Tamu Tak Diundang
Sehari setelah penugasan misi untuk mencari dan menangkap
Laura Simons, Letnan Satu Ariana Lee Shaula mengunjungi kantor komandannya
bersama rekan yang ditugaskan.
Melihat Shaula berdiri di depan mejanya, Canopus bertanya,
"Apa ada masalah yang ingin kamu diskusikan denganku mengenai pencarian
Laura Simons?"
"Ya, sir. Ensign Spica punya usul, jika kamu mengizinkan
kami menyampaikannya."
“Ensign Spica?” Canopus mengalihkan perhatiannya ke Spica,
"Kamu mendapat izin dariku."
Rookie STARS, meskipun gugup, tetap teguh di bawah tatapan
itu.
“Dilihat dari perilaku FAIR selama beberapa bulan terakhir, aku
berani menyimpulkan pemimpin mereka, Rocky Dean, sedang berusaha memperkuat
senjata yang dimilikinya dengan relik. Dengan alasan itu, sir, usulanku adalah
menggunakan itu sebagai pengaruh untuk memancing Dean dan Laura Simons
keluar."
Rencana ini sangat mencerminkan pelatihan khusus Spica di
bidang intelijen.
"Jadi saranmu menggunakan disinformasi untuk mengarahkan
mereka berdua keluar dari pusat kota. Dan kemungkinan skenario ini?"
“Kupikir itu sangat mungkin terjadi.”
"Hm .... rinciannya."
Ketika Canopus memberikan tanggapan yang baik, Spica menarik
napas dalam-dalam dan membahas rinciannya, "Aku berasumsi tablet batu
putih yang digali oleh FAIR di Gunung Shasta, berisi peta yang berbeda dari
yang sudah kita ketahui—"
◇ ◇ ◇
Provinsi Shaanxi, di tengah Sungai Kuning, Great Asian Alliance.
(TL: Aku bingung perbedaan
antara ‘Great Asian Union’ dengan ‘Great Asian Alliance’. Apa mereka masih 1
negara?)
Di sana terletak markas besar Unit Operasi Penyihir, Bāxiān,
[Taiyi Fang Yuan]. Di dalam gedung yang menyamar sebagai kuil Tao kuno, Bāxiān
Lan Caihe dipanggil oleh komandan Bāxiān, Cao Guojiu.
"Komandan Cao. Lan Caihe melapor."
"Kerja bagus. Aku punya tugas baru untukmu. Tugas saat
ini akan diserahkan kepada orang lain. Nona Lan, kamu harus terbang ke Jepang
segera setelah persiapan penyusupan selesai."
"Mengerti." Si cantik Cina yang langsing, Lan Caihe,
membungkuk hormat. Dia tidak bertanya “untuk apa?”, karena sudah menjadi
kebiasaan mereka menunggu atasan memberikan penjelasan yang diperlukan.
Atasannya juga sangat sadar, dan tidak meninggalkannya tanpa
penjelasan yang tepat tentang misinya.
"Tugasmu membunuh Shiba Tatsuya dari Jepang."
Mendengar ini, Lan Caihe terlihat bergidik.
"Sir, jika aku boleh bertanya .... bukannya target ini
diberikan kepada Lu-sensei?" Masih dengan ekspresi tegang sambil tertunduk,
dia bertanya kembali pada Cao Guojiu.
"Dia gagal."
"....Dibunuh oleh target?"
"Benar."
Butir-butir keringat mengalir di punggung Lan Caihe. Faktanya,
ini hari di puncak musim panas, sistem pendingin udara beroperasi secara
normal. Tidak dapat disangkal ini adalah keringat dingin.
Bidang keahlian Lan Caihe, sederhananya adalah perangkap madu,
yang juga dikenal sebagai perekrutan HUMINT. Meyakinkan agen-agen musuh untuk
melakukan pengkhianatan terhadap negaranya sendiri. Kemudian menggunakan aset
tersebut untuk mengekstrak informasi rahasia, menyebarkan disinformasi, dan
menyabotase musuh dari dalam.
Misi-misi yang ditugaskan kepadanya sejauh ini terutama
bertujuan untuk menimbulkan kerusakan tidak langsung terhadap pihak oposisi.
Dia tidak memiliki cukup pengalaman untuk mengetahui apa dia bisa melakukan
serangan di mana dia harus menyerang target secara langsung.
Sebaliknya, Lü Dongbin adalah yang paling ahli dalam
pembunuhan di antara unit mereka. Itulah sebabnya dia menjadi pilihan pertama
untuk tugas berat membunuh iblis yang ditakuti, "Maheśvara." Dan Lü
Dongbin telah gagal. Sekarang Lü Dongbin pun sampai gagal, Lan Caihe merasa Cao
Guojiu baru saja menyuruhnya untuk "Matilah".
“Ada kemungkinan IPU akan segera melancarkan aksi militer
besar-besaran terhadap Tibet.” Cao Guojiu tiba-tiba mengubah topik pembicaraan.
“Apa kamu mendengar informasi ini melalui ramalan, sir?” Lan
Caihe mendongak dari keadaan tertunduk dan menatap Cao Guojiu.
Cao Guojiu memiliki kemampuan prekognisi terbatas. Melalui
ramalannya —batang bambu yang ia gunakan sebagai media, ia mampu, alih-alih
membaca, mendengarkan ramalan masa depan. Prekognisi sering kali melibatkan
melihat masa depan dalam bentuk visi. Namun dalam kasusnya, ramalan tentang
masa depan datang dalam bentuk ilusi pendengaran. Informasi ramalan atau prediksi
tersebut tidak terwujud dalam bentuk pesan verbal berupa suara seseorang.
Sebaliknya, itu seperti awan kebisingan, suara-suara dalam percakapan, dan
suara-suara lainnya. Itu manifestasi pendengaran tak lengkap dari suara-suara
yang dialami oleh dirinya di masa depan.
Secara umum, Cao Guojiu menyebut hal itu hanya sebagai bentuk prekognisi,
sementara orang-orang di sekitarnya yang memutuskan untuk menyebutnya sebagai
"ramalan".
“Menurut ramalanku, orang itu akan terlibat dalam aksi militer
ini.”
"Sir, kamu tidak menyarankan .... kita akan mengalami ‘Scorched
Halloween' kedua....?" Semua darah terkuras dari wajah Lan Caihe.
"Aku tidak bisa mengatakan dengan pasti. ─Maaf, aku belum
mengekspresikan diriku dengan benar. Ramalan tersebut memberi tahuku IPU
berkonspirasi dengan Jepang sehubungan dengan tindakan militer mereka di Tibet
untuk melibatkan Shiba Tatsuya dalam masalah ini."
“Jadi, jika aku memahaminya dengan benar, masih belum jelas
Iblis itu terlibat dalam konflik yang akan datang?” Tampak lega, warna kulit
Lan Caihe sedikit membaik.
"Itu benar. Oleh karena itu, kita harus membuang orang
itu sedini mungkin untuk menghindari kemungkinan itu."
"─Perwira ini menerima tugasnya untuk membunuh Shiba
Tatsuya. Aku akan segera berangkat ke Jepang, sir." Lan Caihe mengulangi perintah
dengan keras dan jelas. Tanda-tanda kegelisahan menghilang dari sikapnya,
sebagai gantinya ada tekad yang baru lahir untuk memenuhi tugas pembunuhannya,
jangan sampai [Material Burst] digunakan lagi.
“Mengingat fakta Lu-sensei dibunuh sebagai balasan, aku ragu
upaya langsung bisa memberikan peluang melawan orang itu. Karena alasan inilah aku
memilihmu, Nona Lan, untuk tugas ini. Menurut pendapatku, sihirmu seharusnya
memberikan peluang yang besar untuk melawannya."
"Aku jamin, aku akan melakukan yang terbaik," dengan
ini, Lan Caihe sekali lagi membungkuk hormat kepada Cao Guojiu.
◇ ◇ ◇
Liburan musim panas di Universitas Sihir sangatlah singkat.
Kurang dari satu setengah bulan, dimulai pada tanggal 1 Agustus dan berakhir
pada tanggal 10 September, mungkin lebih singkat dibandingkan universitas
nasional atau swasta lain di Jepang.
Saat bulan September tiba, para mahasiswa yang telah kembali
ke rumah orang tuanya mulai berbondong-bondong kembali untuk mengantisipasi
semester baru. Ichijou Masaki salah satu mahasiswa tersebut, ia telah membantu
orang tuanya di kampung halamannya, dan kembali ke apartemennya di Tokyo segera
setelah pergantian bulan tiba.
Apartemen sewaannya berperabotan lengkap. Bukan orang yang
pilih-pilih soal desain interior, dia akan menetap di sebuah apartemen di mana
dia tidak perlu khawatir tentang ini dan itu. Namun, satu hal yang ia
permasalahkan adalah kedap suara dan isolasi getaran. Perabotannya ─dipilih
sepenuhnya oleh ibunya─ tidaklah murah.
Tarif sewa apartemen "bulanan" dan
"mingguan" masih tinggi sejak diterapkan pada akhir abad ke-21,
apartemen Masaki termasuk dalam kelompok basis bulanan. Banyak yang memilih
kontrak tahunan, meskipun jumlah penyewa yang masuk dan keluar tidak terlalu
sering, hal ini juga tidak jarang terjadi.
Apartemen miliknya salah satu dari 15 unit di gedung kecil
berlantai tiga. Keluarga Ichijou memiliki kantor cabang di Tokyo, tempat dia
bepergian untuk bekerja. Berbeda dengan Tatsuya yang bekerja di gedung yang
sama dengan tempat tinggalnya, Masaki memiliki jarak antara tempat tinggal dan
tempat kerja.
Karena tinggal di sebuah apartemen kecil selama satu tahun,
bahkan jika dia tidak berusaha untuk bertemu dengan tetangganya, dia mengenal
wajah mereka dari dasar "samar-samar familiar". Itulah sebabnya dia
bisa mengenali orang baru ketika melewati mereka di lorong atau tangga.
Kembali dari rumah orang tuanya di Kanazawa, Masaki melihat
seorang wanita asing keluar dari apartemen sebelah. Dia baru saja keluar dari
pintu depan untuk makan malam lebih awal ketika kebetulan bertemu dengan wanita
itu.
Wanita itu memperhatikannya, membungkuk sedikit, dan mendekati
Masaki. Kamarnya ada di sudut, di sebelah tangga. Masaki berasumsi dia hanya
mencoba keluar dari apartemen, harus lewat di depan kamar masaki untuk
melakukannya.
Namun dugaannya salah.
"Maaf, aku baru saja pindah ke sini hari ini." Dia
berhenti di depan Masaki dan mulai mengobrol sambil tersenyum.
Wanita langsing, dengan rambut hitam panjang belah tengah,
secara obyektif cantik. Bahkan seseorang seperti Masaki, yang telah bertemu
dengan banyak wanita cantik, mau tidak mau berkomentar dalam hati, "Dia sangat
cantik."
“Namaku Aikawa Keika. Kata “Keika” ditulis seperti “Bunga
Katsura”. Aku akan tinggal di sini sebentar, tapi kuharap waktu kita bersama
menyenangkan."
"Tinggal di sini sebentar" membuat Masaki kesal
karena beberapa alasan. Kebanyakan penyewa di gedung ini biasanya menggunakan
kontrak tahunan. Tapi sekali lagi, tempat ini awalnya memiliki kebijakan
"sewa bulanan". Tidak mengherankan jika ada orang yang tinggal jangka
pendek di sini hanya selama satu atau dua bulan.
“Senang bertemu denganmu, aku Ichijou Masaki. Aku juga
berharap kita bisa rukun selama tinggal.”
Masaki berdiri di depan kamarnya sambil memperhatikan
punggungnya, lebih tertarik dengan sikap dan perilakunya secara keseluruhan
daripada kecantikannya itu sendiri. Aroma bunga yang melekat di atmosfer
berwarna senja, menggelitik hidung Masaki.
◇ ◇ ◇
Magian Society didirikan oleh Tatsuya atas inisiatifnya
sendiri, tanpa keterlibatan Keluarga Yotsuba dalam cita-cita dan konsepsinya.
Bukan berarti Yotsuba sama sekali tidak berhubungan. Tanpa
dukungan pengaruh mereka, khususnya sponsor mereka, Toudou Aoba, baik Magian
Society maupun Perusahaan Magian tidak akan terbentuk. Keluarga juga
menginvestasikan sejumlah besar modal dan sumber daya manusia di Perusahaan,
dan secara diam-diam juga mengirimkan agen yang terhubung dari bagian benua
India ke Magian Society.
Sebuah laporan yang dikirim kembali dari salah satu mata-mata
yang menyusup ke dalam Magian Society menciptakan sedikit keributan di rumah
utama Yotsuba.
Jumat malam, 3 September.
Tatsuya sedang bersantai di rumah setelah kembali dari
pekerjaannya di Miyakishima. Kembali ke tugas rutinnya, dia bertemu dengan
akumulasi pekerjaan sejak dia jauh dari Jepang untuk mencari Shambhala.
"Maaf mengganggu, Tatsuya-sama, tapi kamu menerima
telepon dari Hayama-sama. Menurutnya, ini penyelidikan atas nama kepala keluarga."
Tatsuya sedang mendengarkan pembicaraan kecil dari Miyuki di
sebelahnya, ketika Hyougo tiba dengan berita tentang panggilan dari rumah
utama. Seolah-olah, mengingat perannya sebagai pelayan langsung Miyuki dan
Tatsuya, Hyougo seolah-olah memiliki peringkat yang sama dengan Hayama, tapi
kali ini dia menunjukkan rasa hormat yang pantas karena Hayama mewakili kepala
keluarga.
"Baiklah."
Tatsuya berdiri tanpa basa-basi dan menuju ruang komunikasi
yang sepenuhnya terlindungi dari penyadapan. Miyuki bangkit dari kursi di
sebelahnya, mengikuti di belakangnya sebagai hal yang biasa.
"Aku minta maaf atas keterlambatan ini."
[Maaf mengganggumu dengan panggilan ini, Tatsuya-sama. Namun
ada masalah yang perlu segera diperhatikan.] Ekspresi wajah Hayama menunjukkan
rasa bingung, bukannya tanda-tanda kemarahan atau kekhawatiran, seperti yang
mereka duga.
“Masalah apa yang akan terjadi?” Tatsuya sama sekali tidak
tahu apa yang sedang terjadi, bertanya dengan jujur apa yang akan terjadi.
[Kami diberitahu sekitar tiga jam yang lalu, Sir MacLeod dari
Inggris dan Profesor Schmidt dari Jerman tiba di Sri Lanka. Kami kemudian
mengonfirmasi mereka belum mengunjungi Magian Society, malah menginap di sebuah
hotel di Colombo.]
"Bukan hanya Sir McLeod, tapi Profesor Schmidt juga
bersamanya...." Bahkan Tatsuya mau tidak mau merasakan keheranan serupa
atas kata-kata Hayama.
William McLeod terlibat erat dalam pendirian Magian Society.
Selain itu, Sri Lanka pernah menjadi anggota Negara Persemakmuran (yang disebut
"Persemakmuran Inggris") dan memiliki hubungan paling dekat dengan
Inggris setelah IPU, yang menjadi anggotanya hingga setengah tahun yang lalu.
Kunjungan McLeod sebenarnya tidak terlalu luar biasa.
Namun lain ceritanya jika teman seperjalanannya adalah Carla
Schmidt dari Jerman. Profesor itu adalah “Apostle” Jerman ─dengan kata lain
Penyihir Kelas Strategis yang diakui Negara. Proyek Unit Eropa mencapai titik
puncaknya dengan pecahnya Perang Dunia III, menyebabkan koalisi terpecah
menjadi Timur dan Barat. Baik Timur maupun Barat saat ini sedang berada dalam
kondisi perang dingin. Mengingat konteksnya, sungguh luar biasa dia mengunjungi
negara asing bersama McLeod, "Apostle" lain dari Inggris yang bukan
anggota Uni Eropa Barat.
[Apa Tatsuya-sama mengetahui kasus ini?]
“Ini pertama kalinya aku mendengarnya.”
[Begitu....] Hayama menghembuskan napas pelan dengan emosi campuran
dari kekecewaan dan pada saat yang sama lega.
[Selama kunjunganmu ke India, Tatsuya-sama, apa kamu menyarankan
Jenderal Lars Singh untuk melakukan perjalanan ke Tibet?]
"Ya, benar. Itu cara untuk mengalihkan perhatiannya dari
reruntuhan Bukhara. Apa ada sesuatu tentang itu?"
[Ada tanda-tanda IPU mau melancarkan operasi militer
besar-besaran.]
"Menuju Tibet?"
[Wajar jika berasumsi demikian.]
Di belakang Tatsuya, Miyuki menatap Hyogo dengan pandangan
bertanya.
Hyogo tersenyum sopan, tapi menggeleng kecil dengan agak
sedih. Baginya juga, tak disangka, IPU justru melancarkan operasi militer.
[Aku merasa lega karena mengonfirmasi Tatsuya-sama tidak
terlibat dalam masalah ini. Aku minta maaf karena menelepon selarut ini.]
Monitor videophone menjadi gelap dengan gambar terakhir
mencerminkan hormat Hayama.
Kalimat perpisahan Hayama sangat santai, tapi Tatsuya tidak
melewatkan implikasi di baliknya. Hayama menyelidiki keterlibatannya adalah
cara untuk memberitahu Tatsuya dia tidak boleh terlibat dalam misi IPU di
Tibet.
◇ ◇ ◇
Kata orang, hidup itu penuh kejutan.
Dan seringkali hal-hal tidak berjalan sesuai harapan kita.
Namun, selama segala sesuatu di alam semesta terhubung
berdasarkan hukum sebab akibat, masih banyak kejadian yang bisa diprediksi.
Sabtu, 4 September. Dunia dihebohkan dengan berita
mengejutkan.
Federasi Indo-Persia, salah satu dari empat kekuatan besar modern,
tiba-tiba mengumumkan deklarasi perang terhadap pemerintah Tibet.
Deklarasi perang biasanya dilakukan setelah banyak peringatan.
Perundingan diplomatik sering kali berubah menjadi permusuhan, berujung pada
ultimatum atau peristiwa serupa lainnya, kemudian perang diumumkan. Dalam hal
ini, tidak ada preseden diplomatik untuk negosiasi. Terlebih lagi, deklarasi
perang mereka dengan cara yang sangat jujur dilakukan sebelum serangan militer
mereka, sebuah aturan yang sering kali tidak dipatuhi.
Meskipun pernyataan resmi perang tidak dapat diprediksi
seperti pengumuman publik lainnya, mobilisasi kekuatan militer dalam jumlah
besar tidaklah mudah untuk dirahasiakan. Great Asian Alliance menanggapi
gerakan IPU dengan mengirimkan kekuatan yang sebanding ke perbatasan antara
Tibet dan IPU.
Respons tersebut dalam arti tertentu, seperti yang diinginkan
oleh IPU. Salah satu tujuan yang dinyatakan dalam deklarasi perang mereka
adalah untuk "Bekerja sama dengan pemerintah Tibet yang sah untuk
menggulingkan pemerintahan boneka Great Asian Union dan membebaskan rakyat
Tibet." Sudah menjadi rahasia umum Tibet sebuah negara merdeka dan secara
efektif merupakan negara bawahan GAU. Namun dengan adanya pengiriman GAU dalam
jumlah besar ke Tibet, bahkan sebelum IPU mengerahkan pasukannya, hal ini
memberikan gambaran yang jelas kepada komunitas internasional mengenai pengaruh
GAU di wilayah tersebut.
Untuk dipasangkan dengan kejutan tingkat makro ini, kehidupan
Tatsuya juga agak dipengaruhi oleh kejutan tingkat mikro yang terkait, sampai
batas tertentu dapat diprediksi.
Berita tentang deklarasi perang IPU tiba di Jepang menjelang
tengah hari karena perbedaan waktu. Tatsuya yang sedang mengerjakan dokumen di
kantor Perusahaan Magian di Machida hari ini, kembali dari makan siang dan
menonton liputan di terminal mejanya.
Miyuki dan Lina berada di rumah Chofu, Fujibayashi dan Mayumi
berada di Institut Makoien di Izu, meninggalkan Tatsuya dengan hanya dua staf
wanita full-time yang bertugas di
kantor perusahaan di Machida.
Staf tersebut adalah penyihir yang melayani keluarga Yotsuba.
Profesional yang berspesialisasi dalam akuntansi dan logistik, dikirim oleh
kepala pelayan Hanabishi Tajima, ayah Hyougo.
Salah satu pegawai menelepon kantor untuk memberi tahu Tatsuya
yang berada di kantor pribadinya, tentang adanya pengunjung. Dia menyebutkan
nama pengunjung dan keinginan mereka untuk berbicara dengannya. Tatsuya
mengarahkan agar dia diantar ke ruangan di mana dia berada.
Ketukan pintu disusul petugas yang membukakan pintu dari luar.
Di belakangnya berdiri tamunya. Itu wajah familiar yang sudah lama tidak dia
lihat.
"Kolonel Kazama. Silakan masuk."
Tatsuya berdiri dari balik mejanya dan mengundang Kazama ke
dalam ruangan. Sanada adalah pengunjung tetap, tapi sudah lebih dari setengah
tahun sejak Tatsuya tidak melihat Kazama.
Ruangan pribadi ini, meski berukuran kecil, dilengkapi dengan
perangkat penerima tamu. Tatsuya mengarahkan Kazama ke sofa, yang diterima
Kazama, lalu Tatsuya duduk di hadapannya setelah menunggu tamunya duduk.
Bersamaan dengan itu staf kantor membawa teh. Tatsuya membuat
kebijakan untuk menyiapkan minumannya sendiri ketika dia bekerja di kantor ini,
bahkan tidak mengizinkan upaya Miyuki untuk "menuangkan secangkir untuknya."
Namun, kedatangan tamu di kantor cerita berbeda. Penting untuk menunjukkan
harga diri pada tingkat tertentu.
Ini hanya masalah keadaan, bagi mereka yang bekerja di kantor
ini, peran staf perempuan yang menyajikan teh kepada pengunjung. Demikian pula,
di kantor pusat Stellar Generator Miyakishima, sekretaris laki-laki sering kali
melakukan tugas yang sama.
"Sekarang alasan kunjunganku" Setelah obrolan
singkat, Kazama melanjutkan pembicaraan dengan nada santai. "Tatsuya, kurasa
kamu mengetahui berita deklarasi perang IPU terhadap Tibet."
Begitu mereka ditinggalkan sendirian di dalam ruangan, Kazama
menghindari formalitas "Shiba-san" atau "Direktur Eksekutif
Shiba" dan memilih untuk memanggil "Tatsuya" di depannya seperti
dulu.
"Ya. Sebenarnya aku sedang menonton berita sebelum
diberitahu tentang kunjunganmu, Kolonel." Mungkin secara sadar, tapi
Tatsuya tidak terpengaruh dengan sikap yang sama. Atau lebih tepatnya, dia
tidak peduli. Baginya, tidak ada ikatan, pada saat yang sama tidak ada
antipati. Dia sama sekali tidak tergerak oleh cara dia disapa.
“Aku ditugaskan sebagai pengamat militer dalam konflik ini.”
“Selamat. Itu tanggung jawab yang besar.” Tatsuya menyadari
pentingnya menjadi pengamat militer. Ini tugas yang menambah perbedaan besar
dalam karier militer seseorang. Ucapan selamatnya mengikuti alur pemikiran itu.
“Namun, pada kesempatan ini, selain pengamat militer dari
sejumlah negara, juga ada pengamat sipil internasional untuk mengawasi potensi
kejahatan perang.”
“Pengamat sipil? Apa ini ide yang aman?”
Sejak dahulu kala, sudah menjadi peraturan yang tidak berubah
bahwa warga sipil, individu yang bukan anggota angkatan bersenjata atau
kombatan, tidak boleh ikut serta dalam perang. Ini aturan perang yang tidak
berubah sejak awal zaman. Jika mereka tetap melakukan hal tersebut, maka hak
mereka atas perlindungan akan hilang. Meskipun dalam praktiknya, perlakuan
terhadap mereka pada kasus-kasus seperti ini biasanya tidak seberat yang
diperkirakan, terutama karena kekhawatiran akan dampaknya terhadap opini publik
internasional. Perlakuan ekstrem dan tidak manusiawi, penyiksaan yang berujung
pada kematian, eksekusi tanpa proses pengadilan, masih tetap mungkin terjadi.
“Aku telah diberitahu setiap tindakan pencegahan untuk
memastikan keselamatan telah dilakukan. Tentu saja, risikonya tidak dapat
dihilangkan begitu saja, namun aku yakin para peserta sudah siap untuk itu.”
"Mereka bukan kelompok pasifis yang bersemangat, kan....?"
(Pasifis: cinta perdamaian)
Kelompok bersenjata yang mengibarkan bendera pasifisme selalu
ada. Banyak gerilyawan bersenjata yang masih mengaku memperjuangkan perdamaian
bahkan di dunia pascaperang.
“Tidak perlu ada kekhawatiran, IPU sudah melakukan pemeriksaan
teliti terhadap pelamar yang mau mereka undang. Ini daftarnya. Aku punya daftar
yang sudah mengumumkan keikutsertaannya, mau lihat?” Kata Kazama sambil
memasukkan tangannya ke dalam saku jasnya.
Kunjungan ini membuat Kazama tampil di luar seragam militernya
yang biasa, dan memilih jas fungsi tinggi dengan elemen termoelektrik yang
dijalin ke dalam kain. Jaket ini bahkan dapat dibalik sehingga dapat digunakan
untuk pendinginan di musim panas. Dengan kelemahan utama yaitu membuat pembeli
mengeluarkan biaya sepuluh kali lipat dari harga jas biasa. Meski begitu,
harganya relatif jauh lebih murah dibandingkan saat desain pertama kali muncul
di pasaran dan yang memiliki merek.
Dari saku itu Kazama mengeluarkan selembar kertas, bukan
terminal elektronik. Jika kamu menginginkan daftar dan tidak ingin mengubah
data yang disimpan, tidak ada yang lebih nyaman daripada menggunakan selembar
kertas yang ringan, dapat dilipat, dan tidak dapat diretas.
Tatsuya mengambil lembaran terlipat yang ditawarkan dengan cepat,
"Jika kamu tidak keberatan." Dia membuka lipatannya dan melihat
sekilas isinya.
Bahkan poker face Tatsuya pun tidak bisa bertahan setelah
membaca nama yang tertulis di sana. Hanya saja ungkapan yang menggantikannya
bukanlah "Tidak mungkin", tapi lebih sesuai dengan "Jadi
begitu."
Tepat di urutan teratas daftar ada nama William McLeod, dan di
bawahnya ada nama Carla Schmidt.
"Aku tidak hanya melihat Sir McLeod dan Profesor Schmidt,
tetapi sebagian besar dari daftar ini mencakup peserta lain yang merupakan penyihir
(magician) terkenal...." Sebagian besar nama yang tercantum sudah tidak
asing lagi bagi Tatsuya. Meskipun tidak ada orang Jepang di antara mereka,
mereka semua penyihir terkenal ─Istilah yang secara kebetulan Tatsuya pilih
untuk digunakan dengan Kazama, ia menahan diri dari istilah " mageist" yang baru diciptakan.
“Dengan berkumpulnya kelompok ini, aku tidak akan menyalahkan
orang-orang karena salah menafsirkannya sebagai upaya para penyihir untuk
campur tangan dalam perang dengan berpura-pura menjadi warga sipil.”
Meskipun mungkin terdengar terlalu berlebihan bagi sebagian
orang, kekhawatiran Tatsuya dapat dipercaya. Kemungkinan besar dunia akan
melihat hal tersebut.
"Akan ada kesalahpahaman sampai orang-orang melihatnya
dalam tindakan," Kazama mengakui maksud Tatsuya, meski secara tidak
langsung. "Kamu sudah melihat daftarnya. Tidak ada alasan untuk khawatir
pihak pengamat sipil akan terlibat dalam konflik dengan adanya risiko
tambahan."
Tatsuya tidak membantah argumennya. "Risikonya masih
ada" terlintas di benaknya, tapi tidak cukup relevan untuk disebutkan.
“Ini sebenarnya ada hubungannya dengan alasan kunjunganku.”
"Baiklah, lanjutkan."
Tatapan kedua pria itu tidak terlalu bertemu melainkan
berbenturan di udara. Meskipun nada bicara Kazama tetap sama, Tatsuya tahu apapun
"alasan kunjungannya", itu bukan sesuatu yang bisa dia sambut dengan
senyuman.
“Aku datang untuk menyampaikan permintaan partisipasi dalam kelompok
pengamat sipil.”
Kalimat Kazama tidak memiliki kalimat kritis "kepada
siapa", yang mana Tatsuya bahkan tidak mencoba memperbaikinya dengan
"Aku?" Jawabannya sudah cukup jelas.
"Aku tidak punya niat untuk melakukannya." Jawaban
yang jelas dan lugas. Tidak, "Aku harus menahan diri," atau
"Jadwalku tidak memungkinkan.” Sesuatu yang tidak memberikan ruang untuk
persuasi.
“Ini permintaan dari Pasukan Pertahanan Nasional.”
"Aku dengan hormat menolaknya."
"....Maukah kamu memberikan alasannya?" Nada suara
Kazama menjadi terasa hangat dalam intensitasnya.
"Aku secara tegas dilarang keluar negara oleh keluarga
utama," sebagai reaksinya, Tatsuya sedikit melunakkan reaksinya.
"Kami bisa mengurus bagian itu. Jika kami meyakinkan
keluarga utama Yotsuba, apa aku bisa mendapatkan persetujuanmu untuk
berpartisipasi?"
“Aku memintamu datang kepadaku lagi ketika itu terjadi.” Tapi
hanya nadanya yang mengendur, Tatsuya tidak berkompromi.
"Mengerti. Kuharap kamu mau menyambutku lagi."
"Kamu dipersilakan untuk berkunjung kapan saja. Terlepas
dari menerima atau menolak hal ini maupun masalah lainnya, cukup kabari
terlebih dahulu dan aku selalu dapat mengatur pertemuan untukmu."
"Senang mendengarnya, aku akan mempercayai
kata-katamu," kata Kazama sambil berdiri.
Tatsuya pergi ke pintu depan kantor untuk mengantar Kazama
pergi.
◇ ◇ ◇
Keesokan harinya, Minggu. Kazama segera bertemu dengan Maya.
Tidak sendiri, karena dia punya pendamping. Tempatnya bukan di rumah utama
Yotsuba tapi ke ruangan pribadi di restoran hotel kelas satu, Tokyo. Maya
menghubungi kepala staf Akiyama, melalui telepon kemarin untuk menyebutkan
tempat dan waktu pertemuan.
“─Aku memahami situasinya, tapi sayangnya aku tidak bisa
memberimu jawaban atas inisiatifku.” Itulah jawaban Maya atas permintaan
Akiyama untuk mendelegasikan Tatsuya ke misi pengamat sipil.
"Yotsuba-san, apa kamu bermaksud bukan kamu yang melarang
Shiba-san meninggalkan negara ini?" Dalam tanggapannya,
"Shiba-san" dan "Yotsuba-san" masing-masing memanggil
Tatsuya dan Maya.
“Kuyakin kamu sangat menyadari fakta ini, Yang Mulia. Tetapi
kami juga memiliki sponsor sendiri.”
Keheranan melintas di wajah Akiyama dengan implikasi sosok
yang bahkan keluarga Yotsuba pun tidak bisa menentangnya. "Maksudmu bukan
.... apa rumor keluarga Yotsuba berada di bawah naungan Yang Mulia Toudou
benar?"
"Ya ampun. Aku mendapat kesan itu cukup terkenal."
Ekspresi geli Maya tidak lagi berupa tawa. "Menjawab pertanyaanmu, ya.
Pernyataanmu benar, Tatsuya dilarang meninggalkan negara ini atas permintaan
Yang Mulia Toudou."
"Jadi begitu...."
"Karena itu, aku ingin memintamu untuk membawa masalah
misi pengamat sipil ini ke hadapan Yang Mulia Toudou. Jika kamu kembali dengan
persetujuannya, maka aku akan dengan senang hati mendiskusikan masalah ini
lebih lanjut."
"─Baiklah. Aku akan berkonsultasi dengan Yang Mulia
Toudou tentang masalah ini terlebih dahulu."
Melihat kakunya ekspresi Akiyama, Maya melontarkan senyum
menawan yang sangat berbeda dari sebelumnya.
◇ ◇ ◇
Akiyama dan Kazama menemani Maya ke pintu masuk hotel tempat
dia pergi dengan mobil.
"....Kolonel Kazama. Aku akan menanganinya mulai
sekarang." Saat mereka melihat mobil yang membawa Maya pergi, Akiyama
berbicara kepada Kazama. "Aku sendiri mempunyai peluang yang lebih baik
jika ingin membujuk Yang Mulia Toudou. Sejujurnya .... aku bahkan tidak yakin bisa
mendapat kesempatan untuk bertemu."
"Mengerti." Kazama tidak memberikan argumen. Dia tahu
permainan ini jauh di luar jangkauannya.
"Aku telah menahanmu di negara ini dengan harapan dapat
membujuk Shiba-san. Melihat hal ini, sekarang tidak diperlukan lagi, Kolonel,
kamu sudah selesai dengan persiapan?"
"Ya, sir."
"Kita sudah mengetahui beberapa negara telah mengirimkan
pengamat militernya ke IPU. Kamu harus berangkat secepat mungkin."
“Mengerti, Jenderal. Aku akan berangkat ke IPU besok.”
"Aku mengerti. Semoga berhasil, Kolonel."
"Aku berjanji tidak akan mengecewakanmu, sir," jawab
Kazama sambil memberi hormat kepada Akiyama.
4 Comments
Thank you min ditunggu episode selanjutnya 👍
ReplyDeleteYah, ditunggu lanjutannya! Thanks!
ReplyDeletesemoga segera dilanjut min
ReplyDeleteDitunggu lanjutannya min
ReplyDelete