Kepala organisasi pembunuh 『Asian
Trading Company』 (ATC), Morozumi Kuruma, sangat marah.
Suatu hari, seorang karyawan departemen eksekutif perusahaan
(yaitu, salah satu pembunuh yang berada di bawahnya) membuat kesalahan serius -
dia ketahuan saat bekerja.
Ini sendiri tidak biasa. Tentu saja, prinsip utamanya adalah
menyelesaikan pekerjaan tanpa ada yang menyadarinya. Namun, tidak peduli
seberapa hati-hati dia mempersiapkan diri dan bertindak, tidak ada yang kebal
dari kecelakaan. Tentu saja, memblokir jalan menuju tempat berburu bisa
mencegah munculnya saksi secara tidak sengaja, tetapi sayangnya, perusahaan
Morozumi tidak memiliki sarana untuk mengatur persiapan berskala besar.
Selalu ada kemungkinan terdeteksi oleh pihak ketiga. Oleh
karena itu, tindakan yang mengikuti peristiwa ini penting.
Secara khusus, saksi dibungkam.
Cara terbaik adalah menghilangkannya di tempat. Jika dia tidak
bisa melakukannya di tempat yang sama, maka dia harus membunuh secepat mungkin
di tempat yang tidak akan dilihat orang.
Namun, seorang pegawai perusahaan bernama Hashibami Yuki
mengizinkan saksi untuk hidup selama lima hari. Selama ini, saksi mungkin sudah
berhubungan dengan polisi.
Kemampuan Hashibami Yuki untuk membunuh sudah tidak diragukan
lagi. Meskipun dia masih muda, keterampilan tempurnya termasuk yang terbaik di
seluruh kompi ATC.
Morozumi percaya keterampilan siluman dan melarikan diri lebih
penting bagi seorang pembunuh daripada keterampilan tempur langsung. Tapi dalam
hal ini, keterampilan Yuki juga berada pada level tinggi.
Singkatnya, Hashibami Yuki adalah karyawan perusahaan yang
berharga, tidak bisa diambil dan dibuang begitu saja.
Makanya diputuskan untuk mengirim asisten ke Yuki yang
menghadapi kendala dalam menghilangkan saksi.
Dia juga memperhitungkan fakta musuh yang perlu dihilangkan
mungkin terkait dengan pengguna ninjutsu bernama Kokonoe Yakumo. Dengan kata
lain, dia jauh dari orang biasa.
Namun, pembunuh yang dipilihnya untuk membantu「dikalahkan oleh korban selama perburuan」 hari ini.
Bagi Morozumi, ini kesalahan perhitungan yang tak terduga.
Selain itu, karyawan dengan nama kode 『Jack』 tidak dikalahkan oleh targetnya sendiri, seorang siswa SMP, melainkan
oleh seorang gadis tertentu yang identitasnya masih belum diketahui.
「Gadis」 ini tidak membunuh Jack. Meski
serangannya tiba-tiba, ternyata dia memiliki kemampuan untuk menetralisir tanpa
membunuh. 「Gadis」 ini menangkis tidak hanya Jack, tetapi juga Yuki.
Mungkin 「gadis」
ini ada hubungannya dengan Kokonoe Yakumo?
Namun, 「gadis」
ini menggunakan pistol jarum.
Kokonoe Yakumo tidak menyukai senjata. Ini salah satu rumor
yang cukup terkenal tentang dia.
Atau rumor tentang 「ketidaksukaannya
pada senjata」 dimulai oleh Kokonoe Yakumo sendiri untuk menyesatkan?
Atau senjata 「gadis」
ini seperti pistol, tetapi itu sebenarnya sesuatu yang lain?
Jack yang pingsan dijemput oleh karyawan organisasi bahkan
sebelum orang yang lewat melihatnya. Jarum sepanjang 5,8 cm yang dicabut dari
bahu kanan dan kedua kakinya ternyata hanya potongan besi. Hanya jarum tanpa
catu daya dan sirkuit elektronik. Jarum juga tidak dilengkapi dengan fungsi
senjata bius nirkabel.
Namun, luka bakar ditemukan di sekitar tempat jarum tertancap,
kemungkinan karena sengatan listrik.
Mungkin selama tembakan, kabel dihubungkan ke jarum tempat
arus dilepaskan? Atau ini teknologi baru yang memengaruhi melalui transmisi
listrik nirkabel?
Atau───ini sihir?
Baik Jack maupun Yuki bilang 「gadis」 ini tiba-tiba muncul entah dari mana.
Menurut Yuki, yang terlibat dengan 「gadis」 ini dalam pertarungan
langsung, selama pertarungannya, 「gadis」 ini tidak menggunakan apapun yang
terlihat seperti sihir.
Mungkin dia seorang ninja dengan kekuatan super untuk
mengontrol aliran listrik?
Ada terlalu banyak hal yang tidak bisa dipahami.
Satu-satunya hal yang diketahui pasti adalah hari ini mereka
tidak dapat menghilangkan saksi lagi.
Morozumi tidak terlalu kecanduan alkohol. Tapi dia hari ini
benar-benar ingin mabuk.
◊ ◊ ◊
Sehari setelah pembunuhan Shiba Tatsuya gagal, kali ini
dibatalkan berkat campur tangan yang melebihi semua harapan.
Yuki mengenakan kembali seragam SMP miliknya.
Itu pakaian pelaut dari sekolah SMP swasta, tempat target dan
adiknya.
Tapi tidak seperti terakhir kali, dia pergi ke sekolah sebelum
Shiba Tatsuya.
"Selamat pagi."
Dia menyapa dengan sopan dan berjalan melewati gerbang
sekolah. Dia tidak lupa melampirkan kartu ID ke pembaca nirsentuh. Pemilik ID
seharusnya hari ini tidak masuk. Jika dia memiliki ID ini, wajahnya tidak akan
diverifikasi atau ditemukan hingga terjadi insiden, bagian dalam sekolah tidak
ditinjau oleh kamera pencegahan kejahatan dan pergerakan kartu identitas tidak
dilacak.
(Terima kasih atas sistem perlindungan privasi ini.)
Terkekeh pada dirinya sendiri, Yuki berjalan menuju ruang
kesehatan sekolah. Dokter sekolah pasti terlambat hari ini. Siswa yang meminjam
ID seharusnya tidak masuk. Oleh karena itu, jika Yuki berpura-pura tidur di
ranjang ruang kesehatan, tidak mungkin ada yang menemukannya.
Lalu saat kelas dimulai, hal yang sama berlaku untuk semua
fasilitas sekolah, kecuali ruang kelas. Dalam kondisi seperti itu, dia dapat
dengan mudah mendekati tujuan. Kali ini akan dilakukan sebelum ada yang campur
tangan. ───Ya, aku pasti akan membunuhnya.
Satu-satunya yang tersisa sekarang adalah menunggu.
Yuki menarik selimut menutupi kepalanya dan berbaring
───berpura-pura tertidur.
◊ ◊ ◊
Fumiya melihat ke arah SMP Tatsuya. Ada semacam balon iklan
yang sesekali memasuki wilayah udara ini, lalu hari ini mereka mendapat izin
untuk menggunakannya.
"Sayangnya, seperti yang diduga, kita tidak bisa melihat
apa yang terjadi di dalam dari langit."
Fumiya mendengar laporan seorang pria berjas hitam dengan
wajah tertunduk.
"....Kurokawa, apa maksudmu?"
“Ada dua orang yang menyembunyikan niat membunuh. Salah
satunya gadis kemarin.”
"....Kurasa namanya .... Hashibami Yuki?"
“Sepertinya dalam organisasi lebih sering dikenal dengan nama
kode『Nut』. Aku tidak bisa bilang dengan pasti keberadaannya di gedung
sekolah, karena persepsiku terganggu oleh tanda-tanda kehadiran ratusan siswa
dari sekolah ini....”
Setelah jeda, Kurokawa menatap Fumiya dengan tatapan menyesal.
"Jadi kamu masih harus menyusup ke sekolah───Yami
ojou-sama."
"Umm...."
Fumiya mengenakan seragam sekolah SMP yang dihadiri Tatsuya.
Seragam pelaut wanita.
“Penyusupan itu perlu, ini bisa dimaklumi. Tapi mengapa perlu
dengan kedok seorang siswi....!”
"Karena kamu mungkin berhadapan langsung dengan pembunuh
kemarin .... Apa kamu ingin disalahpahami: Ojou-sama
ini ternyata seorang laki-laki .... kecanduan berdandan dengan pakaian wanita?"
"Aku laki-laki! Tidak ada hal yang salah!"
"Ya, aku tahu."
Fumiya menggigit bibirnya melihat tatapan ramah Kurokawa yang
diarahkan padanya.
Terlepas dari semua keluhannya, Fumiya tahu betul ini diperlukan.
Kalau tidak, dia tak mau memakai seragam pelaut.
"....Aku pergi."
"Hati-hati."
Fumiya menuju pintu gondola kapal udara.
Fumiya turun dari kapal udara ke atap gedung sekolah. Tentu
saja, dia tidak melakukan sesuatu yang luar biasa seperti terjun payung.
Singkatnya, dia menggunakan sihir Mock-Teleportation.
Untuk Mock-Teleportation, tidak ada perbedaan antara gerakan
horizontal dan vertikal. Terbang satu kilometer secara horizontal bagi pengguna
memiliki kesulitan yang kira-kira sama dengan menuruni seribu meter secara
vertikal. Gravitasi juga bekerja saat turun dengan bantuan sihir, tetapi karena
kekhasan sihir ini, selama pendaratan Fumiya berada dalam kondisi hampir tidak
bergerak.
Sebelum memasuki gedung sekolah dari atap, Fumiya mencoba
menggunakan 『Cermin Cahaya dan Bayangan』.
Fumiya belum menguasai teknik ini sebaik Kurokawa, tapi dia sudah tahu cara
menggunakannya pada level praktis.
Dia pikir bisa mendapatkan informasi yang lebih rinci ketika
lebih dekat ke tujuan, tetapi sinyal dari para siswa masih terlalu banyak dan
dia hanya bisa mendapatkan perkiraan lokasi. Remaja selalu penuh energi.
Kekuatan hidup yang secara tidak sadar mereka pancarkan bekerja sebagai
gelombang gangguan untuk teknik membaca tanda kehadiran.
(Keduanya ada di lantai pertama .... gadis kemarin ada di
suatu tempat di dekat pusat gedung sekolah, orang lain ada di ujung gedung....)
Pertama, Fumiya bergerak ke arah orang kedua.
Gedung SMP ini memiliki empat lantai. Agar tidak menonjol,
Fumiya berjalan menuruni tangga dengan langkah pelan dan terukur.
Ketika sampai di lantai tiga, satu per satu siswa mulai
memasuki ruang kelas. Waktu untuk memulai kelas semakin dekat.
Secara umum, Ayako, saudara kembar Fumiya, berspesialisasi
dalam misi penyusupan, dia sendiri lebih rentan terhadap pertempuran sihir.
Jika Ayako ada di sini, bukan dia, Ayako bisa masuk ke kelas seolah-olah tidak
terjadi apa-apa dan berdiri diam di sudut, tanpa diketahui oleh guru atau
siswa. Dengan sihirnya, dia bisa menjadi hampir transparan.
Tidak ada cara bagi Fumiya untuk menyelinap ke dalam kelas
tanpa ada yang menyadarinya. Dia hanya bisa berjalan melalui koridor sepi.
Namun, dia adalah putra tertua keluarga Kuroba yang dianggap
sebagai「badan intelijen」dari keluarga Yotsuba. Dia juga
seorang penyihir dengan kecenderungan tinggi untuk sihir psikis. Ada banyak
cara untuk menghindari deteksi di gudang senjatanya.
Fumiya menekan kombinasi tombol yang diinginkan melalui kain
pada CAD yang tersembunyi di bawah lengan seragam pelaut. Dia memperoleh
kemampuan untuk melakukan hal-hal seperti ini selama pelatihan khusus yang
diperlukan untuk aktivitas intelijen, bersamaan dengan pelatihan sihir.
Urutan aktivasi muncul di bawah seragam pelaut dan sihir
Fumiya diaktifkan.
Secara eksternal, tidak ada perubahan yang diamati. Namun,
Fumiya mengangguk puas, menuruni tangga ke lantai dua.
Di mana dia segera bertemu guru.
Pengajaran berbasis terminal umum sudah ada di sekolah SMP, tapi
guru dari setiap mata pelajaran tetap harus berada di kelas untuk
menindaklanjuti siswa, menjawab pertanyaan, dan membantu siswa yang tertinggal.
Ini skema pengajaran saat ini di sekolah SMP. Ada diskusi yang sedang
berlangsung di ruang kelas sekolah SMP, yang perencanaan dan pelaksanaannya
merupakan tugas guru.
Jadi, setelah siswa berada di kelas, gambaran yang diharapkan
adalah guru berjalan melewati koridor.
Mereka baru saja lewat. Tatapannya tertuju pada Fumiya hanya
sesaat, tetapi mereka tidak memperhatikannya, memalingkan muka seolah-olah mereka
mengungkapkan pikiran 「ini bukan urusanku」.
Sihir gangguan mental 『Dull
Eye』. Ini sihir yang membuat lawan merasa perlu untuk berpaling.
(Note: [『凶眼』 Secara harfiah “Mata kegagalan / masalah”.)
Dengan kekuatan penuh, sihir 『Dull
Eye』mampu menyebabkan serangan panik pada musuh, lalu di bawah
pengaruh kepanikan ini, membuat musuh bunuh diri. Tapi dalam situasi ini, kekuatan
yang digunakan cukup untuk membuatmu berpikir「ini
siswa bermasalah yang tidak ingin aku tangani」.
Karena kekuatannya dikurangi, Fumiya mampu menjaga Dull Eye
untuk waktu yang lama. Tanpa henti, dia terus berjalan ke arah sumber haus
darah yang ditemukan.
◊ ◊ ◊
Bel sekolah berbunyi.
Setelah menunggu lima menit lagi, Yuki bangkit dari tempat
tidur di ruang kesehatan dan mulai beraksi.
Dia meninggalkan kartu ID di tempat tidur. Mulai sekarang,
kartu ini mungkin dapat memberi tahu sistem keamanan tentang lokasinya, malah bisa
menjadi gangguan.
(Kelas pemuda itu ada di....)
Menarik informasi partnernya dari ingatannya, Yuki menuju
tangga.
Di sekolah ini, ruang kelas tahun ketiga terletak di lantai
empat. Semakin jauh jarak yang ditempuh, semakin besar risiko terdeteksi. Ia
menebusnya dengan kecepatan gerakannya, Yuki berlari menaiki tangga ke lantai
atas.
Dia bisa berlari diam-diam, tapi dia tidak bisa menahan fakta
roknya naik sedikit karena berlari. Yah, tidak ada yang melihatnya juga. Gadis
mana pun yang menggantikan Yuki pasti ingin mati jika mereka melihat roknya
saat dia mengenakan seragam SMP, ditambah usianya yang tujuh belas tahun.
Prihal utama saat ini tidak ada indikasi saksi mata. Menurut
informasi awal, diketahui kamera pencegah kejahatan dapat diabaikan hingga
terjadi sesuatu.
(Dengan kata lain, aku hanya punya satu percobaan.)
Aku tidak dapat melakukan apapun dengan
perekaman video. Namun, jika tidak ada pemantauan real-time, maka insiden itu sendiri dapat terjadi.
Menembakkan proyektil gas khusus yang menciptakan tabir asap
di ruang kelas Shiba Tatsuya dan memanfaatkan kebingungan untuk menyerang lebih
dulu. Ini adalah rencana Yuki.
Gas yang disiapkannya menyebabkan efek keracunan pada manusia.
Tapi efek ini tidak cukup kuat untuk membuat pingsan seketika. Tetapi bahkan
jika dia dituduh munafik, mengklaim dia mengekspos efek samping gas ini kepada murid
sekolah yang tidak terlibat, dia akan menjawab, dia tidak melakukannya dengan
seenaknya.
Untungnya, tidak ada orang di lorong lantai empat. Juga tidak
ada tanda-tanda kehadiran mereka yang ingin ikut campur.
Omong-omong .... kemarin 「gadis」 itu muncul tiba-tiba tanpa ada tanda-tanda kehadiran. Oleh
karena itu, meskipun persepsinya tidak menangkap apapun, itu tidak menjamin「gadis」 itu tidak berada di suatu tempat
di dekatnya. Yuki tidak bisa santai.
Berjongkok rendah, Yuki merayap menuju pintu ruang kelas
targetnya.
Di dalam, keheningan yang mematikan menguasai.
Lebih tepatnya, tanda-tanda kehadiran orang bahkan tidak
terasa dari sana.
(....?)
Bingung, Yuki membuka pintu sedikit dan melihat ke dalam.
(....Apa?)
Pada saat itu, Yuki akhirnya menyadari kenapa dia tidak merasakan
tanda-tanda kehadiran seseorang. Ruang kelas kosong.
(Apa mereka di kelas lain? Atau kelas olahraga?)
Kelas ini kemungkinan besar memiliki pelajaran di ruangan yang
berbeda.
Tapi Yuki tidak dapat menyangkal dia putus asa, awalnya
mengira ini tipuan dan mereka menunggunya di sini.
Setelah itu, dia merasakan tanda-tanda seseorang menaiki
tangga yang sama dengannya menuju ke sini. Pada saat yang sama, dia menyadari
saat dia berjongkok, kemungkinan berhasil melarikan diri lebih dalam ke koridor
berkurang secara signifikan.
Perasaan ragunya hanya sesaat
Yuki berlari ke ruang kelas, berusaha untuk tidak membuat
suara keras, menutup pintu di belakangnya dan bersembunyi di bawah meja guru.
◊ ◊ ◊
Sesampainya di tempat tujuan, Fumiya mendapati dirinya berada
di ruang petugas kebersihan. Itu sedikit berbeda dari ruang pembersih yang
biasa ditemukan, misalnya, di hotel. SMP ini tidak memiliki jadwal pembersihan
tersendiri. Agar tidak memaksa siswa untuk membersihkan diri dan menciptakan
kondisi yang tidak sehat (lagipula, mereka tak tahu cara membersihkan dengan
benar), pekerja pembersih profesional dipekerjakan. Perusahaan pembersih juga
bertanggung jawab atas penggantian peralatan dan perbaikan kecil.
Di sekolah swasta modern, bentuk layanan ini tidak jarang.
Jadi, ruangan ini adalah ruang ganti untuk petugas kebersihan
yang masuk dan sekaligus gudang untuk penyimpanan sementara alat kerja mereka.
(Itu artinya aku harus memverifikasi identitas mereka ....
tidak, hentikan....)
Fumiya menghilangkan keraguan berbasis prasangka dari
pikirannya. Dia merasakan kehadiran seorang pria yang menyembunyikan haus
darahnya di sini, ruangan ini merupakan tempat sangat nyaman bagi penyusup yang
masuk dari luar untuk bersembunyi. Menjadi kesalahan untuk berpikir mereka
tidak ada hubungannya dengan itu.
Tak ada seorang pun di dalam ruangan. Jika pembunuh menjadi sumber
dari haus darah ini, maka dia sudah mengambil tindakan───
(───! Mengapa aku merasa kedinginan di sini?!)
Fumiya bergegas kembali ke tangga.
Kelas Tatsuya sekarang dalam pelajaran olahraga dan tidak ada
yang tersisa di kelas. Ini kesempatan sempurna untuk melakukan sesuatu di sana
.... seperti menanam bom.
(Pelajaran baru saja dimulai.)
Sekalipun bom sudah terpasang, masih ada cukup waktu untuk
menjinakkannya. Menekan ketidaksabarannya, Fumiya bergegas menaiki tangga.
◊ ◊ ◊
(───Sial, seseorang masuk.)
Yuki, bersembunyi di bawah meja guru, secara mental mengutuk terengah-engah,
ketika suara pintu terbuka dan langkah kaki mendekat.
Itu terdengar seperti langkah kaki seseorang. Dia terlihat
seperti membawa sesuatu yang berat.
Dilihat dari ritme langkahnya, orang ini tidak waspada. Atau
dia berusaha untuk tidak waspada?
Yuki dengan hati-hati mengintip dari sisi meja.
Dengan cepat melihat ke arah tangga, dia segera bersembunyi.
(Orang itu───!)
Dia hanya melihatnya dari belakang, tapi tidak salah lagi.
Pria yang menyelinap ke dalam kelas ternyata rekannya, 『Bobby』 penyuka bom.
Dia mengenakan setelan kerja yang disebut overall. Di
pinggangnya ada tas pinggang besar yang dilingkarkan di punggungnya. Meskipun Yuki
hanya melihat sesaat, dia bisa melihat logo perusahaan kebersihan di
pakaiannya.
(Tch .... seharusnya aku juga melakukannya.)
Membobol sekolah dengan menyamar sebagai petugas kebersihan
sambil membuat rencana sepertinya pilihan yang tidak bisa diandalkan.
(Sialan, Kuroko kenapa kamu tidak menggunakan metode yang sama
dengan Bobby .... tidak)
Awalnya Yuki marah pada partnernya, tapi kemudian dia menyadari
dia salah.
Bobby berspesialisasi dalam pembunuhan eksplosif.
Untuk menghabisi target dengan ledakan, dia perlu menanam bom.
Lalu sebagai prasyarat, dia juga harus menembus wilayah
target.
Supaya berhasil menjalankan tugasnya sebagai seorang pembunuh,
Bobby telah lama mengembangkan dan menerapkan berbagai teknik penyusupan yang
berbeda.
(Tapi aku masih belum bisa menghormatinya.)
Yuki percaya profesionalisme semacam ini sangat penting. Tapi
pada akhirnya, dia tetap seorang pengebom yang tidak bisa membunuh target tanpa
melibatkan banyak sekali orang tak bersalah saat dia berada di tempat aman.
Setidaknya dia bukan pembunuh yang cocok untuk bekerja di kota.
(....Kamu harus bekerja di instalasi militer dan tempat
persembunyian teroris.)
Meski begitu, Yuki tidak yakin.
Pikirannya sekarang dipenuhi dengan permusuhan. Meskipun
pelatihan ninja orang tuanya tidak sepenuhnya selesai, tubuhnya dilatih dalam
teknik siluman ke tingkat kelas satu.
Tidak menyadari tatapan Yuki, Bobby si Pembom Iblis,
mengenakan setelan, berjalan ke barisan dekat jendela.
Ketika Yuki memandangnya, dia melihat Bobby memegang sesuatu
di kedua tangannya, kemudian dia akhirnya menyadari apa itu.
Bobby membawa kursi model yang sama dengan yang digunakan di
sekolah ini. Kursinya terbuat dari plastik dan bagian belakangnya diperbaiki.
Keempat kakinya memiliki fitur penyesuaian ketinggian bawaan yang secara
bersamaan menaikkan atau menurunkan kursi dengan satu sentuhan. Itu barang yang
cukup mahal untuk sekolah SMP. Jika ini sekolah negeri, mereka tidak akan
mengalokasikan anggaran untuk ini. Oleh karena itu, ini bisa disebut
inventarisasi, yang hanya dimiliki oleh sekolah swasta.
(Ganti kursi....? Itu....)
Yuki memutuskan dia mengerti maksud Bobby. Yuki menyimpulkan dia
ingin mengganti kursi target dengan kursi ranjau. Rencananya sensor tekanan
akan terpicu saat seseorang duduk di kursi. Atau mungkin itu ledakan pengatur
waktu?
(Jika cukup untuk meledakkan musuh yang duduk di kursi saja,
maka kamu tidak perlu membuat bom dengan kekuatan yang cukup untuk menghancurkan
seluruh ruangan .... jika tidak, itu bisa mengenai lima atau enam orang....)
Jika Bobby berencana melibatkan puluhan orang yang tak bersalah,
maka Yuki memutuskan untuk turun tangan. Dia tidak akan mengabaikan pembunuhan
yang bertentangan dengan prinsipnya hanya karena dia dikirim untuk
menyelesaikan pekerjaan yang tidak bisa dia selesaikan.
(Jika hanya lima atau enam orang....)
Yuki berpikir jika jumlah korban tidak lebih dari level ini, dia
tidak akan mengganggunya. Namun nyatanya, dia tidak ingin dua atau tiga orang mati
.... tidak, bahkan satu anak yang tidak bersalah (siswa SMP tidak diragukan
lagi「anak-anak」 dibandingkan dengannya) mati,
apalagi lima atau enam. Namun, perusahaan memanggil Bobby untuk membantu
pekerjaan Yuki.
Awalnya, pembunuhan anak sekolah ini seharusnya dilakukan oleh
Yuki sendiri. Oleh karena itu, salah jika dia mengganggu pekerjaan Bobby.
Apalagi jika berbicara tentang mereka yang tidak terlibat, maka Shiba Tatsuya
sendiri juga hanya menjadi saksi mata dari TKP.
Tentu saja, musuh tidak terlihat seperti anak sekolah
sederhana yang siap menjadi korban. Oleh karena itu, perasaan bersalah
terhadapnya lebih lemah. Namun, fakta dia mencoba mengambil nyawanya untuk
kenyamanannya sendiri tidak berubah. Yuki sepenuhnya mengerti pembunuh
seharusnya tidak memiliki perasaan bersalah, dan 「prinsip」nya tidak lebih dari kemunafikan.
Aku mengerti tapi....
Apakah ini perasaannya yang sebenarnya dan dia yakin akan hal
itu, itu cerita lain.
Yuki mendecakkan lidahnya secara mental.
(....Jangan bingung. Ayo selesaikan dengan cepat.)
Duduk di bawah meja guru, Yuki secara mental memaki rekannya.
Yuki ingin keluar dari sini secepat mungkin. Dia tidak yakin
bisa terus mengamati instalasi bom dengan tenang.
Yuki tidak terlalu ingin terlihat di mata rekannya. Tetapi
meskipun mereka bertindak secara terpisah, tanpa aktivitas bersama, mereka
adalah anggota dari organisasi yang sama dan pada saat ini, mengejar suatu
tujuan.
Gaya kerja mereka sangat berbeda satu sama lain, jadi dia
tidak harus membantunya.
Untuk keluar dari ruang kelas ini, Yuki hanya perlu merangkak
keluar dari bawah meja sempit ini dan menyapa rekannya.
Tapi dia terus bersembunyi, menahan perasaan tertindas ini.
Mungkin Yuki muak dengan pemikiran dia menyetujui pembunuhan
dengan bom?
Atau dia hanya tidak tahu waktu yang tepat?
Terlepas dari alasannya, dia tidak tahu apakah benar untuk
tidak menunjukkan dirinya saat ini.
Penempatan bom sepertinya sudah selesai. Bobby mengambil kursi
yang diganti dan berbalik.
Lalu pada saat itulah pintu belakang kelas terbuka.
Bobby mulai memperlihatkan tanda-tanda antusiasme.
Namun, Yuki tidak berani menuduhnya ceroboh. Karena itu juga
mengejutkannya, tidak ada tanda-tanda kehadiran di luar.
(Aku tidak bisa menangkap tanda-tanda kehadiran?!)
Melihat dengan hati-hati dari bayang-bayang meja guru, Yuki
melihat seorang siswa mengenakan seragam sekolah.
(Seorang yang tidak ikut? Atau dia melupakan sesuatu di kelas?
Tidak, aku meragukannya!)
Seorang siswa biasa seharusnya tidak bisa menghapus
kehadirannya dengan begitu sempurna.
"....Apa yang terjadi? Kamu lupa sesuatu?"
Bobby menoleh ke siswa itu. Dia juga mungkin merasa gadis ini
bukanlah orang biasa, jadi dia mencoba menyelidiki jawabannya.
(Bodoh!)
Tapi tindakan seperti itu hanya mendorong gadis yang jelas
tidak sederhana ini untuk mengambil tindakan.
Semangat juang pecah pada gadis itu. Tidak cukup kuat untuk
disebut haus darah, tetapi itu tanda-tanda yang cukup dekat dari serangan yang
datang.
(Gadis yang kemarin....!)
Merasakan niat ini, Yuki menyadari siswa ini adalah 「gadis」 yang mengalahkan Jack kemarin.
Pada saat ini, tubuhnya mulai bergerak lebih cepat dari yang
dia pikirkan.
Dari saku roknya, gadis itu mengeluarkan 「pistol jarum」 yang sudah tidak asing lagi.
Tapi beberapa saat sebelumnya, Yuki sudah melempar granat gas
seukuran bola golf.
Ledakan granat menyusul.
Asap abu-abu yang memabukkan dengan cepat menyebar ke seluruh
ruangan.
Menutup mulutnya, 「gadis」 itu berjongkok.
Itu tidak berhasil padanya. Yuki secara intuitif merasa「gadis」 itu entah bagaimana menangkis serangan gas. Bobby menjatuhkan
kursinya dengan suara keras.
Yuki berlari ke arah Bobby, lalu tanpa berkata apa-apa,
menarik lengan bajunya.
Tetap diam, dia terus berlari.
Menyeret sesama pembunuh di belakangnya, yang kakinya terpelintir
karena aksi gas yang memabukkan, Yuki membawanya keluar dari ruang kelas.
◊ ◊ ◊
Di ruang kelas yang dipenuhi dengan pemandangan pemblokiran
gas abu-abu, Fumiya, dengan suara dan tanda kehadiran, menentukan dua orang di
ruangan telah pergi melalui pintu depan.
Jendela terbuka dengan sendirinya dan gas sepertinya keluar.
Fumiya yang mengeluarkan gas menggunakan sihir, karena dia tidak perlu lagi
khawatir seseorang melihat kemampuannya.
"....Apa yang mereka lakukan di sini?"
Sumber haus darah yang ditemukan Fumiya mungkin adalah
keduanya. Jelas, ini para pembunuh yang mengincar Tatsuya.
Tapi sekarang dia khawatir dengan pertanyaan: apa yang
dilakukan pria itu di sini dengan pakaian kerja?
(Lebih baik tidak menyentuh apapun.)
Pria itu menjatuhkan kursi. Sepertinya itu kursi Tatsuya. Di
meja Tatsuya ada kursi lain, mungkin digantikan oleh pembunuh itu. Jika dia
menggunakan otaknya setidaknya sedikit, dia bisa menebak ada sesuatu yang dipasang
di kursi ini. Misalnya jarum beracun yang mencuat saat seseorang duduk di kursi
atau bom yang meledak karena diberi beban.
Fumiya mendorong rambut wig dengan tangan kirinya dan menekan
tombol pada komunikator yang dimasukkan ke telinganya.
『Kurokawa di sini. Sesuatu terjadi? 』
Jawabannya segera datang. Meskipun perangkat komunikasi ini
berukuran mini, namun memiliki kepekaan yang baik.
"Aku akan mengirimimu kursi yang ditinggalkan oleh si
pembunuh."
Meski tidak ada seorang pun di kelas selain Fumiya, dia tetap
berbicara dengan suara yang sesuai dengan penampilannya. Tampaknya
penyamarannya hampir sempurna sampai dia kehilangan konsentrasi.
『Sebuah bom ditanam di kursi Tatsuya-sama?』
"Ada kemungkinan itu."
Aku tidak bisa
membiarkannya tanpa pengawasan dan pergi begitu saja.
Meskipun Fumiya tidak mengatakannya dengan lantang, Kurokawa
memahami niatnya tanpa basa-basi.
『Oke. .... Mengerti.』
Jeda antara dua kata terakhir mungkin karena dia membuka pintu
kapal udara. Setidaknya begitulah cara Fumiya mengartikannya.
"Aku mengirimkannya."
Kata Fumiya, lalu mengaktifkan tiga sihir satu demi satu.
Dia mengangkat kursi ke udara dan ke luar jendela.
Dia mengelilingi kursi dengan penghalang anti-objek. Ini untuk
menghindari puing-puing berhamburan jika meledak saat bergerak.
Akhirnya, dia naik ke kapal udara menggunakan Mock-Teleportation.
『Paket di terima.』
Tanggapan datang segera setelah pengiriman. Mengingat sifat
sihir ini, cukup jelas pengirimannya singkat.
"Jangan lupa penghalangnya."
『Tentu saja.』
"Aku akan kembali mengejar."
『Apa aku harus mengirim tim pembersih?』
「Tim pembersih」 yang dia maksud bukan tim
penjinak bom, tapi tim yang didedikasikan untuk menghilangkan musuh yang dikalahkan.
Mereka sering berurusan dengan 「pembuangan mayat」, jadi mereka disebut tim pembersih.
Fumiya mempertimbangkan usulan Kurokawa sekitar setengah
detik.
“Tolong tunggu di luar sekolah. Aku akan memberi sinyal ketika
yakin tidak apa-apa bagimu untuk masuk."
『Mengerti.』
Fumiya sudah bergerak ketika dia mematikan perangkat
komunikasi. Melangkah keluar ke lorong, dia mendengarkan dengan cermat. Dia tidak
memiliki kemampuan untuk dengan bebas membaca catatan fenomena yang terukir di
dunia ini, seperti buku terbuka di depan matanya. Namun, dia bisa dengan mudah
membaca jejak pergerakan orang.
Sihir spesifiknya menimbulkan rasa sakit langsung ke pikiran manusia.
Sihir itu tidak bisa digunakan jika dia tidak dapat mengenali esensi pikiran
yang ingin disakiti. Dia sangat pandai menangkap gelombang yang dipancarkan
oleh pikiran.
Fumiya mulai bergerak dengan langkah diam dan kecepatan yang
sebanding dengan berlari.
◊ ◊ ◊
Saat Yuki menuruni tangga dari lantai dua ke lantai satu, dia
menyadari mereka sedang diikuti.
Tidak ada suara langkah. Namun, seiring dengan kekuatan
fisiknya, panca indera Yuki juga meningkat. Telinganya menangkap bagaimana
sesuatu terus-menerus menghalangi suara halus yang datang dari ruang kelas yang
berbeda.
Seseorang bertubuh kecil mendekat. Yuki tahu ini dari
pengalamannya sendiri.
"....Apa mereka mengejar kita?"
Tanya Bobby pada Yuki yang masih belum bisa berjalan normal.
Sepertinya dia juga memperhatikan pengejar itu, tapi dari tingkah laku Yuki.
Bobby masih belum pulih dari efek gas. Karena alasan ini, larinya
pelan. Tapi Yuki yang menggunakan gas.
Dalam situasi tadi, itu diperlukan, tetapi pada saat yang sama
Yuki tidak ingin meninggalkannya. Jadi sekarang dia membantunya berjalan,
memberinya bahu untuk menopang.
"Ya."
"Dekat?"
"....Ya."
Jika dia membiarkan semuanya apa adanya, mereka tidak akan
punya waktu untuk melarikan diri. Menanggapi pertanyaan Bobby, Yuki jelas
menyadari hal itu.
"Nut, tinggalkan aku."
Anehnya, Bobby sendiri yang mengusulkan jalan keluar dari
situasi tersebut. Dia berhenti berjalan dan menjauh dari bahu Yuki yang dia
gunakan untuk menopang.
Yuki juga berhenti dan menoleh ke arah Bobby dengan wajah
khawatir.
"Apa kamu bodoh?"
"Apa katamu?!"
"Bukan apa-apa. Jangan bicara omong kosong."
"....Apa maksudmu?"
"Kamu lemah dalam pertarungan tangan kosong dan gadis itu
bisa mengalahkanmu dengan mudah."
Yuki mengabaikan lelucon Bobby. Sekarang bukan situasi di mana
komedi bisa dipentaskan.
“Lalu jika ini lawan kuat seperti yang kamu katakan, maka jika
tidak ada yang berubah, kita berdua yang kalah. Jika aku tinggal, aku bisa
memberimu waktu."
“Jangan bicara seolah kamu tidak percaya pada dirimu sendiri.
Selain itu, aku tidak mau membawa ini ke kekalahan bersama kita. Karena jika
perlu, aku bisa dengan mudah meninggalkanmu."
Kata Yuki, menyelam di bawah Bobby, dia meletakkannya di atas
bahunya. Dia tidak hanya bersandar di bahunya untuk mendapat dukungan, tetapi menggendongnya
di bahu seperti sekantong semen, kaki di depan dan kepala di belakang.
"Hei, kamu tak mendengarkanku?"
"Begini lebih cepat."
Seperti yang dikatakan Yuki, dia mulai turun dengan kecepatan
yang jauh lebih cepat dari sebelumnya.
"Nut, kenapa kamu pergi sejauh ini untukku?"
"Diam, kamu berisik. Kamu akan menggigit lidahmu."
Seperti yang dikatakan Bobby, Yuki tidak punya alasan untuk
membantunya dengan begitu bersemangat.
Sejujurnya, Yuki bahkan bertanya-tanya: 「Apa yang aku lakukan?」
Sayangnya, ini bukan 「jawaban sendiri yang
mempertanyakan diri sendiri」. Karena tidak ada jawaban.
Nyatanya, Yuki tidak menyukai Bobby. Seiring waktu,
ketidaksukaan ini terus berkembang. Itu bukan masalah penampilan atau karakter,
hanya saja dia tidak menyukai gaya kerjanya yang terdiri dari penggunaan bahan
peledak untuk membunuh. Ungkapan pedas 「Aku
bisa dengan mudah meninggalkanmu」 seharusnya mengungkapkan
perasaannya yang sebenarnya, tapi sekarang dia tidak bisa menjelaskan pada
dirinya sendiri mengapa dia membawanya di bahunya.
Kemungkinan kebingungan ini memengaruhi kecepatan larinya
bukan nol. Namun, faktor penentu pada akhirnya adalah waktu yang dihabiskan
untuk perselisihan verbal.
"Uwaaa!"
Bobby tiba-tiba berteriak, tubuhnya di bahu Yuki tersentak.
Berat badannya tidak terlalu membebani kekuatan fisik Yuki yang lebih kuat karena
Penguatan Tubuh, tetapi ukurannya hampir dua kali lipat. Dengan demikian, Yuki
tidak dapat memegang tubuh Bobby dan menjatuhkannya ketika dia mulai bergetar
tak terkendali.
Saat Bobby jatuh dan berguling menuruni tangga, Yuki melihat
jarum abu-abu gelap mencuat dari punggungnya.
Mengingat jarum ini, Yuki buru-buru berbalik, bahkan lupa
menangkap tubuh Bobby yang meluncur ke bawah.
Dan matanya melebar karena terkejut.
Dia tahu mereka sedang diikuti.
Namun saat ini mereka seharusnya dipisahkan dengan jarak satu
lantai.
Dia tidak mendengar dari arus udara seseorang telah melompat.
Tapi tidak peduli bagaimana dia menyangkalnya, matanya
mengomunikasikan kenyataan kejam ini kepadanya.
Ada seorang gadis cantik dengan gaya rambut bob, mengenakan seragam
pelaut dan stoking hitam.
Mengarahkan laras pistol saku, dia menatap Yuki dengan tatapan dingin.
3 Comments
Yg ditunggu akhirnya lanjut juga
ReplyDeleteNexr
ReplyDeleteNext
Delete