F

Magian Company Volume 5 Chapter 2 Bahasa Indonesia

Manuver Rahasia

Pada tanggal 25 Juli, Tatsuya dan Miyuki berkunjung ke rumah utama Yotsuba.

Mengingat janji mereka sebelumnya, mereka langsung diantar ke hadapan Maya pada saat kedatangan.

Ketika ditanya tentang bisnis yang membawa mereka ke sini, Tatsuya menjelaskan kepada Maya tentang hipotesisnya yang berasal dari [Tablet Putih] dan [Kompas Tablet Kecil], ia meminta izin untuk mengunjungi Federasi Indo-Persia.

"Jadi, kamu mau bepergian untuk mencari Shambhala? Serius?"

Maya menunjukkan ekspresi keheranan setelah mendengar usulan Tatsuya.

"Aku pribadi tidak percaya pada keberadaan Shambhala. Tapi aku percaya bukan tidak mungkin untuk bisa menemukan reruntuhan peradaban yang digunakan sebagai dasar legenda."

"....Apa kamu berharap menemukan semacam Relik?"

"Kita mungkin bisa menemukan sesuatu yang lebih berharga. Mungkin [Tablet Guru] yang tidak terpakai."

"Katamu itu, sebuah tablet diduga berasal dari peradaban prasejarah yang merekam sihir...."

Prospek untuk menemukan sihir yang sebelumnya tidak pernah terdengar jelas merupakan pemikiran yang menarik bagi Maya.

Tujuan yang ditetapkan dari Lembaga Penelitian Keempat sebelumnya adalah penelitian Sihir Gangguan Mental, serta peningkatan Area Perhitungan Sihir. Keluarga Yotsuba mewarisi penelitian mereka, tetapi terlepas dari tugas asli untuk berkontribusi pada negara, misi yang mendasari keluarga adalah kemajuan dan peningkatan sihir diri sendiri.

Seperti yang dikatakan kepala Keluarga Yotsuba, tidak mungkin untuk mengabaikan potensi yang ditawarkan oleh penemuan sihir dari peradaban prasejarah, yang jelas memiliki keunggulan dibandingkan sihir modern.

"Dalih apa yang ingin kamu gunakan untuk kepergianmu?"

Ketika dia mengirim Mayumi ke USNA, Tatsuya menggunakan beberapa metode agak kasar untuk mengambil kebebasan bagi para penyihir supaya dapat bepergian ke luar negeri. Artinya, harus ada tujuan yang jelas untuk pergi ke luar negeri. Tentu saja, tidak ada klaim pariwisata yang melekat padanya, juga bukan pernyataan jujur dia mau keluar untuk mencari artefak magis.

"Aku berencana untuk mengambil kesempatan kemitraan antara Magian Society dan FEHR."

"Lebih spesifik?"

"Aku akan mengubah tempat upacara penandatanganan kemitraan dari laut lepas ke Sri Lanka, lalu aku berencana bepergian untuk menghadiri upacara tersebut."

"Kupikir semuanya bisa dilakukan dengan tanda tangan elektronik."

Di zaman sekarang, kontrak seringkali tidak melibatkan versi kertas, hanya digital, elektronik, dan seperti yang ditunjukkan Maya, kemitraan antara Society dan FEHR akan mengikuti pola tersebut.

"Kami mengubahnya menjadi dokumen tertulis atas permintaan penasihat hukum FEHR."

"Apa itu inisiatif dari pihak lain?"

Maya bertanya pada Tatsuya dengan nada sindiran dan seringai terpampang di wajahnya.

"Ya. Hanya kebetulan yang cukup nyaman."

"Kebetulan, aku mengerti...."

Senyum Maya semakin dalam pada balasan meremehkan Tatsuya.

"Kalau begitu, baiklah. Sri Lanka seolah-olah netral, jadi gelombangnya akan lebih sedikit daripada langsung ke Federasi Indo-Persia."

Ada banyak pihak yang termasuk dalam analogi Maya. Beberapa adalah pemerintah Jepang dan Pasukan Pertahanan Nasional, tapi yang lain termasuk pemerintah asing, militer, badan intelijen, serta orang-orang kuat di bawah bayang-bayang, yang dijuluki "Power Broker" atau "Eminence grise".

(Power Broker (Perantara kekuasaan): seseorang yang dengan sengaja mempengaruhi pembagian kekuatan politik atau ekonomi dengan mengerahkan pengaruh atau tipu muslihat.)

(Eminence Grise (Kekuatan dibalik tahta): seseorang yang menjalankan kekuasaan atau pengaruh di bidang tertentu tanpa memegang posisi resmi.)

"Jadi, kali ini kamu mau membawa Miyuki-san lagi?"

Maya bertanya, melirik Miyuki di sisinya yang tidak memberikan komentar apapun hingga saat ini.

Miyuki mempertahankan sikap tertunduknya, tidak melakukan kontak mata dengan Maya.

"Ya, itulah niatku. Lagi pula, di sampingku adalah tempat teraman di dunia."

Tatsuya berkata dengan wajah lurus, membuat Maya hanya bisa tersenyum masam, "Ya ampun, astaga...."

"Selain itu, aku juga membawa Lina bersama kami."

Tatsuya dengan tulus percaya tempat teraman di dunia untuk Miyuki ada di sisinya. Tapi dia juga menyadari tidak dapat melakukan semuanya sendiri.

Ada beberapa tempat dalam masyarakat di mana hanya wanita yang diperbolehkan masuk. Untuk mengisi celah itu, dia membutuhkan seseorang dengan jenis kelamin yang sama, setidaknya seseorang yang mahir seperti Miyuki sendiri.

Misalnya, seseorang seperti Lina.

"Benarkah? Kalau begitu aku tidak ragu lagi."

"Terima kasih."

"Aku menunggu kabar baik dari kalian."

Baris terakhir Maya disampaikan dengan ekspresi seorang anak yang sangat ingin mendapatkan oleh-oleh.

Pada tanggal 26 Juli, sehari setelah kunjungan ke rumah utama Yotsuba.

Tatsuya muncul untuk bekerja di kantor Machida, Perusahaan Magian.

Miyuki menjalani ujian hingga akhir bulan di Universitas Sihir. Tatsuya telah dibebaskan dari beban itu setelah pendaftarannya dengan syarat memberikan kontribusi untuk penelitian universitas. Jika Miyuki juga menginginkannya, dia bisa menikmati hak istimewa yang sama, tetapi dia memutuskan untuk tidak melakukannya karena pertimbangan citranya di mata publik. Karena itu, dia dengan rajin mengikuti ujiannya hari ini juga.

Setelah menyelesaikan pekerjaan administrasi sekitar tengah hari, Tatsuya melakukan panggilan internasional ke Republik India di Federasi Indo-Persia. Kontaknya adalah perwakilan dari Magian Society, Chandrasekhar.

[Aku mengerti. Aku tidak punya masalah dengan itu.]

Chandrasekhar menyetujui permintaan Tatsuya untuk mengubah lokasi upacara penandatanganan kemitraan dengan FEHR ke kantor pusat Magian Society di Sri Lanka.

"Terima kasih banyak. Lalu perihal tersisa hanyalah mendapatkan persetujuan FEHR. Aku akan menghubungimu segera setelah memiliki jadwal pasti." 

[Aku bebas sampai sekitar akhir bulan depan, walau sewaktu-waktu aku bisa bekerja. Pada catatan itu, Mister]

Namun, persetujuannya tidak lepas dari keraguan.

[Apa sebenarnya tujuanmu datang ke sini?]

Dia segera menyadari upacara penandatanganan hanyalah kamuflase.

Chandrasekhar bukan hanya seorang cendekiawan, dia juga seorang pendukung Federasi Indo-Persia dengan suara menonjol dalam keamanan nasional. Tidak terbayangkan dia belum tahu sebanyak itu.

"Aku sangat ingin mengunjungi negaramu."

[Federasi, bukan Sri Lanka?"]

Chandrasekhar mengungkapkan sentuhan keterkejutan di wajahnya.

Kejutan apapun yang terkandung dalam suaranya sangat kecil.

"Aku dengan senang hati akan membahas detailnya secara langsung."

[....Baiklah]

Chandrasekhar menghabiskan beberapa saat dengan argumen kepentingan Tatsuya, sebelum memberikan jawabannya.

[Kemudian kami dapat mengundangmu ke kediamanku setelah upacara penandatanganan.]

"....Apa kamu yakin?"

Jeda yang dibutuhkan untuk jawaban Tatsuya relatif lebih lama.

[Ya, tentu saja. Jika kamu tidak keberatan, aku juga ingin mendiskusikan Reaktor Stellar dan Relik Buatanmu.]

"Baiklah. Kalau begitu, ayo kita lakukan itu."

Memahami rencana Chandrasekhar untuk mengundangnya dengan dalih pertukaran ide ilmiah, Tatsuya setuju untuk menurutinya.

Keesokan paginya ketika Tatsuya memutuskan untuk menelepon Lena.

Seolah bersemangat untuk hari itu, Lena menyetujui perubahan dalam upacara penandatanganan. Ketika ditanya berapa hari yang dia butuhkan untuk mempersiapkan keberangkatannya, dia sepertinya cenderung langsung pergi.

Tatsuya kemudian curiga Lena juga punya motif tersembunyi untuk pergi ke Sri Lanka, atau pada umumnya Federasi Indo-Persia.

Mungkin karena alasan yang sama dengan kelompok Tatsuya. "Tablet Putih", yaitu "peta tablet batu" masih ada di USNA, meskipun dia percaya FEHR tidak memiliki apa yang diperlukan untuk memecahkan teka-teki peta tersebut, tetapi seseorang di FEHR pasti tertarik untuk mencari Shambhala.

Setidaknya itulah yang dipikirkan Tatsuya. Tapi dia tidak mau berspekulasi lebih jauh, lalu ia melanjutkan untuk mendiskusikan jadwal upacara penandatanganan dengan Lena. Mereka menetapkan tanggal 2 Agustus, tepat di ujung liburan musim panas, saat Miyuki memiliki lebih banyak waktu luang.

Beberapa jam sebelumnya, dua jam sebelum telepon Tatsuya pada pukul 16:00 waktu setempat, Lena menerima permintaan dari perwira federal USNA untuk bertemu dengannya.

Itu merupakan kunjungan mendadak yang sama sekali tidak terduga. Lena biasanya akan menolak permintaan seperti ini, tapi berbeda jika berasal dari perwira federal, terutama salah satu STARS. Dia menyambut tamu kejutannya ke kantornya.

"Senang bertemu denganmu, Nona Fehr, saya Letnan Dua Evelyn Taylor dari STARS Unit Penyihir Operasi Khusus."

Perwira yang datang tanpa diundang itu sendirian. Wanita berpenampilan muda yang sedikit lebih tinggi dari rata-rata.

"Senang bertemu denganmu, Letnan Dua, saya Lena Fehr, perwakilan FEHR."

Lena berdiri untuk menyambutnya, ia kewalahan dengan ukuran tubuhnya; Tinggi Lena sedikit di atas 160 sentimeter, tamunya sekitar lima sentimeter lebih tinggi darinya. Tamunya hanya sekitar lima sentimeter lebih tinggi darinya, jadi alasannya bukan karena tingginya.

Letnan Dua Evelyn sangat diberkahi. Ketika Lena mendekatinya untuk berjabat tangan, dia memiliki ilusi ditindas oleh payudara besar yang menonjol di depannya. Faktanya, Lena mungkin memiliki perasaan rendah diri tentang sosoknya yang ramping seperti gadis remaja, sosok yang tidak dapat diandalkan, mungkin menjelaskan mengapa dia sangat sadar akan sosok Evelyn.

"Silahkan duduk. Ada yang bisa aku bantu hari ini?"

Menyembunyikan rasa kekalahan pribadinya dengan senyuman, Lena langsung bertanya tentang urusannya.

"Aku punya penjelasan dan permintaan mengenai Tablet Batu yang kamu serahkan sebagai bukti."

"Penjelasan dan .... permintaan?"

"Ya."

Evelyn berkata sambil mengangguk, kemudian memberitahu Lena kemungkinan besar "Tablet Putih" merupakan sebuah peta yang menuju Shambhala.

"Shambhala....? Dengan segala hormat, bukankah itu hanya legenda?"

"Kamu tidak percaya?"

Pada reaksi umum Lena, Evelyn tersenyum.

"....Jika aku harus jujur."

Lena mengangguk ragu.

"Sebenarnya, aku juga."

Kata-kata Evelyn yang disampaikan tanpa menghilangkan senyumnya, mengejutkan Lena.

Evelyn tidak berhenti di situ.

"Tapi tolong pikirkan dulu. Seratus tahun yang lalu, sihir hanyalah dongeng."

"....Menurutmu Shambhala juga ada?"

"Aku sebenarnya tidak berharap kota Shambhala tersebut ada sampai hari ini."

"Sampai hari ini, maksudmu?"

"Ya, itu benar."

Evelyn mengangguk dengan kepuasan.

"Kami percaya [Tablet Putih] menunjuk ke reruntuhan Shambhala."

"Seperti peta harta karun."

Evelyn tertawa dengan ucapan skeptis yang keluar dari Lena.

"Peta harta karun! Aku sendiri tidak bisa memikirkan itu."

Ekspresi Evelyn tiba-tiba berubah. Mulutnya tetap tersenyum, tetapi bagian wajahnya yang lain terlihat serius.

"Kami bersedia memberikan bantuan kepada organisasimu."

"Bantuan, katamu?"

Keraguan terwujud dalam ekspresi Lena daripada kegembiraan.

"Sudah termasuk bantuan keuangan, tapi ada juga banyak cara lain."

“....Kamu menyarankan untuk membawa FEHR di bawah payung STARS?”

"Bantuan, itu saja. Tidak ada lampiran."

Tatapan tajam Lena tertuju pada Evelyn. Tanpa disadari, mata kuningnya berubah menjadi rona keemasan.

"....Aku boleh bertanya istilah yang terlibat?"

Lena sama sekali tidak berteriak. Namun, suaranya bergema di seluruh ruangan, mengisi "ruang".

Dia tidak menggunakan sihir. Pergeseran warna di matanya menunjukkan aktivitas "kekuatan" miliknya, tapi suara yang meresap ke dalam hati, suasana khusyuk berikutnya yang menyerupai khotbah seorang pendeta terkemuka yang saleh di sebuah katedral, hanyalah salah satu aspek dari Karisma yang dimiliki Lena.

Evelyn mengekspresikan kekagumannya. Tapi hanya itu. Dia kagum, tapi tidak lebih dari itu.

"Ya, tentu saja. Jika aku boleh meminjam kata-katamu, aku ingin kamu pergi 'berburu harta karun'."

"....Maksudmu, aku mencari reruntuhan Shambhala?"

"Tepat sekali!"

Evelyn mengangguk dengan senyum yang berkata, "Tebakan bagus".

"Jika penguraian kami benar, reruntuhan Shambhala terletak di Uzbekistan di Federasi Indo-Persia."

"Di Federasi Indo-Persia, katamu...."

Kekhawatiran Lena bukan pada kesulitan meninggalkan negara ini. USNA relatif toleran dalam hal penyihir yang berangkat ke luar negeri. Meskipun penyihir tingkat tinggi, seperti yang terdaftar sebagai kandidat untuk menjadi STARS, tunduk pada pembatasan ketat, penyihir tingkat rendah hanya perlu melewati proses penyaringan, tetapi tidak dilarang untuk pergi.

"Apa Federasi Indo-Persia bahkan mengizinkan penggalian situs arkeologi?"

"Jika kami dengan jujur menyatakan tujuanmu, aku ragu mereka mau memberi kami visa."

"....Kamu meminta kami untuk masuk secara ilegal?"

"Sesuatu seperti itu."

Jawaban tanpa basa-basi Evelyn membuat Lena merasa kurang nyaman.

"Kamu juga ikut, Letnan Dua?"

Itu pertanyaan yang bisa dimengerti; seorang komisaris mungkin ingin hadir untuk penggalian.

Tapi kemudian, Lena merasa tidak perlu bertanya. Sementara personel militer USNA tidak diperbolehkan berkeliaran bebas di Federasi Indo-Persia, hal yang sama tidak berlaku untuk organisasi swasta, seperti FEHR.

"Ini permintaan keduaku. Aku ingin bergabung dengan FEHR."

"Kamu menyiratkan mau menggunakan FEHR sebagai kedok?"

"Ya."

Evelyn membenarkan tanpa sepatah kata pun permintaan maaf.

"Oh, tentu saja. Ini bukan paksaan. Ini hanyalah permintaan dari tentara federal."

Sekali lagi, tidak ada sedikit pun rasa bersalah di dalam senyum Evelyn. Seperti itu, dia menunggu jawaban Lena dengan tatapan yang bahkan bisa dibilang polos.

Akhirnya, Lena memilih untuk menerima kedua "permintaan" Evelyn.

Tiga hari berturut-turut, pada tanggal 28 Juli, Tatsuya tiba di kantor Machida untuk bekerja.

Jadwalnya di awal minggu adalah dia berada di Miyakishima hari ini untuk menyelesaikan pekerjaan Generator Stellar. Tapi ternyata, setelah teleponnya dengan Lena dari FEHR kemarin malam, dia menerima telepon berikutnya dari Sanada, Resimen Sihir Independen. Dengan permintaan "Aku perlu bertemu denganmu".

Dia relatif sering bertemu Sanada. Meskipun Tatsuya tidak lagi menjadi Perwira Khusus, dia mempertahankan hubungannya dengan NDF (dalam hal ini, "Petugas Khusus" bukanlah orang yang tidak menjalani akademi perwira dan menerima perlakuan khusus sebagai pengecualian, melainkan individu yang diberikan status kombatan dan perwira, dengan tetap mempertahankan status sipil atau non-sukarelawan)

Dari CAD hingga berbagai teknologi terkait sihir lainnya, bahkan hingga hari ini, militer masih menjadi sumber permintaan terbesar untuk pasar tersebut. Meskipun penjualan terkait Reaktor Stellar menyumbang persentase penjualan FLT yang signifikan, bahkan saat tingkatnya menurun, militer terus menjadi sumber pendapatan utama bagi perusahaan.

Bahkan setelah menghilangkan nama Taurus Silver, Tatsuya mempertahankan posisinya sebagai peneliti di FLT. Dalam kapasitas itu, ia rutin bertemu dengan Sanada, seorang perwira teknis, minimal sebulan sekali untuk membahas pesanan produk.

"Apa yang bisa aku bantu hari ini?"

Oleh karena itu mereka melewatkan sapaan dan Tatsuya segera bertanya tentang urusan Sanada.

"Aku datang atas nama C.O. dengan permintaan dari Direktur Jenderal Akiyama."

"Dari Direktur Jenderal? Tolong, lanjutkan?"

Kepala Staf Markas Besar, Direktur Jenderal Akiyama merupakan salah satu petinggi Pasukan Pertahanan Nasional yang memiliki pendirian paling baik terhadap Mageist. Dia mengulurkan tangan bantuan, meskipun setengah terintimidasi, untuk meringankan pembatasan perjalanan Mageist dari Jepang mengikuti langkah berani Tatsuya bulan lalu dengan demonstrasi yang melibatkan pengeboman komet.

Tatsuya merasa sedikit berhutang pada Akiyama atas kejadian itu.

"Shiba-san"

Sanada saat ini berada di depan Tatsuya sebagai mitra bisnis daripada rekan kerja. Dia secara alami mengubah bentuk cara bicara yang sesuai.

"Kami menyadari kamu mau mengunjungi Sri Lanka minggu depan."

"Kamu sudah mengetahuinya?"

Ini tidak terlalu mengejutkan Tatsuya. Tidak seperti kunjungan terakhirnya ke luar negeri, perjalanannya ke Sri Lanka bukanlah rahasia. Permohonan untuk visa yang dibutuhkan juga telah diajukan kemarin ke Kedutaan Besar Sri Lanka yang baru didirikan. Mulai April tahun ini, Sri Lanka memisahkan diri dari Federasi Indo-Persia dan menjadi merdeka.

Kejutannya adalah seperti yang dia katakan, "kamu sudah mengetahuinya?".

"Kamu mau menghadiri upacara Magian Society?"

"Ya. Society telah memutuskan untuk secara resmi bermitra dengan organisasi Amerika bernama FEHR, aku akan menghadiri upacara penandatanganan."

Dia tidak menghindar. Dia tidak hanya membenarkan, tetapi juga menambahkan detail upacara ke jawabannya.

"Jika jadwalmu memungkinkan, maukah kamu mengunjungi Federasi Indo-Persia?"

"Ke Federasi Indo-Persia?"

Dia membatasi dirinya pada alis yang terangkat. Seandainya itu Miyuki atau Lina, mereka mungkin tidak bisa menyembunyikan reaksi mereka. Tidak seperti kunjungannya ke Sri Lanka, perjalanan ke Federasi Indo-Persia merupakan rahasia.

"Kamu tidak memerlukan visa tambahan untuk memasuki Federasi Indo-Persia dari Sri Lanka, tidak masuk akal untuk mengharapkan undangan pribadi dari Dr. Chandrasekhar jika itu Shiba-san."

"Artinya, aku harus meminta Dr. Chandrasekhar untuk mengundangku ke negaranya?"

"Oh, tidak. Tidak ada paksaan. Ini hanya permintaan. Jika memungkinkan, sampaikan pesan kepada Jenderal Lars Singh di Federasi Indo-Persia."

Lars Singh adalah jenderal yang bertanggung jawab atas Tentara bekas India di dalam tentara Federasi Indo-Persia. Meskipun pangkatnya mungkin sebagai letnan jenderal, dia memiliki reputasi di antara orang dalam militer karena memiliki kekuatan yang lebih substantif daripada jenderal dengan komando tertinggi Tentara Federasi Indo-Persia.

"Kamu ingin aku memberikan surat kepadanya? Bukankah lebih baik bertanya kepada dokter di Sri Lanka?"

Ada Rumor mengatakan Lars Singh dan Chandrasekhar memiliki hubungan yang sangat dekat.

"Tidak, tolong secara lisan."

Kata Sanada, menggelengkan kepalanya.

Alis Tatsuya terangkat lagi, kali ini karena terkejut. Sanada meminta Tatsuya untuk menyampaikan pesan yang "tidak bisa dikirim dalam bentuk data atau tulisan apapun".

"Apa tidak masalah kalau aku mengetahui pesan yang sangat rahasia ini?"

"Selama tidak ada yang tertinggal, tidak apa-apa. Pesan itu sendiri tidak terlalu penting."

"....Jadi, jika aku memahami dengan benar, pertanyaannya adalah menyampaikan pesan kepada Jenderal Sigh dan bukan kepada orang lain."

"Benar."

Tatsuya merenungkannya selama sekitar sepuluh detik, menatap wajah Sanada yang kelihatannya tidak menganggapnya serius seperti seharusnya.

"Baiklah, aku akan menyampaikannya, jika aku mendapat kesempatan."

"Aku menghargainya."

Dengan itu, Sanada bangkit dari kursinya, berjalan mengitari meja di antara mereka, dan mendekatkan mulutnya ke telinga Tatsuya.

Setelah berhasil menghindari penggerebekan polisi, pemimpin FAIR, Dean, dan wakil pemimpin, Laura, pindah dari markas mereka di San Francisco, yang sekarang diambil oleh otoritas penegak hukum, ke rumah persembunyian di Richmond.

Satu minggu telah berlalu. Dean belum keluar dari kebuntuannya.

Penggerebekan markas dilakukan oleh Departemen Kepolisian Metropolitan San Francisco, tetapi Dean dan Laura sekarang dicari secara nasional oleh otoritas federal. Itu membuat penyelidikan menjadi sangat ketat.

Laura mengetahui dari seorang perantara informasi bahwa Dean dan kelompoknya terdaftar sebagai teroris yang dicari karena uji coba [Babel] mereka di Oakland. Meskipun polisi tidak mengetahui [Babel], melalui perkataan militer federal, mereka diberi tahu tentang percobaan serangan teroris di mana Dean menjadi penghasut utamanya.

Tingkat keparahan perburuan teroris tidak ada bandingannya dengan penjahat biasa. Terlebih lagi jika itu sosok pemimpin —dia bisa ditembak mati bahkan dengan sedikit gerakan melarikan diri. Itulah alasan keengganan Dean untuk keluar rumah.

Delapan hari dalam situasi itu, Dean menerima kunjungan dari seorang pria.

Meskipun penampilan Rocky Dean sangat mirip dengan rata-rata orang kaukasus keturunan Italia, dia sebenarnya keturunan etnis Tionghoa. Berkat jaringan kontaknya di antara orang Tionghoa perantauan, baik publik maupun bawah tanah, dia tetap bisa bersembunyi di Amerika.

Pria yang mengunjungi tempat persembunyian di Richmond datang melalui rujukan dari jaringan yang sama.

Pria itu memperkenalkan dirinya sebagai "Lü Dongbin".

"Jika aku tidak salah...."

Hadir di samping, Laura menyela dengan nada suara yang tenang namun jelas.

"Bukankah 'Lü Dongbin' nama seorang Bāxiān?"

Lü Dongbin (呂洞賓) adalah salah satu Xian di benua Asia Timur.

Pria berusia sekitar 30 tahun itu tersenyum tipis mendengar ucapan Laura.

"Aku sebenarnya salah satu dari 'Bāxiān'. Akan tetapi, 'Bāxiān' modern."

"Lalu apa bedanya?"

Dean bertanya dengan suara kasar. Dia tahu setidaknya nama-nama Xian yang legendaris, tetapi dia tidak mengingat tentang 'Bāxiān modern'.

"Apa ada organisasi bernama seperti itu di dalam militer kita."

Lü Dongbin menjawab dengan santai.

"'Militer kita'? Apa kau penyihir militer Great Asian Union?"

Lü Dongbin tidak menjawab, hanya tersenyum.

"Kami bersedia dan siap memberimu bantuan."

Alih-alih menjawab pertanyaan, Lü Dongbin mengajukan penawarannya.

"Maksudmu bantuan keuangan?"

"Jika pendanaan yang kamu butuhkan, kami dengan murah hati bersedia memberi dana sesuai kebutuhanmu. Tetapi apakah pendanaan saja cukup?"

"Kalau begitu, bagaimana dengan mengirim pasukan?"

Dean bertanya balik merasa tak percaya.

"Izinkan aku terlebih dahulu menawarkan bantuan yang bisa dilakukan orangku."

"Orangku….?"

Ekspresi curiga di wajah Dean bukanlah ketidakpercayaan pada Lü Dongbin atau keraguan akan kemampuannya —Lü Dongbin tidak berusaha menyembunyikan kekuatannya sejak dia memasuki ruangan. Sekilas, penyihir manapun dapat mengetahui pria ini memiliki kekuatan yang besar.

Pertanyaan Dean adalah "Mengapa orang yang begitu kuat….?" .

"Tunggu sebentar. Mengapa kamu membantu kami?"

Laura memiliki pemikiran yang sama, tetapi dia secara tegas bertanya.

"Karena Tuan Dean adalah rekan senegara kami."

Jawaban Lü Dongbin selanjutnya belum berhenti seolah-olah percakapan itu telah dipikirkan sebelumnya.

"Mari kita lihat …. Haruskah aku membuktikan komitmen kami? Bagaimana jika mengambil tablet batu yang dicuri oleh polisi?"

Dia melanjutkan dengan membuat saran.

Laura melirik Dean, bertanya tentang keputusannya. "─Mari kita lihat kemampuanmu dulu?"

Sikap dan bahasa Dean berubah saat dia menyetujui rencana tersebut.

"Tablet Putih" dikembalikan ke penyimpanan Departemen Kepolisian San Francisco setelah penguraian selesai.

Pada akhir Juli, Enam belas Tablet batu telah dicuri. Polisi baru menyadari fakta ini tiga hari kemudian, pada hari pemeriksaan barang bukti.

Meskipun kamera pengintai dipasang di seluruh kantor, tidak satupun dari mereka menangkap gambar pelakunya.

Post a Comment

2 Comments

  1. yah untuk volume ini ada pengembangan cerita lah .. jujur 2 volume terakhir rada bosen

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya sih, bagiku konflik sama actionnya kurang. Volume sebelumnya menurutku yg bagus cuma pas beliau ngancurin meteor. Tapi mau gimana lagi masih awal", kuharap sih volume kedepannya makin banyak negara, penyihir elit, atau para elit global mulai muncul. Jgn konfliknya fokus di Jepang aja sih.

      Delete