengembalikan e-reader kepada Mikihiko. Mikihiko setuju untuk menunjukkannya ‘di sekolah’ yang menarik perhatian Tatsuya.   

“Ya…. Setelah foto candid itu, jumlah murid yang diikuti bertambah.”   

“ Apakah itu Penguntit?”

Tidak sadar, itu adalah pertama kalinya Tatsuya mendengarnya. Tangannya telah penuh akhir-akhir ini dan ia memiliki mata yang hanya digunakan untuk melihat di sekelilingnya.   

“Kau dapat menyebutnya penguntit… ini sepertinya adalah Organisasi ‘Humanist’.”   

“Kau mengatakan bahwa murid di sekolah ini telah menjadi target dari Organisasi Anti-Penyihir?”   

Mata Tatsuya berkilau tajam.   

Mikihiko juga telah menarik perhatian dari Miyuki dan Honoka saat mereka sudah bersiap-siap untuk pulang.   

“Sepertinya belum ada murid yang diancan atau diserang. Yang telah dikatakan, sejak kelompok itu dibentuk, beberapa murid telah dilecehkan secara verbal.”   

Mikihiko menjawab pertanyaa Tatsuya dengan nada provokasi.   

“Minami-chan.”   

Kembali ke kursi ketuanya, Miyuki berbicara kepada Minami.   

“Ya, Ketua.”   

Minami berdiri dan berpindah untuk berdiri didepan Miyuki. Namun, Miyuki menghentikannya ditempatnya dengan tatapannya.   

“Mengenai masalah yang kita dengar dari Ketua Komite Moral Publik, apa Dewan Siswa sudah mengetahuinya?”   

“Tunggu sebentar.”   

Dalam menanggapi pertanyaan Miyuki, Minami menekan tombol di terminal desktopnya yang telah dimatikannya. Bertentangan dengan bagaimana sistem informasi dari setengah abad lalu bekerja, itu langsung menyala. Sistem operasi segera muncul di layar.

Minami memasukkan kata pencarian dan lalu membaca hasil yang ditampilkan.   

“Jumlah orang dan peristiwa yang dibahas di Dewan Siswa termasuk 24 orang yang mencakup total 38 peristiwa. Mereka sudah melaporkan ini ke polisi, namun tidak ada laporan dari setiap tindakan keras yang dilaporkan.”   

“Mereka mengabaikannya!?”   

Honoka menaikkan suranya seperi jika mengatakan “Aku tidak bisa mempercayai ini” dalam merespon pada perkataan yang telah dibaca Minami dengan keras.   

“Mereka dapat berbicara kasar, tapi tindakan keras akan sulit.”   

Shizuku menjawab dengan helaa napas.   

“Meskipun foto candid, itu sulit untuk dijadikan bukti dari penguntitan.”   

Mikihiko bergumam kesal.   

Jika ini jelas seperti musuh di Insiden Yokohama, mereka akan dengan mudah menyerang balik dan menghancurkan mereka. Tapi mereka tidak punya cara untuk serangan balasan yang dibagi, serangan samar datang dari kalangan warga kota juga tidak baik. Jika mereka bertindak, mereka akan dicap penjahat. Untuk memulai, mereka tidak tahu siapa musuh itu, atau bahkan bagaimana mengalahkan mereka.   

“Kita seharusnya meminta semua murid untuk berhati-hati. Waspada untuk setiap serangan langsung dan juga berhati-hati untuk tidak bereaksi berlebihan agar tidak beresiko menimbulkan kesalahan. Atau lebih tepatnya, sehingga tidak dicap penjahat.”   

“Mengerti. Akan aku atasi segera.”   

Tatsuya telah menunjukkan respon terhadap reaksi Miyuki.   

◊ ◊ ◊

Sabtu, 19 Januari. Akhir dari minggu kedua semester baru.   

Kelas pagi telah berakhir, dan sekarang ini waktunya untuk aktivitas klub dan komite.   

Kasumi dan Izumi sebelumnya telah pergi ke ruang makan untuk mengisi kembali energi mereka. Izumi ingin makan siang bersama Miyuki di Ruang Dewan Siswa, tapi dia tidak dapat menahan Kasumi yang memaksa “Kita harus makan bersama-sama sesekali”. Kasumi dan Izumi berdua populer diantara anak kelas satu. Tidak, mereka juga terkenal diantara anak kelas dua dan tiga, tapi mereka terutama populer di kalangan anak kelas satu. Mereka berdua bukanlah tipe orang yang sangat membantu sehingga mereka tidak dapat membuat faksi seperti ‘Tentara Kasumi’ atau ‘Pelindung Izumi’, tapi disaat yang sama mereka tidak berhubungan dengan perselisihan faksi apapun sehingga mereka disenangi semua orang sebagai ‘Idola Semua Orang’. Ini berbeda jauh dengan Takuma yang langsung membuat ‘Grup Shippou’.

Kasumi dan Izumi tidak secara normal memiliki seseorang yang mengikuti mereka jadi tidaklah sulit bagi mereka untuk menjaganya hanya mereka berdua. Di tangan lain, saat makan siang, mereka terus mengumpulkan sekelompok anak kelas satu dengan nampan makan siang mereka di tangan.   

Apa yang menonjol tentang mereka berdua adalah bahwa murid yang datang dekat dengan mereka sebagian besar perempuan. Yang mengatakan, anak laki-laki tidak terintimidasi oleh mereka seperti mereka dengan Miyuki, sehingga anak-anak bisa mengekspresikan kasih sayang bagi mereka seperti yang mereka lakukan untuk maskot.   

Untuk alasan itu, meskipun mereka terus-menerus memiliki banyak orang di sekitar mereka, tidak satu pun akan mengganggu mereka ketika mereka berbicara. Dalam keadaan ini, mereka berdua terlibat dalam percakapan tak terkendali saat menyeruput mie mereka.

Izumi makan, seperti biasanya, tapi Kasumi juga makan dengan hati-hati. Dia pelan-pelan memotong kakiagenya menjadi kecil-kecil dan memakannya dengan sikap yang baik. Dia tidak pernah berbicara dengan makanan dimulutnya yang menandakan kecepatannya cukup lambat. Tanpa diragukan, adegan makan siang yang tenang membuat sulit untuk menebak apa yang mereka bicarakan.   

“Dua atau tiga hari ini, atmosfer di sekolah menjadi sedikit suram, bukan?”   

“Itu rumor tentang Shiba-senpai dan Miyuki-senpai? Ini akan menjadi masalah besar jika orang-orang senrou seperti mereka berlari-larian membuat masalah setiap waktu.”   

“….Apa arti dari ‘senrou’?”   

“Itu berarti hina.”   

“Ah, maksudmu mereka harus menjaga rasa ingin tahu mereka dan tidak membuat masalah setiap waktu, bukan?”   

“Jika kau ingin mengartikannya begitu.”   

“Maka kau seharusnya langsung mengatakannya.”   

“Aku bahkan tidak menyebut teman sekelasku ‘hina’, apalagi seorang kakak kelas. Aku percaya setiap murid di sekolah ini adalah orang yang baik.”   

“Aku mengatakan hal yang sama dengan yang kau katakan, tapi kau harusnya tidak terlalu kejam, Izumi.”   

“Ini tidak benar, Kasumi-chan. aku hanya berpikir saat tidak ada karakter yang benar-benar 'hina', kadang-kadang mereka menjadi delusi ketika terobsesi dengan hal-hal dasar seperti.”   

Izumi, mengatakan hal seperti itu dengan ekspresi tenang, mengangkat mangkok nasi yang ditaruhnya di nampannya. 

(Didalam : menu makan siang memiliki ukuran kecil/sedang/besar)

“Baik, aku tidak merasa kau seharusnya menyembunyikan perasaanmu yang sesungguhnya dengan kata-kata rumit.”   

Kasumi telah bergumam dengan diam selagi Izumi fokus dengan tangannya. Jika dia tidak mengatakan sesuatu kepada Izumi, bahkan walaupun dia tahu karakter asli saudaranya, hal akan menjadi terlalu tegang baginya.   

“Kasumi-chan, apa kau mengatakan sesuatu?”   

Tapi waktunya sedikit terlalu cepat, dan Izumi mengangkat wajahnya saat dia menaruh sumpitnya di mangkuknya.  

“Tidak, aku tidak mengatakan apapun.”   

Kasumi mengatakan seperti itu, selagi mengangkat mangkuk nasinya seperti yang dilakukan Izumi.   Kasumi menyeruput sobanya dengan sedikit lebih antusias daripada Izumi. Dengan alisnya mengerut pada saudara kembarnya, Izumi juga memindahkan sumpitnya. Terbiasa dengan sikapnya sebagai pelindung untuk mengarahkan percakapan, Kasumi menaruh mangkuknya dan berbicara kepada Izumi seperti tidak terjadi apa-apa.   

“Ngomong-ngomong, bagaimana menurutmu Ruangan Dewan Siswa? Aku hanya melihat sekilas tapi sepertinya mereka sudah berdamai lagi.”   

“Walaupun mereka hanya sedikit berbeda dari kita, aku yakin semua pihak yang terlibat adalah orang dewasa.”   

Izumi menjawab pertanyaa Kasumi dengan nada yang tidak memuji.   

“Aku rasa Mitsui-senpai khususnya memiliki banyak hal yang baik tentang dia… Miyuki-senpai dan Shiba-senpai bersikap seperti biasa juga.”

“Hmm… Baik, Ketua telah menahan seberapa lekatnya dia dengan Shiba-senpai, dan sepertinya dia juga memperhatikan orang lain.”   

Izumi merubah ekspresinya pada kata ‘lekat’, tapi Kasumi tidak menyangkal kebenarannya.   

“Tidak peduli seberapa dekat kau sebagai teman, mengabaikan orang lain akan membuatmu menjauh.”   

“Bahkan teman dekat harus tetap sopan, bukan?”   

“Betul. Mengesampingkan fakta bahwa banyak orang kacau pada tingkat kedekatan itu, sebaliknya, mereka meremehkan ini, dan memilih untuk menghibur diri mereka sendiri dengan menyebarkan rumor tak bertanggung jawab. Hal ini dapat menyebabkan penurunan tak terelakkan dalam keseluruhan hubungan..”   

Izumi berhenti sesaat, lalu mengatakan sesuatu setelah dia mengingatnya.   

“Setidaknya, itu aturan umumnya.”   

Teman sekelas Kasumi dan Izumi semua menggantungkan kepala mereka dan meringkuk.  

◊ ◊ ◊ 

Sekitar waktu yang sama –juga, itu benar-benar cukup banyak waktu sesudahnya –kantin Universitas Sihir dipenuhi mahasiswa.   

Bercampur dengan orang-orang yang menuju ke Akademi Pertahanan Nasional golongan ‘Penelitian Perang Khusus’. Diluar semua mahasiswa ini, dua gadis menghadap satu sama lain, seorang mahasiswa normal dan petugas sihir dalam pelatihan. Tidak ada perbedaan yang mencolok dalam bagaimana mahasiswa terlihat, hanya melirik mereka tidaklah cukup. Senyuman petugas itu membuatnya sulit untuk memberitahu jika dia pelajar Universitas Sihir normal.

“Hey Mari! Kau tidak perlu tertawa seperti itu, bukan?”

“Maaf. Tapi masih, kau dan dia….”   

Watanabe Mari, mahasiswa pengunjung dan mantan Ketua Komite Moral Public SMA 1, meminta maaf saat dia melanjutkan untuk menekan tawanya. Didepannya adalah Saegusa Mayumi, mantan Ketua Dewan Siswa SMA 1, wajahnya memerah dan matanya menatap Mari.   

Wajah tersipunya bukanlah wajah marah tapi wajah malu. Dia memelototi Mari dengan mata berair, tapi mereka tidak merasa terancam sama sekali.   

“Hey!”  

“Tidak, aku benar-benar minta maaf.”   

Pada akhirnya, Mayumi gemetaran dan berbalik yang membuat Mari berhenti tertawa.   

“Apa kau benar-benar memberitahuku bahwa Kepala Keluarga Saegusa ingin membuatmu menikahi Tatsuya-kun?”   

“Ini pertunangan! Bukan pernikahan!”   

Tetap memalingkan wajahnya dan melipat tangannya, Mayumi membentak pada perkataan Mari.   

Mari tiba-tiba bertanya pada dirinya bagaimana ini seharusnya berbeda, tapi dia memutuskan untuk menjaga perkataan itu padanya sendiri.   

“Baiklah lalu, mengapa kita membicarakan tentang pernikahan Mayumi dan Tatsuya-kun?”   

Universitas Sihir lebih fleksibel dalam hal istirahat dan makan siang daripada Akademi Pertahanan Nasional. Pada saat yang sama, itu tidak seperti siswa dapat makan siang selama mereka inginkan. Mari memutuskan untuk beralih ke topik utama.   

“Kau juga mendengarnya, Mari?”

Pembicaraan ini sebenarnya dimulai oleh Mayumi, yang ingin mengatakan komplain. Masih merajuk, dia menyadari bahwa istirahat masing-masing sudah hampir berakhir, dan wajahnya kembali ekspresi serius.   

“Apa ini tentang Keluarga Yotsuba? Ya, aku tidak mengatakan bahwa sudah kuduga, tapi ini juga tidak terlalu mengejutkan.”   

Pada masalah ini, mengharapkan dan terkejut adalah dua hal yang benar-benar berbeda, tapi Mayumi tidak menekannya untuk memutuskan pikirannya. Lagipula dia merasakan hal yang sama dengan Mari.   

“Seberapa banyak kau tahu ini, Mari?”   

“Seberapa banyak… Saudara itu sebenarnya adalah sepupu dan keturunan langsung dari Keluarga Yotsuba. Dan bukankah Shiba ditunjuk sebagai Kepala Keluarga Yotsuba selanjutnya dan bukankah Tatsuya-kun telah bertunangan dengan Shiba? Bukankah hanya itu?”   

Mayumi menutup matanya dan menggelengkan kepalanya kepada pertanyaan ragu Mari.   

“Itulah yang dipublikasikan. Masih ada lebih banyak, kau tahu.”   

Mayumi membungkuk di meja.   

Melihat Mayumi seperti itu, Mari membawa wajahnya mendekat.   

“Hari setelah Keluarga Yotsuba mengumumkan pertunangan Tatsuya-kun dan Miyuki-san, Keluarga Ichijou menaikkan keberatan mereka pada pertunangan itu.”   

“Keberatan pada pertunangan?”   

Wajah Mari memperlihatkan ekspresi bertanya, “Bisakah mereka melakukan itu?”, Mayumi memberi petunjuk dengan senyum paksa.

“Mereka mengatakan hubungan darah mereka terlalu dekat, dikhawatirkan akan ada resiko bahwa pernikahan ini akan mengancam genetik penyihir, yang akan menjadi sumber tak bernilai bagi negara.”   

“Mereka mengatakan ‘sumber’ sekarang?”   

Mari terlihat terkejur. Pemikiran seperti ini, yang cukup kontroversial bahkan dalam Sepuluh Master Clan, akan tedengar seperti alasan mencurigakan oleh 100 Keluarga kepada Penyihir untuk tidak tahu.   

Kesimpulan Mari sebagaian besar benar. Sebaliknya, itu tepat. ‘Sumber’, pada konteks ini, merupakan sinonim dari properti. Menyebut gen seseorang sebagai ‘properti’ membuat seseorang tidak berbeda dari ternak. Satu langkah salah akan membawa semua situasi ini menjadi kekacauan politik berbahaya karena menempatkan gen diatas yang lain.   

“Aku tidak pernah bisa membuat diriku menyukai aspek dari Sepuluh Master Clan.”   

“Jika aku disuruh memilik untuk mengatakan aku menyukainya atau tidak, aku akan menjawab belakangan, tapi keputusan ini untuk kebaikan yang lebih besar. Walau begitu, aku tidak akan terpusat pada campur tangan mereka pada kehidupan pribadiku, seperti seluruh urusan pertunangan ini.”   

“Apa ada yang lain?”   

Saat topik akan mencapai klimaks, Mayumi menghela napas.   

“Keluarga Ichijou menaikkan keberatan mereka, mengatakan bahwa hubungan darah yang terlalu dekat sebagai dasar mereka. Di saat yang sama, mereka menawarkan Miyuki-san bertunangan dengan putra tertua mereka, Masaki-kun, kepada Keluarga Yotsuba.”   

“Aku tidak tahu apa mereka tidak tahu malu, atau tidak sensitif….”

Melihat Mari yang tidak bisa berkata-kata, Mayumi mengangkat bahunya.   

“Tapi tentu sebuah pernikahan antara Miyuki-san dan Masaki-kun akan lebih diinginkan daripada antara Tatsuya-kun dan Miyuki-san. Mereka hanya harus mengabaikan perasaan orang-orang pribadi yang terlibat.”   

“Jadi, ini yang akan mereka sebut sebagai pernikahan untuk kenyamanan, yang dilakukan oleh Komunitas Sihir.”   

Mari berpikir lebih seperti kawin ternak lebih dari perkawinan kenyamanan, tapi ia ragu-ragu menjelaskan seperti itu.   

“Itu benar, tapi… aku tidak merasa bahwa ini murni untuk kenyamanan keluarga. Maksudku, Masaki-kun adalah putra tertua, jadi secara normal dia akan berada di posisi untuk menerima pengantin.”   

Sampai titik ini, Mayumi mengalihkan matanya pergi untuk beberapa alasan seperti malu sedikit.   

“Keluarga Ichijou menunjukkan kesombongan karena Masaki-kun menyukai Miyuki-san, aku pikir.”   

“…Oh.”   

Mari, yang baru saja cemberut, menyeringai lebar seolah-olah dia baru saja menemukan sesuatu terobosan.   

“Jadi itu. ….Ayahmu mencoba untuk membuatmu menikah karena kau menyukai Tatsuya-kun. Apa itu benar?”   

“Tidak, bukan itu!”   

Wajah Mayumi memerah saat dia memukul meja dengan kedua tangannya. Tidak salah lagi area pelindung yang ditempatkan disekitar mereka adalah satu-satunya hal yang mencegah seluruh kantin mendengar mereka. Reaksi Mayumi sampai seperti itu.

“Anjing licik itu hanya salah mengerti! Dia hanya menggunakanku untuk mengganggu Keluarga Yotsuba!”   

“Benarkah sekarang?”   

“Mengapa kau terlihat tidak yakin!? Aku benar-benar satu-satunya yang merasa tidak nyaman disini!”   

“Jadi apakah kau ingin mengatakan tidak?”   

Tanpa dia menyadarinya Mayumi tak bisa menjawab, oleh pertanyaan cepat Mari.   

Mari menaikkan kedua ujung bibirnya seperti menunjukkan bahwa dia telah mengerti seluruh rencana.   

Dipaksa oleh rasa bahwa dia dalam keadaan bahaya benar-benar seperti mengakui kata-kata Mari, Mayumi memaksa lidah bekunya untuk pindah.   

“Ini bukan seperti jika aku tidak, tapi… Tapi aku hanya tidak bisa melihat Tatsuya-kun seperti itu. Aku tidak bisa memikirkan aku bertunangan dengan Tatsuya-kun.”   

“Mengapa seperti itu?”    

Mari menyerang tanpa menunda.   

“Mengapa kau mengatakan—“   

“Tentu saja Saegusa Mayumi tidak akan cocok dengan Shiba Tatsuya. Namun, ceritanya berubah saat dia menjadi keturunan langsung dari Keluarga Yotsuba. Dia bukan tidak memenuhi syarat untuk menjadi suami dari putri tertua dari Keluarga Saegusa, dalam hal hubungan darah dan kekuatan.”   

“Maksudku, Tatsuya-kun bahkan dua tahun lebih muda dariku!?”   

“Aku tidak merasa perbedaan itu akan menjadi masalah besar. …Apa dia bahkan terlihat lebih muda darimu? Kau terlihat lebih muda daripada Tatsuya-kun dari sudut pandangku.”

“Kasar sekali! Jika kau akan mengatakan itu, maka kau juga tidak terlihat lebih tua dari padanya, kau tahu!”   

“Dari semesta mana aku terlihat lebih muda dari pada Tatsuya-kun?”   

“ ’Oh, aku tidak bisa melakukan ini,’ ‘Oh, terminal ini tidak bekerja dengan benar,’ ‘Oh, ini tidak bisa mencetak laporan,’ Kau selalu bermanja dengan Tatsuya-kun! Sebenarnya, bukankah kau yang lebih menyukai Tatsuya-kun!?"  

“Aku memiliki Shuu, kau tahu!”   

“Itu bukanlah alasan untuk menyukai atau tidak menyukai Tatsuya-kun, sekarang!”   

Mayumi dan Mari menatap wajah masing-masing, lalu segera memalingkan pandangan mereka.   

Kedua wajah mereka merah. Biasanya, ini akan terjadi adegan di mana mereka saling menunjukkan senyum kosong, dan lanjut ke topik yang benar-benar berbeda dari argumen mereka.   

Namun, kali ini tidak terjadi.    

Mari berakhir tersipu dari pembicaraan mereka, tapi dia segera mengembalikan dirinya yang biasa. Senyuman dapat terlihat di wajah Mari saat matanya sekali lagi menatap Mayumi.   

“Mayumi, apa yang sebenarnya ingin kau lakukan?”   

Melihat pada Mari lagi, Mayumi terkejut dengan suara serius Mari yang tak terpikirkannya.

“Ada apa tiba-tiba?”   

Mari menatap Mayumi dengan baik-baik. Wajah itu tidak mungkin bercanda.

“Ini tidak ada gunanya bagi adik Tatsuya-kun, tapi ini juga tidak merugikanmu, Mayumi.”   

“Apa maksudmu? Maksudmu, aku tidak menganggap Tatsuya-kun sebagai orang yang spesial…”   

Mendengar perkataan kuat Mari, Mayumi berhenti membuat alasan.   

“Aku bermaksud ingin mengetahui mengapa kau belum memiliki pacar sampai sekarang. Mengenai kegagalan hubunganmu dengan putra tertua dari Keluarga Juumonji atau Itsuwa, aku mengerti bahwa ini protes untuk masa depan yang ditentukan untukmu.”   

Mayumi tidak menyangkal perkataan Mari. Itu bukan karena Mari memukul dengan kata-kata.

“Bukankah kau selalu memberitahuku bahwa kau tidak mungkin dapat melihat Juumonji sebagai pacar? Apa itu karena dia adalah tipe rekan yang akan langsung menyadari? Juumonji selalu menjadi sesama Penyihir dari Keluarga Juumonji bagimu, bahkan bukan sesama murid. Itulah mengapa dia melihatmu sebagai Mayumi, putri tertua Keluarga Saegusa, bukan seseorang yang berasal dari gadis SMA.”   

Mayumi mendengarkan perkataan Mari tanpa mengatakan satu katapun atau menunjukkan reaksi apapun. Ekspresinya mengingatkan tentang topeng Noh.   

“Kamu melihatnya jika dia cocok sebagai anggota Sepuluh Master Clan, bukan jika dia cocok sebagai rekan. Tidak mungkin perasaan cinta akan muncul seperti itu. Hormat, mungkin, tapi bukan cinta.”   

Mari lanjut berbicara, tidak memperhatikan Mayumi yang tidak merespon.   

“Tapi Tatsuya-kun berbeda, bukan? Kau pertama memperkenalkan dirimu sebagai seseorang yang lebih tua darinya, dan secara bertahap mulai menyukainya, dan lalu mengetahuinya sebagai bagian dari Sepuluh Master Clan. Menurutku, aku akan menganggap itu sebagai rasa sayang kepada lawan jenis, tapi aku tidak akan sejauh untuk menyiratkan itu. Namun, kamu setidaknya menyukainya. Apa aku salah?”

“Kamu tidak salah. Aku tidak merasa rasa sukaku pada Tatsuya-kun sebagai cinta, tapi yang lain seperti yang kamu katakan.”   

Mayumi menjawab dengan acuh tak acuh, Mari mengangguk.  

“Kebetulan, orang yang kamu sukai adalah orang yang mereka biarkan untuk mengencani putri tertua Keluarga Saegusa. Ini akan menjadi pengalaman pertamamu.”   

“Hmm, itu benar.”   

“Baiklah, apa langkah pertamamu? Tidak, tunggu, ini bukan bagaimana ini seharusnya ditanyakan. Mayumi.”   

“Apa?”   

“Apa kamu akan menunggu tanpa berbuat apa-apa? Atau kamu sebenarnya ingin melakukan sesuatu?”   

“Aku tidak ingin pasif, tapi apa yang dapat kulakukan?”   

“Aku ingin memberitahumu, ‘Temukan jawabannya sendiri’, tapi ya. Baik, aku punya ide, kamu memiliki kesempatan untuk memastikan bagaimana perasaanmu sebenarnya kepada Tatsuya-kun.”   

Mayumi mengatakan, “Aku tahu,” lalu dia berhenti.   

“Apa maksudmu?”   

“Jika kamu tahu, kamu memiliki perasaan untuk Tatsuya-kun, kamu dapat meluruskan ketertarikanmu dengan ayahmu. Kamu dapat berpura-pura dimanfaatkan ayahmu, tapi sebenarnya kalian berdualah yang sebenarnya memanfaatkannya.”   

“Menggunakan anjing licik itu, katamu… Itu menggiurkan.”

Mayumi berhenti mengeluarkan kata-kata, senyum jahat muncul tanpa dia sadari.

“…Tapi itu akan membutuhkan banyak usaha.”   

“Kamu akan tahu saat kamu coba mengencaninya, sekarang bukan?”   

“Mengencani seseorang yang kusukai? Sebaliknya, yang aku tidak yakin kusukai atau tidak?”   

Menyadari bahwa mereka hanya berputar-putar, Mayumi menyerah dan mengatakan pikirannya.   

“Itu akan menjadi terlalu aneh, bukan? Bukankah ini biasa dikatakan? ‘Mari kita berteman’, atau semacamnya?”   

“Itu bukanlah hal yang kamu katakan kepada seseorang yang tidak kamu kenal. Kita mulai berteman dengan hubungan kita sekarang. Dan apa yang kulakukan saat gagal? Katakan kamu mengencaninya, dan langsung bertunangan. Aku tidak bisa mundur hanya dengan ‘Menjadi kekasih tidak akan berguna’ setelah menjalani itu semua!”   

“Jadi bagaimana menurutmu?”   

“Tentu saja itu salah!”   

“Aku mengerti… Baiklah kalau begitu, sepertinya satu-satunya pilihanmu adalah mengencani Tatsuya-kun tanpa diketahui oleh adiknya.”   

“Bagaimana kamu dapat sampai pada kesimpulan itu!?”   

“Bukankah kamu sendiri ingin memastikannya? Bagaimana perasaanmu tentang Tatsuya-kun?”   

“Aku katakan padamu bukan itu masalahnya…”   

“Baiklah kalau begitu, mengapa kamu membicarakannya denganku?”

Ekspresi Mayumi membeku.   

“Bukankah kamu selalu datang padaku saat kamu dalam masalah? Walaupun ini pertama kalinya bagimu untuk mengencani seseorang yang sudah bertunangan, kamu bahkan tidak mampu menyelesaikan masalah ini sendiri? Jika kamu berpikir cukup keras, bukankah seharusnya kamu dapat menolak tawarannya? Karena dia sudah bertunangan, situasi adalah batas yang mustahil.”

“…Aku sudah menolak. Tapi anjing licik itu terus akan mengulang-ulangnya lagi dan lagi.”   

“Ayahmu mungkin sudah membacamu, kamu tahu. Fakta bahwa kamu tidak benar-benar menentangnya.”   

“………”   

“Mayumi. Pada tingkat ini, kamu hanya akan berakhir mengikuti arus, bimbang sampai akhir.”   

“Walau jika kamu mengatakan itu…”   

Mayumi bingung. Dia mungkin akan rusak jika dia maju lebih jauh dari ini. Mari melirik jam militer multifungsinya yang ada di pergelangan tangan kirinya.   

“—Waktu kita habis. Mayumi, kamu harus memikirkan itu lagi.”   

“Ya. …Terima kasih, Mari.”   

Mari berdiri selagi Mayumi juga dengan meninggalkan kursinya.   

◊ ◊ ◊  

Tatsuya yang baru saja sampai di rumah dan melihat bahwa dia memiliki surat, memaksanya untuk mengerutkan dahinya. Ini bukanlah email, tapi sebuah komunikasi diskrit menggunakan papan pesan untuk murid dan alumni SMA 1.   

Pengirimnya adalah Mari.   

Tatsuya pikir bahwa dia mungkin salah kirim, tapi dia tidak dapat memeriksanya tanpa membuka suratnya. Dia juga berpikir untuk membukanya dengan trik untuk mencegah tertinggalnya tanda, tapi ini akan menyebabkan hal yang lebih rumit setelahnya. Dia tidak apa-apa jika dia tidak harus bertemu Mari setelahnya, tapi sepertinya itu bukan masalahnya.   

Meskipun ia punya firasat ini akan menyebabkan situasi usil, ia membuka surat.

Hal pertama yang disimpulkannya dari pesan itu, ditujukan untuknya.   

Pesan itu dimulai dengan salam, bertanya tentang kondisinya, dan bagaimana dia akhir-akhir ini. Tak diduga ini akan ditulis dengan aturan yang sopan. Ini mungkin hasil dari edukasi militernya.   Inti dari pesan ini sangat sederhana.   

Ini hanya sebuah pertanyaan apa mereka dapat bertemu besok malam.   

Akan lebih baik jika ini dirahasiakan.   

Ya, biasanya ini bukan masalah, tapi sekarang dia memiliki tunangan dia membutuhkan izin darinya untuk bertemu dengan seorang gadis sendirian.   

Tanpa mengirim jawaban, dia mengetuk pintu menuju ruangan disampingnya.   

“Watanabe-senpai mengatakan ingin bertemu Onii-sama?”   

Tatsuya melihat kecurigaan pada ekspresi Miyuki. Jika itu hanya secercah sedikit keraguan, dia akan menulis ini sebagai sebuah keniscayaan, tetapi yang tidak percaya sejauh ini benar-benar tak terduga.   

“Aku terkejut seperti dirimu tentang undangan mendadak ini. Terakhir kali aku melihatnya adalah saat upacara kelulusan.”   

Tatsuya dengan santai berpura-pura tak bersalah.   

“Lalu apa niatnya?”   

Miyuki tidak berpikir bahwa Tatsuya berselingkuh, ini sebenarnya adalah Mari yang diragukannya.   

Tatsuya (dalam sudut pandang Miyuki) adalah pria yang sangat menarik. Walaupun mereka tahu bahwa Mari sudah memiliki pacar, Tatsuya akan menjadi seseorang yang diinginkan untuk perselingkuhan (sekali lagi, ini menurut sudut pandang Miyuki).

“Ini bukan perselingkuhan.”   

Dia hanya tidak sadar tentang pemikiran adiknya, tapi ia juga terus terang menyatakan bahwa ia melihat melalui dirinya.   

Wajah Miyuki menjadi merah.   

Selagi mengamati adiknya, Tatsuya pura-pura tidak tahu dan lanjut berbicara.   

“Chiba Naotsugu-san adalah kekasih yang cocok untuk Watanabe-senpai.”   

“….Dia mungkin bertengkar dengannya.”   

Miyuki menyembunyikan rasa malunya dengan mengatakan opininya dengan nada tidak puas.   

“Jika dia hanya ingin mengomel, dia akan memanggil Saegusa-senpai, bukan?”   

Perilaku Miyuki yang mudah dipahami membuat Tatsuya tertawa selama pembicaraan mereka.   

“…Tidak, sebenarnya, ini kebalikannya.”   

Terkejut, dia memasang tampang serius, meskipun mempesona.   

“Kebalikan… Jadi maksudmu Saegusa-senpai yang mengomel kepada Watanabe-senpai?”   

Tatsuya memasang ekspresi serius sepenuhnya dan mengangguk kembali kepada pertanyaan Miyuki.   

“Ini tidak terbatas pada Watanabe-senpai. Jika alumni SMA 1 memiliki sesuatu untuk didiskusikan, mengingat apa yang baru saja terjadi, ini pasti tentang Keluarga Yotsuba.”   

“Ah, itu benar.”   

Ada juga orang yang memberikan saran tanpa memikirkan waktu dan tempat, dan hanya mengatakannya untuk kenyamanannya saja.

Pemikiran pertama Miyuki sampai kesitu dengan refleks, tapi dia juga mengerti bahwa ada pengecualian dalam hal ini.   

“Bahkan jika kamu memikirkan tentang itu, aku akan mengabaikan pengecualian kita tidak dapat melakukan apapun.”   

Pikiran Miyuki terlihat melalui Tatsuya.   

“…….”   

Kulit putih Miyuki memerah kembali.   

Tanpa memikirkan dirinya, Miyuki menatap lantai, Tatsuya meneruskan alasannya.   

"Jika aku harus menebak siapa yang akan mengambil tindakan mengenai pemberitahuan yang diberikan oleh Keluarga Yotsuba, penyebab paling mungkin akan menjadi orang-orang dari Sepuluh Master Clan. Aku berasumsi bahwa Saegusa-senpai diseret ke skema yang dilakukan oleh Kepala Keluarga Saegusa. Kemudian, Saegusa-senpai yang bingung pergi ke Watanabe-senpai untuk saran. Mengingat hubungan mereka, undangan ini tidaklah aneh sama sekali. "   

“Tidak mungkin!”   

Miyuki mengangkat wajahnya dengan penuh semangat yang masih merah. Kegelisahan yang dalam terlukiskan pada wajahnya.   

“Mengapa kamu panik seperti itu?”   

Dia tidak dapat mengerti mengapa Miyuki panik, karena itu Tatsuya menghentikan penjelasannya dan bertanya mengapa.   

“Apa mungkin… Keluarga Saegusa membuat skema untuk Onii-sama menjadi tunangan Senpai?”   

Pemikiran Miyuki membuat Tatsuya terkejut. Ini pasti yang menjamin keprihatinannya.

“…Tidak peduli bagaimana kamu melihatnya, bukankah itu berjalan terlalu cepat?”   

Tentu saja ini bukan tidak mungkin, tapi Tatsuya memiliki pola pikir bahwa itu tidak akan terjadi bahkan jika kesempatan itu ada. Kebiasaan Mayumi bukan salah satu yang akan patuh menikah sebagai bagian dari politik.   

“Aku ingin tahu…”   

Miyuki dan Mayumi berbagi sifat yang sama, tidak akan mudah menjadi boneka orang tua mereka sendiri. Tetapi jika Mayumi bersama keputusan ayahnya – itu akan menjadi cerita yang berbeda.   

“Tidak, ini tidak seperti itu.”   

Untuk menghilangkan kegelisahannya, dia memberikan Jawa penyangkalan pada dirinya sendiri   

“Maka Onii-sama, apa yang akan kamu lakukan terhadap undangan Watanabe-senpai?”   

“Aku tidak perlu mengabaikannya. Ditambah, aku penasaran tentang mengapa dia susah-susah menghubungiku.”   

Kata-kata Tatsuya menyiratkan bahwa 'tidak ada cara lain sehingga ia bisa menghindari membuat Miyuki sedih'.  

◊ ◊ ◊  

Hari selanjutnya, sore jam 5:55. Tatsuya mengunjungi café dekat Akademi Pertahanan Nasional Departemen Riset Perang Khusus bangunan sekunder.  

Untuk membuatnya jelas, Departemen Riset Perang Khusus adalah golongan dengan kurikulum untuk Penyihir yang fokus pada penelitian dan juga latihan untuk Penyihir petarung. Mereka melakukan banyak penelitian bersama dan juga memiliki bangunan sekunder di dekat Universitas Sihir.

Mahasiswa Departeman Riset Perang Khusus telah dibebaskan dari gaya hidup asrama. Walau begitu, Mari membuat lokasi pertemuannya dekat dengan akademi karena latihan militer yang mereka miliki pada hari Minggu.   

Tatsuya sampai 5 menit lebih awal. Lalu pada 5:59, dia melihat sosok Mari.   

“Hey, maaf membuatmu menunggu. Sudah lama tak bertemu Tatsuya-kun.”   

“Ya, sudah lama.”   

Dibawah mantel, Mari menggunakan pakaian normal. Celana-setelan combonya tidak aneh di universitas, di pemerintahan atau perusahaan kantor. Kemungkinannya adalah bahwa dia mendapatkannya dari Akademi Pertahanan Nasional, dan itu seragam.   

“Aku menyewa kamar di area ini.”   

Mari memberikan penjelasan saat dia menyadari Tatsuya menatap bajunya. Sepertinya dia memilih tempat ini bukan karena dekat dengan akademi, tapi karena ini dekat dengan tempatnya.   

“Itu benar, kita juga memiliki pelatihan hari ini juga… aku merasa bersalah memanggilmu di jam seperti ini.”   

“Mari kita kesampingkan itu dulu sekarang. Apa urusanmu denganku?”   

Tatsuya tidak mencoba untuk mendorong Mari menjauh. Seperti yang dia katakan, ini sedikit telat untuk pria dan wanita bertemu. Karena mereka dekat dengan Akademi Pertahanan Nasional, ini tidak aneh untuk melihat mahasiswa mengunjungi tempat ini… tapi untuk menghindari kesalahpahaman, mereka memutuskan untuk menyelesaikan masalah ini dengan cepat.   

“Itu benar. Kita berdua memiliki kelas besok, jadi mari kita simpan obrolan kosong kita lain kali.”

Setelah mengatakan itu, dia memesan kopi panas pada terminal diatas meja toko.   

“Tapi aku memilih untuk tidak akan meninggalkan tempat ini hanya dengan air. Tunggu sebentar.”   

Seperti yang dikatakan Mari, dia tidak mengatakan apa-apa sampai minumannya datang. Dia merencanakan kalimatnya selama waktu kosong.   

Kebetulan, toko tempat mereka bertemu bukanlah toko 'kuno'. Ini bahkan tidak mengambil satu menit dari memesan untuk bunyi tanda selesai terdengar keluar. Mari kembali dari meja dan duduk di depan Tatsuya.

“Tatsuya, apa pendapatmu tentang Mayumi?”   

Tanpa pengantar apapun, dia membisikkan sebuah pertanyaan.   

“Menurutku dia adalah Penyihir yang hebat. Dia bertalenta, dan juga berpengalaman. Adapun hidupnya dan perawakannya, dia dapat memisahkan mereka dengan baik. Aku memiliki kesan yang baik dari dia karena itu." 

Terlepas dari pertanyaan yang tiba-tiba, Tatsuya menjawab tanpa ragu-ragu.   

“…Kamu tahu, aku membenci bagianmu yang itu.”   

Mari menatap Tatsuya dengan ekspresi kesal. Dia tahu bahwa Tatsuya mengerti dengan apa yang dia maksud, bahkan jika ia memasang wajah pura-pura ketidaktahuan.   

Tatsuya bereaksi terhadap tatapan Mari tanpa goyah. Dia bahkan tidak menaruh minumannya turun.   

“Mengapa kamu ingin tahu hal seperti itu?”   

Ekspresi Mari berubah menjadi cemberut saat dia mengeluarkan pertanyaan balik.

Mari tidak menjawab Tatsuya. 

“Aku akan bertanya padamu lagi. Apa pendapatmu tentang Mayumi sebagai seorang wanita? Apa kamu menyukainya? Apa kamu membencinya? Tolong jawab dengan serius.”   

“Seperti seorang lawan jenis, ini tidak bisa dijelaskan dalam hitam dan putih.”   

“Walau begitu, aku ingin mendengarkannya.”   

Tatsuya tidak memiliki kewajiban untuk menjawab pertanyaan Mari. Dengan situasi Tatsuya sekarang menjawab akan membawa dia lebih banyak masalah daripada manfaat.   

“Aku akan mengatakan aku menyukainya.”   

Tapi dia masih menjawab. Bukan karena tekanan dari gadis didepannya, tapi lebih pada keingintahuannya apa yang akan keluar selanjutnya.   

“Seperti seorang lawan jenis bukan?”   

“Ya.”   

“Aku mengerti…” 

Tatsuya tidak memiliki kemampuan untuk merasakan ‘menyukai seorang lawan jenis.’ Ini bukan berada dalam batas emosi yang dapat diprosesnya. Kasih sayang dari anggota lawan jenis jauh dibawah prioritasnya pada Miyuki. Tapi dia tidak perlu menjelaskannya pada Mari.   

“Apa suka itu dapat diartikan cinta?”   

“Ini tidak. Jika aku harus mengatakannya, perasaan ini lebih pada hasrat seksual.”   

Tatsuya tidak menunjukkan rasa malu sama sekali saat mengatakan itu. Mari, ditempat lain, tersipu.   

“Ka-kamu punya hasrat seperti itu juga, huh?”

Tatsuya berpikir, ‘Mari sedikit tidak berpengalaman pada topik ini,’. Meskipun seks pra-nikah adalah tabu di generasi ini, reaksinya sangat polos untuk seseorang yang telah berada dalam hubungan untuk waktu yang lama.   

Tentu saja, Tatsuya memiliki akal sehat untuk tidak melecehkan Mari dengan perkataan itu.   

“Tentu saja aku memilikinya. Itu adalah hasrat primordial untuk melestarikan keturunan.”   

Itu bukanlah kebohongan. Tapi Tatsuya tidak berbagi seluruh kebenaran bahwa batas seksual atasnya telah ditentukan sebelumnya. Tidak memiliki kemampuan untuk memerintah tindakan atau pikirannya. Sihir Mental Interference Miya memastikan ini.   

Karena itu, masalah 'hasrat seksual' tidak akan membujuk Tatsuya untuk membuatnya melakukannya. Ini tidak perlu dikatakan lagi.   

“Watanabe-senpai. Kamu bertanya padaku bagaimana perasaanku terhadap Saegusa-senpai. Apa yang akan kamu lakukan dengan informasi ini?”   

Mari belum sepenuhnya pulih dari shock yang didapatnya dari Tatsuya. Saat subjek utama pertemuan mereka tiba-tiba diangkat, dia membuat dirinya berhenti tersipu.   

“Tatsuya-kun, apa kamu mau pergi dengan Mayumi?”   

“….Pergi, maksudmu seperti itu, bukan? Apa Senpai tidak tahu tentang aku dan Miyuki?”   

Tatapan dingin Tatsuya membuatnya berkecil hati, tapi dia segera mengumpulkan keberaniannya dan melanjutkannya.   

“Aku tahu bahwa adikmu sebenarnya adalah sepupumu, dan kalian berdua bertunangan.”

“Jadi kamu seharusnya mengerti bahwa Saegusa-senpai dan aku seharusnya tidak pergi bersama.”   

Tatapan Tatsuya menjadi lebih dingin.   

Sihir dingin adalah spesialis adiknya, tapi Mari merasa tatapannya dapat membekukannya sampai mati. Dia berteriak di dalam dirinya untuk tetap sadar, untuk beberapa alasan dia mulai berhalusinasi bahwa tertidur dapat membuatnya mati kedinginan.   

“Pertunanganmu ditentang oleh Keluarga Ichijou. Benar bukan?”  

“Kamu cukup tahu. Apa kamu mendengarnya dari Saegusa-senpai?”   

Pertentangan formal dari Keluarga Ichijou seharusnya tidak sampai ke telinganya. Pertunangan Tatsuya dan Miyuki adalah hal legal –, jika hubungan asli antara Tatsuya dan Miyuki bocor, mereka akan dihukum karena melakukan pemalsuan dokumen resmi –, Keluarga Ichijou telah membuat skandal dalam dunia sihir. Semua topik ini telah dijadikan lebih pribadi.   

“Oh ya. Juga, Mayumi juga berada dalam situasi yang sama. Hmm, mengatakan ini dalam cara yang salah akan mengakibatkan kesalahpahaman… Mayumi juga berada dalam kapal yang sama dengan putra tertua Keluarga Ichijou. Mereka berdua diminta oleh orang tua mereka untuk mengisi peran yang sama.”   

Kedinginan dalam tatapan Tatsuya menghilang. Ini digantikan dengan kedinginan yang membuat Mari tidak nyaman di tempat duduknya.   

“Itu… adalah cerita yang mengejutkan.”   

Perkataan Tatsuya adalah evaluasi terhadap keputusan Keluarga Saegusa, tapi hatinya berbeda. Dia bergidik takjub pada pengungkapan yang Mayumi buat untuk menjadi calon tunangan untuk Tatsuya. Dia terpesona pada intuisi Miyuki karena begitu tepat. Meskipun dia masih dianggap sebagai wanita muda, intuisi wanita adalah hal yang menakutkan ... itu hanya pikiran dalam Tatsuya

“Aku pikir juga begitu.”   

Pernyataan santai Mari disambut oleh lidah tajam Tatsuya.   

“Apa kamu benar-benar mengerti apa yang terjadi?”   

“Apa?”   

“Orang yang akan difitnah oleh masyarakat bukanlah aku, tapi Saegusa-senpai.”   

Mata Mari tiba-tiba diwarnai cahaya kecil.   

“Baik sekali dirimu.”   

“Keprihatinan seperti ini adalah hal biasa.”   

Tatapan Tatsuya tidak merileks.   

“Jika Mayumi tidak memiliki perasaan terhadapmu, aku akan meninggalkan masalah ini dari dulu. Aku memberitahunya untuk tidak menderita dari hal ini, tapi dia tidak mengerti perasaannya sendiri.”   

'Lalu?' Tatsuya bertanya balik dengan matanya.   

“Mayumi tidak memahami perasaannya terhadapmu sekarang. Dia tidak tahu seberapa dalam cintanya. Tidak, ini lebih seperti dia tidak ingin untuk mengakuinya. Dia melarikan diri dari emosinya.”   

“Bukankah ini karena dia mengerti dengan posisinya dalam masalah ini?”   

“Dia memang mengerti. Mayumi tidak dapat memilih seseorang yang dicintainya. Memiliki kekasih dan menikah adalah hal yang berbeda, sehingga jatuh cinta menjadi tak berarti. Itulah bagaimana perasaan yang dirasakannya.”   

“Apa kamu yakin kamu tidak terlalu membesar-besarkannya? Ada kecenderungan untuk mencegah penyihir tingkat tinggi dari yang belum menikah, tetapi tidak ke titik di mana kamu tidak dapat memilih pasangan pernikahanmu.”   

“Bagaimana dengamu? Dan Adikmu?”   

Kali ini Tatsuya tetap diam.   

Mari tidak mengejarnya lebih jauh tentang mereka berdua.   

“Aku ingin dia merasakan cinta. Ini mungkin tidak perlu dan hal yang merepotkan, tapi setelah memikirkan situasinya, aku tidak ingin dia melewatkannya. Kamu adalah seorang pria sehingga kamu mungkin tidak mengerti apa yang aku mengerti.”   

“Kamu benar. Aku tidak mengerti.”   

“Ok… setidaknya mengerti ini; Mayumi telah menyadari perasaannya padamu. Kamu mungkin cinta pertama dan terakhir yang dimilikinya.”   

(TL = Oii...maksa amat)

Perkataan Mari penuh ketulusan. Dia hanya memikirkan tentang perasaan temannya.   

“Kamu melebih-lebihkannya lagi.”   

Tapi Tatsuya mengeksampingkan ketulusan itu dengan perkataan itu.   

“Tatsuya-kun, kamu..!”   

“Aku tidak mengenalnya seperti dirimu, tapi Saegusa-senpai tidak terlihat seperti dia selemah itu.”   

Mari dihentikan oleh kata-kata Tatsuya.

“Menyerah pada masalah ini. Tinggalkan ini. Dia tidak akan terlihat sebagai anak yang penurut jika dia mengejar jalan ini. Bahkan jika aku tidak membalas perasaannya, ia akhirnya akan menemukan seseorang. Bukan?”

Tatsuya berdiri, melihat kebawah pada Mari yang kehilangan kata-kata.   

“Dan diatas semua hal, itu mustahil karena aku adalah tunangan Miyuki.”   

Pembayaran untuk minuman Mari sudah diambil.    

Dan seperti itu, Tatsuya meninggalkan toko.


Jika menemukan kata, kalimat yang salah, atau edit yang kurang rapi bisa comment di bawah

Post a Comment

1 Comments