F

Magian Company Volume 7 Chapter 2 Bahasa Indonesia

 

Tamu Tak Diundang

Sehari setelah penugasan misi untuk mencari dan menangkap Laura Simons, Letnan Satu Ariana Lee Shaula mengunjungi kantor komandannya bersama rekan yang ditugaskan.

Melihat Shaula berdiri di depan mejanya, Canopus bertanya, "Apa ada masalah yang ingin kamu diskusikan denganku mengenai pencarian Laura Simons?"

"Ya, sir. Ensign Spica punya usul, jika kamu mengizinkan kami menyampaikannya."

“Ensign Spica?” Canopus mengalihkan perhatiannya ke Spica, "Kamu mendapat izin dariku."

Rookie STARS, meskipun gugup, tetap teguh di bawah tatapan itu.

“Dilihat dari perilaku FAIR selama beberapa bulan terakhir, aku berani menyimpulkan pemimpin mereka, Rocky Dean, sedang berusaha memperkuat senjata yang dimilikinya dengan relik. Dengan alasan itu, sir, usulanku adalah menggunakan itu sebagai pengaruh untuk memancing Dean dan Laura Simons keluar."

Rencana ini sangat mencerminkan pelatihan khusus Spica di bidang intelijen.

"Jadi saranmu menggunakan disinformasi untuk mengarahkan mereka berdua keluar dari pusat kota. Dan kemungkinan skenario ini?"

“Kupikir itu sangat mungkin terjadi.”

"Hm .... rinciannya."

Ketika Canopus memberikan tanggapan yang baik, Spica menarik napas dalam-dalam dan membahas rinciannya, "Aku berasumsi tablet batu putih yang digali oleh FAIR di Gunung Shasta, berisi peta yang berbeda dari yang sudah kita ketahui—"

Provinsi Shaanxi, di tengah Sungai Kuning, Great Asian Alliance.

(TL: Aku bingung perbedaan antara ‘Great Asian Union’ dengan ‘Great Asian Alliance’. Apa mereka masih 1 negara?)

Di sana terletak markas besar Unit Operasi Penyihir, Bāxiān, [Taiyi Fang Yuan]. Di dalam gedung yang menyamar sebagai kuil Tao kuno, Bāxiān Lan Caihe dipanggil oleh komandan Bāxiān, Cao Guojiu.

"Komandan Cao. Lan Caihe melapor."

"Kerja bagus. Aku punya tugas baru untukmu. Tugas saat ini akan diserahkan kepada orang lain. Nona Lan, kamu harus terbang ke Jepang segera setelah persiapan penyusupan selesai."

"Mengerti." Si cantik Cina yang langsing, Lan Caihe, membungkuk hormat. Dia tidak bertanya “untuk apa?”, karena sudah menjadi kebiasaan mereka menunggu atasan memberikan penjelasan yang diperlukan.

Atasannya juga sangat sadar, dan tidak meninggalkannya tanpa penjelasan yang tepat tentang misinya.

"Tugasmu membunuh Shiba Tatsuya dari Jepang."

Mendengar ini, Lan Caihe terlihat bergidik.

"Sir, jika aku boleh bertanya .... bukannya target ini diberikan kepada Lu-sensei?" Masih dengan ekspresi tegang sambil tertunduk, dia bertanya kembali pada Cao Guojiu.

"Dia gagal."

"....Dibunuh oleh target?"

"Benar."

Butir-butir keringat mengalir di punggung Lan Caihe. Faktanya, ini hari di puncak musim panas, sistem pendingin udara beroperasi secara normal. Tidak dapat disangkal ini adalah keringat dingin.

Bidang keahlian Lan Caihe, sederhananya adalah perangkap madu, yang juga dikenal sebagai perekrutan HUMINT. Meyakinkan agen-agen musuh untuk melakukan pengkhianatan terhadap negaranya sendiri. Kemudian menggunakan aset tersebut untuk mengekstrak informasi rahasia, menyebarkan disinformasi, dan menyabotase musuh dari dalam.

Misi-misi yang ditugaskan kepadanya sejauh ini terutama bertujuan untuk menimbulkan kerusakan tidak langsung terhadap pihak oposisi. Dia tidak memiliki cukup pengalaman untuk mengetahui apa dia bisa melakukan serangan di mana dia harus menyerang target secara langsung.

Sebaliknya, Lü Dongbin adalah yang paling ahli dalam pembunuhan di antara unit mereka. Itulah sebabnya dia menjadi pilihan pertama untuk tugas berat membunuh iblis yang ditakuti, "Maheśvara." Dan Lü Dongbin telah gagal. Sekarang Lü Dongbin pun sampai gagal, Lan Caihe merasa Cao Guojiu baru saja menyuruhnya untuk "Matilah".

“Ada kemungkinan IPU akan segera melancarkan aksi militer besar-besaran terhadap Tibet.” Cao Guojiu tiba-tiba mengubah topik pembicaraan.

“Apa kamu mendengar informasi ini melalui ramalan, sir?” Lan Caihe mendongak dari keadaan tertunduk dan menatap Cao Guojiu.

Cao Guojiu memiliki kemampuan prekognisi terbatas. Melalui ramalannya —batang bambu yang ia gunakan sebagai media, ia mampu, alih-alih membaca, mendengarkan ramalan masa depan. Prekognisi sering kali melibatkan melihat masa depan dalam bentuk visi. Namun dalam kasusnya, ramalan tentang masa depan datang dalam bentuk ilusi pendengaran. Informasi ramalan atau prediksi tersebut tidak terwujud dalam bentuk pesan verbal berupa suara seseorang. Sebaliknya, itu seperti awan kebisingan, suara-suara dalam percakapan, dan suara-suara lainnya. Itu manifestasi pendengaran tak lengkap dari suara-suara yang dialami oleh dirinya di masa depan.

Secara umum, Cao Guojiu menyebut hal itu hanya sebagai bentuk prekognisi, sementara orang-orang di sekitarnya yang memutuskan untuk menyebutnya sebagai "ramalan".

“Menurut ramalanku, orang itu akan terlibat dalam aksi militer ini.”

"Sir, kamu tidak menyarankan .... kita akan mengalami ‘Scorched Halloween' kedua....?" Semua darah terkuras dari wajah Lan Caihe.

"Aku tidak bisa mengatakan dengan pasti. ─Maaf, aku belum mengekspresikan diriku dengan benar. Ramalan tersebut memberi tahuku IPU berkonspirasi dengan Jepang sehubungan dengan tindakan militer mereka di Tibet untuk melibatkan Shiba Tatsuya dalam masalah ini."

“Jadi, jika aku memahaminya dengan benar, masih belum jelas Iblis itu terlibat dalam konflik yang akan datang?” Tampak lega, warna kulit Lan Caihe sedikit membaik.

"Itu benar. Oleh karena itu, kita harus membuang orang itu sedini mungkin untuk menghindari kemungkinan itu."

"─Perwira ini menerima tugasnya untuk membunuh Shiba Tatsuya. Aku akan segera berangkat ke Jepang, sir." Lan Caihe mengulangi perintah dengan keras dan jelas. Tanda-tanda kegelisahan menghilang dari sikapnya, sebagai gantinya ada tekad yang baru lahir untuk memenuhi tugas pembunuhannya, jangan sampai [Material Burst] digunakan lagi.

“Mengingat fakta Lu-sensei dibunuh sebagai balasan, aku ragu upaya langsung bisa memberikan peluang melawan orang itu. Karena alasan inilah aku memilihmu, Nona Lan, untuk tugas ini. Menurut pendapatku, sihirmu seharusnya memberikan peluang yang besar untuk melawannya."

"Aku jamin, aku akan melakukan yang terbaik," dengan ini, Lan Caihe sekali lagi membungkuk hormat kepada Cao Guojiu.

Liburan musim panas di Universitas Sihir sangatlah singkat. Kurang dari satu setengah bulan, dimulai pada tanggal 1 Agustus dan berakhir pada tanggal 10 September, mungkin lebih singkat dibandingkan universitas nasional atau swasta lain di Jepang.

Saat bulan September tiba, para mahasiswa yang telah kembali ke rumah orang tuanya mulai berbondong-bondong kembali untuk mengantisipasi semester baru. Ichijou Masaki salah satu mahasiswa tersebut, ia telah membantu orang tuanya di kampung halamannya, dan kembali ke apartemennya di Tokyo segera setelah pergantian bulan tiba.

Apartemen sewaannya berperabotan lengkap. Bukan orang yang pilih-pilih soal desain interior, dia akan menetap di sebuah apartemen di mana dia tidak perlu khawatir tentang ini dan itu. Namun, satu hal yang ia permasalahkan adalah kedap suara dan isolasi getaran. Perabotannya ─dipilih sepenuhnya oleh ibunya─ tidaklah murah.

Tarif sewa apartemen "bulanan" dan "mingguan" masih tinggi sejak diterapkan pada akhir abad ke-21, apartemen Masaki termasuk dalam kelompok basis bulanan. Banyak yang memilih kontrak tahunan, meskipun jumlah penyewa yang masuk dan keluar tidak terlalu sering, hal ini juga tidak jarang terjadi.

Apartemen miliknya salah satu dari 15 unit di gedung kecil berlantai tiga. Keluarga Ichijou memiliki kantor cabang di Tokyo, tempat dia bepergian untuk bekerja. Berbeda dengan Tatsuya yang bekerja di gedung yang sama dengan tempat tinggalnya, Masaki memiliki jarak antara tempat tinggal dan tempat kerja.

Karena tinggal di sebuah apartemen kecil selama satu tahun, bahkan jika dia tidak berusaha untuk bertemu dengan tetangganya, dia mengenal wajah mereka dari dasar "samar-samar familiar". Itulah sebabnya dia bisa mengenali orang baru ketika melewati mereka di lorong atau tangga.

Kembali dari rumah orang tuanya di Kanazawa, Masaki melihat seorang wanita asing keluar dari apartemen sebelah. Dia baru saja keluar dari pintu depan untuk makan malam lebih awal ketika kebetulan bertemu dengan wanita itu.

Wanita itu memperhatikannya, membungkuk sedikit, dan mendekati Masaki. Kamarnya ada di sudut, di sebelah tangga. Masaki berasumsi dia hanya mencoba keluar dari apartemen, harus lewat di depan kamar masaki untuk melakukannya.

Namun dugaannya salah.

"Maaf, aku baru saja pindah ke sini hari ini." Dia berhenti di depan Masaki dan mulai mengobrol sambil tersenyum.

Wanita langsing, dengan rambut hitam panjang belah tengah, secara obyektif cantik. Bahkan seseorang seperti Masaki, yang telah bertemu dengan banyak wanita cantik, mau tidak mau berkomentar dalam hati, "Dia sangat cantik."

“Namaku Aikawa Keika. Kata “Keika” ditulis seperti “Bunga Katsura”. Aku akan tinggal di sini sebentar, tapi kuharap waktu kita bersama menyenangkan."

"Tinggal di sini sebentar" membuat Masaki kesal karena beberapa alasan. Kebanyakan penyewa di gedung ini biasanya menggunakan kontrak tahunan. Tapi sekali lagi, tempat ini awalnya memiliki kebijakan "sewa bulanan". Tidak mengherankan jika ada orang yang tinggal jangka pendek di sini hanya selama satu atau dua bulan.

“Senang bertemu denganmu, aku Ichijou Masaki. Aku juga berharap kita bisa rukun selama tinggal.”

Masaki berdiri di depan kamarnya sambil memperhatikan punggungnya, lebih tertarik dengan sikap dan perilakunya secara keseluruhan daripada kecantikannya itu sendiri. Aroma bunga yang melekat di atmosfer berwarna senja, menggelitik hidung Masaki.

Magian Society didirikan oleh Tatsuya atas inisiatifnya sendiri, tanpa keterlibatan Keluarga Yotsuba dalam cita-cita dan konsepsinya.

Bukan berarti Yotsuba sama sekali tidak berhubungan. Tanpa dukungan pengaruh mereka, khususnya sponsor mereka, Toudou Aoba, baik Magian Society maupun Perusahaan Magian tidak akan terbentuk. Keluarga juga menginvestasikan sejumlah besar modal dan sumber daya manusia di Perusahaan, dan secara diam-diam juga mengirimkan agen yang terhubung dari bagian benua India ke Magian Society.

Sebuah laporan yang dikirim kembali dari salah satu mata-mata yang menyusup ke dalam Magian Society menciptakan sedikit keributan di rumah utama Yotsuba.

 

Jumat malam, 3 September.

Tatsuya sedang bersantai di rumah setelah kembali dari pekerjaannya di Miyakishima. Kembali ke tugas rutinnya, dia bertemu dengan akumulasi pekerjaan sejak dia jauh dari Jepang untuk mencari Shambhala.

"Maaf mengganggu, Tatsuya-sama, tapi kamu menerima telepon dari Hayama-sama. Menurutnya, ini penyelidikan atas nama kepala keluarga."

Tatsuya sedang mendengarkan pembicaraan kecil dari Miyuki di sebelahnya, ketika Hyougo tiba dengan berita tentang panggilan dari rumah utama. Seolah-olah, mengingat perannya sebagai pelayan langsung Miyuki dan Tatsuya, Hyougo seolah-olah memiliki peringkat yang sama dengan Hayama, tapi kali ini dia menunjukkan rasa hormat yang pantas karena Hayama mewakili kepala keluarga.

"Baiklah."

Tatsuya berdiri tanpa basa-basi dan menuju ruang komunikasi yang sepenuhnya terlindungi dari penyadapan. Miyuki bangkit dari kursi di sebelahnya, mengikuti di belakangnya sebagai hal yang biasa.

 

"Aku minta maaf atas keterlambatan ini."

[Maaf mengganggumu dengan panggilan ini, Tatsuya-sama. Namun ada masalah yang perlu segera diperhatikan.] Ekspresi wajah Hayama menunjukkan rasa bingung, bukannya tanda-tanda kemarahan atau kekhawatiran, seperti yang mereka duga.

“Masalah apa yang akan terjadi?” Tatsuya sama sekali tidak tahu apa yang sedang terjadi, bertanya dengan jujur apa yang akan terjadi.

[Kami diberitahu sekitar tiga jam yang lalu, Sir MacLeod dari Inggris dan Profesor Schmidt dari Jerman tiba di Sri Lanka. Kami kemudian mengonfirmasi mereka belum mengunjungi Magian Society, malah menginap di sebuah hotel di Colombo.]

"Bukan hanya Sir McLeod, tapi Profesor Schmidt juga bersamanya...." Bahkan Tatsuya mau tidak mau merasakan keheranan serupa atas kata-kata Hayama.

William McLeod terlibat erat dalam pendirian Magian Society. Selain itu, Sri Lanka pernah menjadi anggota Negara Persemakmuran (yang disebut "Persemakmuran Inggris") dan memiliki hubungan paling dekat dengan Inggris setelah IPU, yang menjadi anggotanya hingga setengah tahun yang lalu. Kunjungan McLeod sebenarnya tidak terlalu luar biasa.

Namun lain ceritanya jika teman seperjalanannya adalah Carla Schmidt dari Jerman. Profesor itu adalah “Apostle” Jerman ─dengan kata lain Penyihir Kelas Strategis yang diakui Negara. Proyek Unit Eropa mencapai titik puncaknya dengan pecahnya Perang Dunia III, menyebabkan koalisi terpecah menjadi Timur dan Barat. Baik Timur maupun Barat saat ini sedang berada dalam kondisi perang dingin. Mengingat konteksnya, sungguh luar biasa dia mengunjungi negara asing bersama McLeod, "Apostle" lain dari Inggris yang bukan anggota Uni Eropa Barat.

[Apa Tatsuya-sama mengetahui kasus ini?]

“Ini pertama kalinya aku mendengarnya.”

[Begitu....] Hayama menghembuskan napas pelan dengan emosi campuran dari kekecewaan dan pada saat yang sama lega.

[Selama kunjunganmu ke India, Tatsuya-sama, apa kamu menyarankan Jenderal Lars Singh untuk melakukan perjalanan ke Tibet?]

"Ya, benar. Itu cara untuk mengalihkan perhatiannya dari reruntuhan Bukhara. Apa ada sesuatu tentang itu?"

[Ada tanda-tanda IPU mau melancarkan operasi militer besar-besaran.]

"Menuju Tibet?"

[Wajar jika berasumsi demikian.]

Di belakang Tatsuya, Miyuki menatap Hyogo dengan pandangan bertanya.

Hyogo tersenyum sopan, tapi menggeleng kecil dengan agak sedih. Baginya juga, tak disangka, IPU justru melancarkan operasi militer.

[Aku merasa lega karena mengonfirmasi Tatsuya-sama tidak terlibat dalam masalah ini. Aku minta maaf karena menelepon selarut ini.]

Monitor videophone menjadi gelap dengan gambar terakhir mencerminkan hormat Hayama.

Kalimat perpisahan Hayama sangat santai, tapi Tatsuya tidak melewatkan implikasi di baliknya. Hayama menyelidiki keterlibatannya adalah cara untuk memberitahu Tatsuya dia tidak boleh terlibat dalam misi IPU di Tibet.

Kata orang, hidup itu penuh kejutan.

Dan seringkali hal-hal tidak berjalan sesuai harapan kita.

Namun, selama segala sesuatu di alam semesta terhubung berdasarkan hukum sebab akibat, masih banyak kejadian yang bisa diprediksi.

Sabtu, 4 September. Dunia dihebohkan dengan berita mengejutkan.

Federasi Indo-Persia, salah satu dari empat kekuatan besar modern, tiba-tiba mengumumkan deklarasi perang terhadap pemerintah Tibet.

Deklarasi perang biasanya dilakukan setelah banyak peringatan. Perundingan diplomatik sering kali berubah menjadi permusuhan, berujung pada ultimatum atau peristiwa serupa lainnya, kemudian perang diumumkan. Dalam hal ini, tidak ada preseden diplomatik untuk negosiasi. Terlebih lagi, deklarasi perang mereka dengan cara yang sangat jujur dilakukan sebelum serangan militer mereka, sebuah aturan yang sering kali tidak dipatuhi.

Meskipun pernyataan resmi perang tidak dapat diprediksi seperti pengumuman publik lainnya, mobilisasi kekuatan militer dalam jumlah besar tidaklah mudah untuk dirahasiakan. Great Asian Alliance menanggapi gerakan IPU dengan mengirimkan kekuatan yang sebanding ke perbatasan antara Tibet dan IPU.

Respons tersebut dalam arti tertentu, seperti yang diinginkan oleh IPU. Salah satu tujuan yang dinyatakan dalam deklarasi perang mereka adalah untuk "Bekerja sama dengan pemerintah Tibet yang sah untuk menggulingkan pemerintahan boneka Great Asian Union dan membebaskan rakyat Tibet." Sudah menjadi rahasia umum Tibet sebuah negara merdeka dan secara efektif merupakan negara bawahan GAU. Namun dengan adanya pengiriman GAU dalam jumlah besar ke Tibet, bahkan sebelum IPU mengerahkan pasukannya, hal ini memberikan gambaran yang jelas kepada komunitas internasional mengenai pengaruh GAU di wilayah tersebut.

Untuk dipasangkan dengan kejutan tingkat makro ini, kehidupan Tatsuya juga agak dipengaruhi oleh kejutan tingkat mikro yang terkait, sampai batas tertentu dapat diprediksi.

 

Berita tentang deklarasi perang IPU tiba di Jepang menjelang tengah hari karena perbedaan waktu. Tatsuya yang sedang mengerjakan dokumen di kantor Perusahaan Magian di Machida hari ini, kembali dari makan siang dan menonton liputan di terminal mejanya.

Miyuki dan Lina berada di rumah Chofu, Fujibayashi dan Mayumi berada di Institut Makoien di Izu, meninggalkan Tatsuya dengan hanya dua staf wanita full-time yang bertugas di kantor perusahaan di Machida.

Staf tersebut adalah penyihir yang melayani keluarga Yotsuba. Profesional yang berspesialisasi dalam akuntansi dan logistik, dikirim oleh kepala pelayan Hanabishi Tajima, ayah Hyougo.

Salah satu pegawai menelepon kantor untuk memberi tahu Tatsuya yang berada di kantor pribadinya, tentang adanya pengunjung. Dia menyebutkan nama pengunjung dan keinginan mereka untuk berbicara dengannya. Tatsuya mengarahkan agar dia diantar ke ruangan di mana dia berada.

Ketukan pintu disusul petugas yang membukakan pintu dari luar. Di belakangnya berdiri tamunya. Itu wajah familiar yang sudah lama tidak dia lihat.

"Kolonel Kazama. Silakan masuk." 

Tatsuya berdiri dari balik mejanya dan mengundang Kazama ke dalam ruangan. Sanada adalah pengunjung tetap, tapi sudah lebih dari setengah tahun sejak Tatsuya tidak melihat Kazama.

Ruangan pribadi ini, meski berukuran kecil, dilengkapi dengan perangkat penerima tamu. Tatsuya mengarahkan Kazama ke sofa, yang diterima Kazama, lalu Tatsuya duduk di hadapannya setelah menunggu tamunya duduk.

Bersamaan dengan itu staf kantor membawa teh. Tatsuya membuat kebijakan untuk menyiapkan minumannya sendiri ketika dia bekerja di kantor ini, bahkan tidak mengizinkan upaya Miyuki untuk "menuangkan secangkir untuknya." Namun, kedatangan tamu di kantor cerita berbeda. Penting untuk menunjukkan harga diri pada tingkat tertentu.

Ini hanya masalah keadaan, bagi mereka yang bekerja di kantor ini, peran staf perempuan yang menyajikan teh kepada pengunjung. Demikian pula, di kantor pusat Stellar Generator Miyakishima, sekretaris laki-laki sering kali melakukan tugas yang sama.

"Sekarang alasan kunjunganku" Setelah obrolan singkat, Kazama melanjutkan pembicaraan dengan nada santai. "Tatsuya, kurasa kamu mengetahui berita deklarasi perang IPU terhadap Tibet."

Begitu mereka ditinggalkan sendirian di dalam ruangan, Kazama menghindari formalitas "Shiba-san" atau "Direktur Eksekutif Shiba" dan memilih untuk memanggil "Tatsuya" di depannya seperti dulu.

"Ya. Sebenarnya aku sedang menonton berita sebelum diberitahu tentang kunjunganmu, Kolonel." Mungkin secara sadar, tapi Tatsuya tidak terpengaruh dengan sikap yang sama. Atau lebih tepatnya, dia tidak peduli. Baginya, tidak ada ikatan, pada saat yang sama tidak ada antipati. Dia sama sekali tidak tergerak oleh cara dia disapa.

“Aku ditugaskan sebagai pengamat militer dalam konflik ini.”

“Selamat. Itu tanggung jawab yang besar.” Tatsuya menyadari pentingnya menjadi pengamat militer. Ini tugas yang menambah perbedaan besar dalam karier militer seseorang. Ucapan selamatnya mengikuti alur pemikiran itu.

“Namun, pada kesempatan ini, selain pengamat militer dari sejumlah negara, juga ada pengamat sipil internasional untuk mengawasi potensi kejahatan perang.”

“Pengamat sipil? Apa ini ide yang aman?”

Sejak dahulu kala, sudah menjadi peraturan yang tidak berubah bahwa warga sipil, individu yang bukan anggota angkatan bersenjata atau kombatan, tidak boleh ikut serta dalam perang. Ini aturan perang yang tidak berubah sejak awal zaman. Jika mereka tetap melakukan hal tersebut, maka hak mereka atas perlindungan akan hilang. Meskipun dalam praktiknya, perlakuan terhadap mereka pada kasus-kasus seperti ini biasanya tidak seberat yang diperkirakan, terutama karena kekhawatiran akan dampaknya terhadap opini publik internasional. Perlakuan ekstrem dan tidak manusiawi, penyiksaan yang berujung pada kematian, eksekusi tanpa proses pengadilan, masih tetap mungkin terjadi.

“Aku telah diberitahu setiap tindakan pencegahan untuk memastikan keselamatan telah dilakukan. Tentu saja, risikonya tidak dapat dihilangkan begitu saja, namun aku yakin para peserta sudah siap untuk itu.”

"Mereka bukan kelompok pasifis yang bersemangat, kan....?"

(Pasifis: cinta perdamaian)

Kelompok bersenjata yang mengibarkan bendera pasifisme selalu ada. Banyak gerilyawan bersenjata yang masih mengaku memperjuangkan perdamaian bahkan di dunia pascaperang.

“Tidak perlu ada kekhawatiran, IPU sudah melakukan pemeriksaan teliti terhadap pelamar yang mau mereka undang. Ini daftarnya. Aku punya daftar yang sudah mengumumkan keikutsertaannya, mau lihat?” Kata Kazama sambil memasukkan tangannya ke dalam saku jasnya.

Kunjungan ini membuat Kazama tampil di luar seragam militernya yang biasa, dan memilih jas fungsi tinggi dengan elemen termoelektrik yang dijalin ke dalam kain. Jaket ini bahkan dapat dibalik sehingga dapat digunakan untuk pendinginan di musim panas. Dengan kelemahan utama yaitu membuat pembeli mengeluarkan biaya sepuluh kali lipat dari harga jas biasa. Meski begitu, harganya relatif jauh lebih murah dibandingkan saat desain pertama kali muncul di pasaran dan yang memiliki merek.

Dari saku itu Kazama mengeluarkan selembar kertas, bukan terminal elektronik. Jika kamu menginginkan daftar dan tidak ingin mengubah data yang disimpan, tidak ada yang lebih nyaman daripada menggunakan selembar kertas yang ringan, dapat dilipat, dan tidak dapat diretas.

Tatsuya mengambil lembaran terlipat yang ditawarkan dengan cepat, "Jika kamu tidak keberatan." Dia membuka lipatannya dan melihat sekilas isinya.

Bahkan poker face Tatsuya pun tidak bisa bertahan setelah membaca nama yang tertulis di sana. Hanya saja ungkapan yang menggantikannya bukanlah "Tidak mungkin", tapi lebih sesuai dengan "Jadi begitu."

Tepat di urutan teratas daftar ada nama William McLeod, dan di bawahnya ada nama Carla Schmidt.

"Aku tidak hanya melihat Sir McLeod dan Profesor Schmidt, tetapi sebagian besar dari daftar ini mencakup peserta lain yang merupakan penyihir (magician) terkenal...." Sebagian besar nama yang tercantum sudah tidak asing lagi bagi Tatsuya. Meskipun tidak ada orang Jepang di antara mereka, mereka semua penyihir terkenal ─Istilah yang secara kebetulan Tatsuya pilih untuk digunakan dengan Kazama, ia menahan diri dari istilah " mageist" yang baru diciptakan.

“Dengan berkumpulnya kelompok ini, aku tidak akan menyalahkan orang-orang karena salah menafsirkannya sebagai upaya para penyihir untuk campur tangan dalam perang dengan berpura-pura menjadi warga sipil.”

Meskipun mungkin terdengar terlalu berlebihan bagi sebagian orang, kekhawatiran Tatsuya dapat dipercaya. Kemungkinan besar dunia akan melihat hal tersebut.

"Akan ada kesalahpahaman sampai orang-orang melihatnya dalam tindakan," Kazama mengakui maksud Tatsuya, meski secara tidak langsung. "Kamu sudah melihat daftarnya. Tidak ada alasan untuk khawatir pihak pengamat sipil akan terlibat dalam konflik dengan adanya risiko tambahan."

Tatsuya tidak membantah argumennya. "Risikonya masih ada" terlintas di benaknya, tapi tidak cukup relevan untuk disebutkan.

“Ini sebenarnya ada hubungannya dengan alasan kunjunganku.”

"Baiklah, lanjutkan."

Tatapan kedua pria itu tidak terlalu bertemu melainkan berbenturan di udara. Meskipun nada bicara Kazama tetap sama, Tatsuya tahu apapun "alasan kunjungannya", itu bukan sesuatu yang bisa dia sambut dengan senyuman.

“Aku datang untuk menyampaikan permintaan partisipasi dalam kelompok pengamat sipil.”

Kalimat Kazama tidak memiliki kalimat kritis "kepada siapa", yang mana Tatsuya bahkan tidak mencoba memperbaikinya dengan "Aku?" Jawabannya sudah cukup jelas.

"Aku tidak punya niat untuk melakukannya." Jawaban yang jelas dan lugas. Tidak, "Aku harus menahan diri," atau "Jadwalku tidak memungkinkan.” Sesuatu yang tidak memberikan ruang untuk persuasi.

“Ini permintaan dari Pasukan Pertahanan Nasional.”

"Aku dengan hormat menolaknya."

"....Maukah kamu memberikan alasannya?" Nada suara Kazama menjadi terasa hangat dalam intensitasnya.

"Aku secara tegas dilarang keluar negara oleh keluarga utama," sebagai reaksinya, Tatsuya sedikit melunakkan reaksinya.

"Kami bisa mengurus bagian itu. Jika kami meyakinkan keluarga utama Yotsuba, apa aku bisa mendapatkan persetujuanmu untuk berpartisipasi?"

“Aku memintamu datang kepadaku lagi ketika itu terjadi.” Tapi hanya nadanya yang mengendur, Tatsuya tidak berkompromi.

"Mengerti. Kuharap kamu mau menyambutku lagi."

"Kamu dipersilakan untuk berkunjung kapan saja. Terlepas dari menerima atau menolak hal ini maupun masalah lainnya, cukup kabari terlebih dahulu dan aku selalu dapat mengatur pertemuan untukmu."

"Senang mendengarnya, aku akan mempercayai kata-katamu," kata Kazama sambil berdiri.

Tatsuya pergi ke pintu depan kantor untuk mengantar Kazama pergi.

Keesokan harinya, Minggu. Kazama segera bertemu dengan Maya. Tidak sendiri, karena dia punya pendamping. Tempatnya bukan di rumah utama Yotsuba tapi ke ruangan pribadi di restoran hotel kelas satu, Tokyo. Maya menghubungi kepala staf Akiyama, melalui telepon kemarin untuk menyebutkan tempat dan waktu pertemuan.

“─Aku memahami situasinya, tapi sayangnya aku tidak bisa memberimu jawaban atas inisiatifku.” Itulah jawaban Maya atas permintaan Akiyama untuk mendelegasikan Tatsuya ke misi pengamat sipil.

"Yotsuba-san, apa kamu bermaksud bukan kamu yang melarang Shiba-san meninggalkan negara ini?" Dalam tanggapannya, "Shiba-san" dan "Yotsuba-san" masing-masing memanggil Tatsuya dan Maya.

“Kuyakin kamu sangat menyadari fakta ini, Yang Mulia. Tetapi kami juga memiliki sponsor sendiri.”

Keheranan melintas di wajah Akiyama dengan implikasi sosok yang bahkan keluarga Yotsuba pun tidak bisa menentangnya. "Maksudmu bukan .... apa rumor keluarga Yotsuba berada di bawah naungan Yang Mulia Toudou benar?"

"Ya ampun. Aku mendapat kesan itu cukup terkenal." Ekspresi geli Maya tidak lagi berupa tawa. "Menjawab pertanyaanmu, ya. Pernyataanmu benar, Tatsuya dilarang meninggalkan negara ini atas permintaan Yang Mulia Toudou."

"Jadi begitu...."

"Karena itu, aku ingin memintamu untuk membawa masalah misi pengamat sipil ini ke hadapan Yang Mulia Toudou. Jika kamu kembali dengan persetujuannya, maka aku akan dengan senang hati mendiskusikan masalah ini lebih lanjut."

"─Baiklah. Aku akan berkonsultasi dengan Yang Mulia Toudou tentang masalah ini terlebih dahulu."

Melihat kakunya ekspresi Akiyama, Maya melontarkan senyum menawan yang sangat berbeda dari sebelumnya.

Akiyama dan Kazama menemani Maya ke pintu masuk hotel tempat dia pergi dengan mobil.

"....Kolonel Kazama. Aku akan menanganinya mulai sekarang." Saat mereka melihat mobil yang membawa Maya pergi, Akiyama berbicara kepada Kazama. "Aku sendiri mempunyai peluang yang lebih baik jika ingin membujuk Yang Mulia Toudou. Sejujurnya .... aku bahkan tidak yakin bisa mendapat kesempatan untuk bertemu."

"Mengerti." Kazama tidak memberikan argumen. Dia tahu permainan ini jauh di luar jangkauannya.

"Aku telah menahanmu di negara ini dengan harapan dapat membujuk Shiba-san. Melihat hal ini, sekarang tidak diperlukan lagi, Kolonel, kamu sudah selesai dengan persiapan?"

"Ya, sir."

"Kita sudah mengetahui beberapa negara telah mengirimkan pengamat militernya ke IPU. Kamu harus berangkat secepat mungkin."

“Mengerti, Jenderal. Aku akan berangkat ke IPU besok.”

"Aku mengerti. Semoga berhasil, Kolonel."

"Aku berjanji tidak akan mengecewakanmu, sir," jawab Kazama sambil memberi hormat kepada Akiyama.

Post a Comment

4 Comments

  1. Thank you min ditunggu episode selanjutnya 👍

    ReplyDelete
  2. Yah, ditunggu lanjutannya! Thanks!

    ReplyDelete
  3. semoga segera dilanjut min

    ReplyDelete
  4. Ditunggu lanjutannya min

    ReplyDelete